FAKTA

237 17 1
                                    

"Aku tidak tahu, sampai kapan aku terus begini. Yang ku tahu, hanyalah kosongnya hati ini. Karena telah stuk padamu."
-Zevane Steffand Geriel-

Gerbang sekolah.

"Ck, gue telat lagi.", decih Zev ketika ia baru sampai di depan gerbang sekolah. Pasalnya gerbang itu telah ditutup dan digembok. Ia melihat kearah jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.25 WIB.  Artinya ia telat hampir setengah jam. Tak lama, gerbang itu terbuka dan muncul setan tak diundang yang membuat Zev menghela nafas panjang.

"Yaelah, nih nenek lampir ngapain lagi disini. ", Zev memandangi guru killer dan sekaligus guru BK di SMA nya itu dengan tatapan datar.

"Bagusss. Jam segini baru datang. Telat lagi mas?", ucap Bu Meti.

"Ya bu."

"Mau jadi apa kamu Zevane? Tiap hari kerjaannya telat,bolos pelajaran, bikin ulah. Hah??!!", bentak Bu Meti mentah-mentah.

"Ibu ini mikir dong. Cuma nya bisa ngomel-ngomel doang. Rumah saya tuh jauh dari sekolah.", kini giliran Zev yang marah.

"Kamu kok ngajarin saya ya? Mau ngelawan saya kamu?", Bu Meti semakin marah. Dan mengobarkan kilat mata tajamnya kearah Zev, namun yang ada Zev cuek.

"Males. Yang ada ibu saya lempar ke laut mediterania.", perkataan Zev membuat amarah Bu Meti memuncak. Kemudian, Bu Meti menarik kerah baju Zev dan menyeret Zev ke arah lapangan.

"Bu, jangan pegang-pegang ga mukhrim.", ucap Zev. Sebenarnya ia bisa saja menghempas nenek lampir ini. Namun, ia masih memiliki rasa sopan sedikit ke guru. Ya, sedikit.

"Diam kamu!"

"Bu, entar ketahuan Pak Samsul, saya dicekik Bu.", Pak Samsul— suami Bu Meti yang kebetulan juga mengajar disekolah ini. Ia guru Fisika. 

"Bu, Bu Metiiii"

"Bu... lepasin elahhh."

Dan ide konyol Zev muncul.

"Astaga itu Pak Samsul. Aduh, pakek kesini lagi. Gimana nih.", mendengar nama Pak Samsul, Bu Meti refleks melepas tangannya dan melebarkan matanya menerawang kearah lain.
Namun, ia tak menemukan suaminya.

"Zev kamu bohong ya?", tanya Bu Meti.

Hening. Tidak ada yang menjawab, sontak Bu Meti menoleh kearah Zev dan benar saja, Zev telah lari kearah kelasnya dilantai 2.

"ZEVANNNNEEEE!!!!!!!!!!!"

👋👋👋

Disisi lain, Daza sedang berada dirumah sakit. Ia ditemani oleh Avell. Disinilah Daza. Duduk terisak di bangku rumah sakit. Ya, dia sedang menunggu seseorang yang terbaring di ruang ICU.

"Kenapa semuanya jadi seperti ini?", isak Daza.

"Udahlah Daz, lo nggak usah nyalahin diri lo. Itu bukan salah elo. Ikuti aja kata hati elo.", Avell menenangkan Daza yang terisak.

"Tapi sampai kapan? Bertahun-tahun Vell. Lo bayangin jika elo jadi gue? Gimana perasaan elo? Apa lo mampu?", Avell menitikkan airmatanya. Ia tak sanggup bila ia berada di posisi Daza. Entah, sehancur apa dunia Daza sekarang. Ditambah Daza harus akting didepan orang banyak dengan kehidupannya.

Psicopath My Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang