PROLOG

8.7K 349 0
                                    


Umumnya perpisahan adalah hal yang tidak menyenangkan. Terlebih bagi anak kecil yang bahkan belum beranjak remaja seperti dirinya.

Anak lelaki itu menatap sendu tubuh kaku kedua orangtuanya.

Lidahnya kelu, dan hatinya beku.

Ini bukan reaksi normal anak 11 tahun yang baru saja kehilangan dua sosok berharga di depan matanya.

Tapi begitulah yang terjadi. Darah mengalir menggenangi lantai batu di ruangan itu.

Sunyi. Anak itu masih terpaku. Dari sudut matanya ia melihat sesosok bayangan di dekat jendela. Sosok itu begitu besar, dengan mata emas yang menyalang ke arahnya.

Anak itu hanya terdiam. Gemetar pun tidak. Benar-benar hening dengan wajah sendu. Seperti itu hingga sosok itu menghilang. Menghilang bersama malam yang semakin larut.


🍁🍁🍁

.
.
.
.
.

La LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang