Brukk...
"Apa itu?" Tanya Katy kaget. Franda hanya menggeleng. Ia pun tak tahu apa yang terjadi. Keduanya lantas mengalihkan pandangan ke arah suara itu berasal.
"PAKAI MATAMU BODOH!"
Suara bariton seorang pria terdengar begitu lantang ditengah kesunyian perpustakaan itu. Tampaknya suara itu berasal dari seorang pria dengan tuxedo hitam yang berada di sisi yang bersebrangan dengan Katy. Jaraknya cukup jauh dan Pria itu membelakangi Katy sehingga ia tak dapat melihat wajah pria itu.
"Maafkan aku tuan. Aku tidak sengaja. Lain kali aku akan lebih berhati-hati." Seorang wanita terdengar meminta maaf. Dari nadanya jelas terbaca jika wanita itu sedang gemetar ketakutan. Ruangan perpustakaan yang tadinya sunyi pun kian terasa sunyi.
"Emm... Katy, tampaknya kita harus ke aula sekarang. Kita akan terlambat jika terus berada di sini." Bisik Franda sambil menunjuk jam tangannya. Katy mengangguk patuh. Ia lalu mengembalikan buku yang barusan dibacanya, mengambil tasnya lalu pergi dari situ.
*
"Ternyata sudah banyak yang datang. Ayo kita duduk di sana." Franda menunjuk ke arah dua tempat duduk yang masih kosong. Ia lantas berjalan melewati deretan kursi yang sebagian besarnya telah terisi oleh mahasiswa. Sedangkan Katy mengekori Franda dalam diam.
"Kurasa kita akan mendengar ocehan panjang dari pria tua berkumis." Franda terkikik sembari mendaratkan bokongnya di kursi. Sedangkan Katy tersenyum kecil menanggapinya.
Ruangan itu sudah lumayan penuh. Udara terasa lebih sesak dan suasana sangat riuh. Katy memperhatikan sekeliling. Ruangan itu didominasi oleh warna emas dan hitam. Terlihat mewah namun sedikit menyesakkan untuk Katy. Katy kurang menyukai ruangan dengan dominasi warna gelap. Katy memang menyukai kamar yang gelap saat ia tidur, namun ia tak menyukai ruangan gelap saat ia beraktivitas.
Beberapa saat kemudian seseorang menaiki panggung. Orang itu adalah seorang wanita berambut merah bergelombang, berkulit pucat dengan lipstik berwarna gelap. Ia mengenakan setelan baju yang lumayan mencolok. Wanita itu berdiri di belakang mimbar dan mulai berbicara.
"Para hadirin sekalian, mohon perhatiannya, Sebentar lagi acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru akan segera dimulai. Semua perserta acara diharapkan untuk tenang dan mengikuti rangkaian acara dengan tertib."
Seketika semua keributan terhenti. Semua mata tertuju pada wanita di mimbar tersebut. Tak terkecuali Katy dan Franda.
Sesaat setelah semuanya hening, wanita itu kemudian kembali berbicara.
"Terima kasih. Acaranya akan kita mulai sekarang. Sebelumnya saya selaku moderator mengucapkan limpah terima kasih kepada semua hadirin yang telah hadir dalam acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru di B University. Untuk itu pertama-tama kita akan mendengar sambutan dari The Owner of the Black Lotus Corporation yang menaungi Universitas ini. Waktu dan kesempatan diberikan."
Sesaat setelah wanita itu selesai berbicara, seorang pria bertubuh tinggi berdiri dari jejeran kursi paling depan dan berjalan menaiki panggung. Pria itu mengenakan Tuxedo hitam yang sangat pas di tubuhnya.
Pria itu memiliki rambut hitam dan mata biru yang sangat menawan. Perpaduan yang unik. Parasnya tidak bisa dibandingi dengan siapapun di ruangan itu. Semua orang jelas mengagumi paras tampan itu.
Tak tertecuali Katy yang tak bisa melepaskan pandangannya dari pria itu. Namun entah perasaannya saja atau memang itu yang terjadi, Katy merasa pria itu balas menatapnya.
Tatapan itu cukup intens hingga membuat beberapa gadis di depan Katy terkikik salah tingkah. Tak terkecuali Franda. Gadis itu hampir saja membuat keributan dengan berteriak histeris. Beruntung sebelum ia menyelesaikan keributan itu, Katy segera nenutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Luna
FantasíaKaty adalah tipikal introvert yang perfeksionis. Sejak kecil ia sangat menyukai Swiss, dan ia pun akhirnya dapat menggapai impiannya dengan berkuliah di Swiss. Namun impian itu secara perlahan merubah takdir hidupnya. Ia akan melihat sudut pandang l...