prolog

35 7 6
                                    

Melody Miler adalah nama gadis cantik, dengan rambut panjang, bulu mata yang lentik, dan bibir mungil yang merah.

Sudah biasa baginya, jika melihat orang orang tersenyum melihatnya. Menjadi populer sudah biasa baginya, cowok yang menggodanya pun sudah tidak bisa dihitung dengan jarinya.

Setiap saat mendapat surat cinta dari orang orang yang entah siapa saja orangnya, dan hanya meninggalkan nama dan tanda tangan disurat.

"Apaan ini? Mau nyatain cinta pake surat, gak gentle banget!" Ucap Melody, kemudian membuang surat tadi ketempat sampah. Sudah menjadi makanan sehari hari bagi Melody, mendapat surat yang lebay, dan menjijikan.

Melody memang dikenal dengan gadis cantik dan manis, tapi siapa sangka dia adalah salah satu spesies yang childis.

Setelah bosan membaca surat surat dari orang yang Melody tidak kenal, dia memilih membuang semua surat, kecuali satu surat dengan warna hitam tanpa aksesoris.

Mungkin aku memang bukan satu-satunya yang ingin memilikimu, tapi percaya atau tidak hatiku hanya ingin jatuh kepadamu.

RN.

Melody mengernyit, ini satu satunya surat yang menggunakan nama samaran. Melody menyimpan surat itu, setelah itu dia membereskan buku buku novel dan bergegas tidur.

"RN ya? Siapa?" Gumam Melody. Dia memilih tidak ambil pusing, dan memilih memejamkan matanya, untuk menyambut datangnya esok pagi.

***

"Melody bangun!" Teriak Bu Yulia, mamah Melody. Melody menutup kupingnya dengan bantal. "Melody!!!! Bangun!!!" Teriak Bu Yulia lagi.

"Lima menit mahhhh" teriak Melody dengan mata yang masih terpejam rapat. "Lima menit? Dari tadi mamah bangunin kamu! Tapi jawabnya lima menit, lima menit!" ketus Bu Yulia. Ya ini sudah seperti kebiasaan Bu Yulia, membangunkan Melody yang kalau tidur seperti kebo.

Bu Yulia menyibak selimut Melody, namun Melody menarik kembali selimutnya. "Melody! Mamah gak mau tahu, kalau sampai jam enam, kamu belom bangun, kamu berangkat sekolah sendiri!" Ucap Bu Yulia, menutup kembali pintu kamar Melody.

Namun apa yang dilakukan Melody, ya dia tetap tertidur dengan pulas, melanjutkan mimpinya dengan idola dia.

"MELODY!" teriak Bu Yulia, teriakannya sontak membuat Melody kaget bukan main. "Mamah! Gak usah teriak teriak mah! Melody kaget!" Kesal Melody.

Dengan berat hati dia memasuki kamar mandi. Mandi dengan waktu yang cukup lama, yaitu tiga puluh menit.

Setelah selesai, dia ingin mengeringkan rambutnya, namun hairdryer-nya rusak. Kemudian Melody berpikir keras,  bagaimana caranya dia bisa mengeringkan rambut tanpa hairdryer. Akhirnya dia menyalakan kipas dengan kecepatan tertinggi, dan mengeringkan rambutnya disana.

Namun, kejadian na'as terjadi, rambutnya ikut terputar, dengan jantung yang hampir meledak dia mencoba mematikan kipas. Untung rambutnya bisa lepas kembali, tapi rambutnya malah terlihat seperti orang bangun tidur.

"Kampret!"

***

Seperti biasa, suasana pagi hari di ibukota Jakarta macet. Melody melirik jam tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 06.40 yang bertanda Melody sebentar lagi akan telat.

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang