📝📝📝
“Ucha pulaaangg!!”
Setelah melewati macet lama yang membuatnya mengeluh sepanjang jalan akhirnya Charisa bisa sampai ke rumahnya yang berada di kawasan perumahan elit, jauh dari hiruk pikuk ibu kota yang mengganggu.
Pintu baru saja ditutup Charisa, mamanya itu sudah menyambutnya dengan gumamannya disertai suara penyiar berita di televisi. Rupanya mama sedang menonton berita lagi, seperti kebiasaannya.
“Ya ampun anaknya dikacangin,” sindirnya pelan,
Mama menautkan kedua alisnya, “Apaan dikacangin?” sahut mamanya tanpa menatapnya sama sekali,
Charisa menghela nafasnya, lalu ikut duduk di samping mamanya. “Ih sanaan deh! Mandi dulu!!” titah mamanya langsung,
Putri bungsunya itu mengerucutkan bibirnya, paling malas udah baru sampe disuruh mandi padahal kan nggak ada nyemplung ke selokan juga. “Ucha masih wangi juga, ah!”
“Ssst! Jangan berisik!” dan lagi, mamanya masih mengabaikannya namun membiarkan Charisa memeluk mamanya dari samping.
“Berita apaan sih, ma? Serius amat nontonnya,” Charisa menatap bergantian pada mamanya dan layar televisi,
“Kasus tersebut kini ditangani pihak kepolisian, beberapa bagian tubuh yang dimutilasi berhasil ditemukan di beberapa tempat yang tidak jauh dari tubuh asli korban. Identitas korban sudah berhasil diselidiki, namun pelaku masih dalam incaran polisi. Diduga kejadian ini sudah terjadi tiga kali dengan korban yang memiliki ciri-ciri hampir serupa, gadis remaja yang masih menjadi kekasih seorang pria remaja dengan inisial nama C. Pihak kepolisian pun belum bisa menyatakan tersangka C sebagai pelaku karena belum ditemukan adanya bukti.”
Charisa merinding mendengar berita barusan mengenai korban mutilasi, yang mana korban tersebut adalah gadis remaja yang mungkin seumuran dengannya. Mana inisial nama pacarnya itu mirip awalan namanya dengan nama Charisa pula, semakin membuatnya bingung.
Anita, mama Charisa itu menatap putrinya heran, “Cha, kenapa?”
“Eh, ehm.. beritanya serem ma,” komentarnya setelah sempat terdiam saat mengingat sesuatu.
Mamanya itu mengangguk pelan, lalu mengusap lembut rambut panjang putrinya, “Mama nggak bisa bayangin kalau hal kayak begitu terjadi ke putri mama. Makanya, jangan cari cowok sembarangan buat dijadiin pacar!”
“Loh kok? Nggak nyambung ih mama, lagian aku juga nggak lagi kepingin pacaran kok.” Charisa cemberut mendengar petuah tiba-tiba dari mamanya,
“Ya mama cuma mau nasehatin sebelum hal-hal yang nggak diduga terjadi, pokoknya kalau ada cowok yang dekat sama kamu harus dikenalin ke mama dulu sebelum kamu jadian sama dia ya!” Ucap mamanya sambil menyentil jidat putrinya,
Charisa mengusap jidatnya sambil mengangguk, “Iyaa maa..”
“Yaudah, sekarang mandi sana!”
Nah kan, ujung-ujungnya kena usir juga. Pada akhirnya Charisa harus menyeret tubuh lelahnya menuju kamarnya yang berada di lantai dua, padahal ini masih jam 3 siang, nanggung banget kalau mau mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revealed
Fiksi RemajaEkskul yang dinanti-nantikan Charisa akhirnya membuka pendaftaran. Ekskul konseling teman sebaya, di mana setiap siswa direkrut untuk menjadi konselor teman sebaya yang dibawahi oleh guru BK. Para siswa yang berhasil masuk ke ekskul tersebut dibina...