Day 3

457 66 22
                                    

📝📝📝

Kelas Bahasa Indonesia sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu setelah pak Endy memberikan tugas merangkum materi. Anneth terus memperhatikan teman sebangkunya yang terlihat menggerutu tanpa mengerjakan tugas.

“Lo kenapa dah Cha?” Charisa mengerutkan keningnya, menghentikan sejenak tingkah lakunya barusan.

Gadis dengan rambut yang dikepang dua itu menatap horor pada Charisa yang malah terdiam, “Heh! Kesambet lo?”

“Apaan sih, nggak.” elak Charisa,

“Ya terus kenapa tingkah lo aneh gitu? Kalo lo mikirin tentang wawancara nanti udah lah santai aja, kata Deven wawancaranya gak berat-berat banget kok, tergantung lo bisa tanggap ngejawab atau malah otak lo mendadak lemot,”

Charisa menganggukkan kepalanya, mencerna setiap kata yang keluar dari mulut temannya itu. Lalu menggigit bibir bawahnya lagi sembari melirik ke kiri dan kanannya, setelah merasa kondisi aman Charisa menarik kursinya untuk mendekat ke arah Anneth,

“Sumpah deh Cha, lo nggak pernah kayak gini, lo kenapa sih?”

“Lo tau Clinton kelas berapa?” Anneth membulatkan matanya, lalu menggeplak kepala Charisa,

“Demi apapun pertanyaan lo bikin gue kesel!” gerutu Anneth,

Charisa terkekeh pelan, “Ya kan gue nggak tau dia kelas berapa,”

“Tapi gerak-gerik lo kayak mau ngasih tau rahasia besar gitu loh, pake ngumpet-ngumpet segala lagi nanyanya!”

“jadi intinya lo tau atau nggak nih dia kelas berapa?” desak Charisa kemudian,

Anneth menggeleng, “Mana gue tau, kemarin pas lo nanya kenal atau nggak juga gue nggak tau.”

“Lagi ngobrolin apa sih?” Nashwa yang berada tepat di depan Charisa dan Anneth akhirnya membalikan badannya ke belakang,

“Ini nih Ucha rese banget, cuma mau nanyain kelas Clinton di mana aja pake segala kayak mau ngasih tau rahasia negara, sembunyi-sembunyi.” Tunjuk Anneth pada Charisa yang sudah melotot marah,

Nashwa pun sempat terdiam, lalu melirik ke kiri dan kanannya, “Lo kenapa tiba-tiba nanyain cowok itu Cha? Ah, jangan bilang lo ada masalah sama dia?!”

“Ya emang gue lagi ada masalah sama dia,” sahut Charisa dengan santainya sedangkan Nashwa sudah membuka mulutnya lebar-lebar,

“Neth, pesan gue jagain temen lo, udah itu aja deh ya gue mau nikmatin masa SMA gue dengan tenang.” Pesan Nashwa sambil menunjuk Charisa dengan isyarat hati-hati,

Charisa dan Anneth pun sama-sama mengerutkan kening mereka, berasa jadi paling bego dan nggak tau apa-apa tentang permasalahan yang sebenarnya terjadi di sekolah mereka.

Tiba-tiba Anneth memegangi pundak temannya itu, “Cha, jangan ngelakuin yang aneh-aneh ya, lo satu-satunya temen terdekat gue di sekolah ini, gue sebenarnya juga nggak tau apa yang ada dibalik cowok itu, tapi intinya lo udah dapat dua peringatan, dari Deven sama Nashwa, dan lo sekarang dapat peringatan dari gue, please jangan ngeyel ya,”

“Ya ampun Neth, gue cuma mau bayarin buket bunga pesanan nyokap gue ke dia, udah itu aja kok.” Ungkap Charisa akhirnya, minus cerita lain yang ia saksikan sendiri saat kemarin.

The RevealedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang