Day 8

325 64 59
                                    

Wow, cepet up-nya 😱😆
Cepet juga votenya yaa.. Ehehe
Happy reading, dear

📝📝📝

Satu pesan masuk, didahului dengan bunyi denting yang tidak terlalu nyaring. Matanya yang masih fokus dengan jalanan pun menepikan sebentar mobil kesayangannya itu. Ia sempat melirik ke kiri dan kanannya untuk memastikan apakah cukup aman untuk berhenti di sayap jalan.

“Gila!” Pekiknya tertahan saat melihat pesan biasa masuk.

Bukan, maksudnya bukan pesan biasa, maksudnya pesan yang dikirim tidak lewat aplikasi Line atau pun Whatsapp seperti pada umumnya sekarang, tetapi memang hanya lewat messenger. Isi pesannya lah yang membuatnya berpekik, kaget setengah mati melihat pesan dari SMS-Banking yang menandakan ada seseorang yang baru saja mengirimkan uang padanya, nilai uangnya lah yang membuatnya berpekik.

100 juta. Its freaking crazy!! Dia bisa foya-foya!!!

Melihat nama pengirimnya pun membuat dahinya sempat berkerut, lalu ia menghela nafasnya saat mengingat nama terakhir cowok itu. Bukan hanya Clinton Deandron, tetapi ada nama keluarga Ellieson di akhir namanya.

Kepalanya kembali berdenyut memikirkan apakah Clinton dan Clion adalah orang yang sama atau malah mereka hanya memiliki wajah yang sama? Memikirkan hal itu membuat kepalanya semakin sakit.

Namun tidak dengan fungsi otaknya, Charisa langsung membuka laman browsernya, mencari tahu mengenai keluarga Ellieson. Namun yang didapatinya hanya artikel kekayaan keluarga Ellieson, bisnis keluarga dari hasil tambang dan alat berat. Ia sama sekali tidak menemukan nama Clinton disebut dalam artikel mana pun, ia hanya menemukan satu nama, Alexandra Ellieson. Hanya nama orang itu, tidak ada pemberitaan mengenai anak, suami atau bahkan siapa pun di sekitarnya.

“Sumpah, kepala gue makin sakit mikirin ginian. Ah, nama Ellieson kan banyak! Mungkin aja nama itu kayak nama biasa yang ada di ujung nama orang, kayak nama Clinton misalnya. Tapi, uang 100 juta itu nggak sedikit..” Charisa memijat keningnya kembali, ia memikirkan kemungkinan banyak hal yang terjadi.

Matanya kembali terarah pada layar handphonenya, mengusapnya sebentar, “Tapi dengan ini gue yakin banget, Clinton dan Clion bukan orang yang sama, mereka berbeda.” Gumamnya,

Charisa mulai mengabaikan pemikirannya yang entah jauh kemana, ia kembali menyalakan mobilnya dan mencari bengkel terdekat untuk segera memperbaiki mobilnya. Bagaimana pun juga, orangtuanya jangan sampai tahu. Apalagi mamanya. Sudah bisa dibayangkan bagaimana mamanya akan mengomel sepanjang hari tiada henti untuk memberikannya wejangan dan bahkan akan memberinya batasan banyak hal.

Mengingat itu Charisa menggelengkan kepalanya, menghindari untuk menceritakan hal itu pada kedua orangtuanya. Sebaiknya memang tidak usah, ia lebih memilih untuk menyimpannya, lagi.

“Uangnya bakalan gue balikin,” Ucapnya teringat nilai uang yang dikirimkan padanya sangat banyak, ia hanya butuh sedikit untuk memperbaiki mobilnya. Dan tindakan selanjutnya ia memilih jalur kebohongan,

📝📝📝

“Kok pulang pakai taksi? Mobil mana?” Anita berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang dilipat,

Charisa menggaruk tekuknya yang tak gatal, lalu terkekeh pelan. “Tadi ke gores mobil lain—“

“HAH?! CHA?! KAMU NABRAK ORANG?!” Mamanya benar-benar histeris, wanita paruh baya itu langsung berjalan cepat mendatangi putri semata wayangnya, memerika anggota tubuh putrinya apakah ada yang terluka,

The RevealedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang