Happy Reading ^^
..
.
"Apa yang baru saja kalian bicarakan?" Tanya Kiba pada Kakashi.
Kakashi tersenyum lebar seolah baru saja memenangkan jackpot, Matanya nampak berbinar-binar. "Kita harus menjalankan rapat secepatnya! Tuan Uchiha berencana untuk memantau lebih dekat pemasaran yang terjadi di perusahaanya."
Aku yang mendengarnya ikut tersenyum lebar. "Berarti kita akan sering bertemu dengannya kan?" Ujarku dengan Pipi merona.
Astaga, ini memang sebuah jackpot.
Kakashi menjentikkan jarinya. "Sesuai yang kau simpulkan Sakura!"
Kiba mengangguk antusias. "Wah. Kufikir Tuan Uchiha benar-benar merombak ulang Perusahaan ini."
"Yah. Kau benar Kiba, Dia punya banyak rencana membangun yang hebat. Dia bekerja dengan rapi."
Aku lagi-lagi tak bisa menahan senyum.
"Hey! Kenapa denganmu?" Tanya kiba heran. Dan aku segera menggeleng. Sial aku tertangkap basah.
"Ayo makan!"
..
.
.
Saat ini, aku sudah berada di kantin. Bahkan sudah duduk manis dengan makanan di depan meja. Untunglah hari ini tidak ramai, mungkin karna beberapa orang lebih memilih makan diruangan masing masing daripada harus mengantri makanan disini. Atau mungkin divisi lain sedang sibuk-sibuknya bekerja karna perombakan dari Ceo baru itu.
Entahlah.
Yang ada di otakku sekarang hanya makan untuk mengisi energi dan kembali menyusun data.
"Kau tau, Tuan Uchiha itu adalah Orang yang berandal!"
Aku menoleh, menatap beberapa karyawan dari divisi lain duduk tak jauh dariku. Tanganku yang tadi menyuap makanan terhenti, begitu sorakan tak terima yang didominasi oleh para gadis, mulai terdengar disana.
"Bagaimana bisa? Senyuman manis itu sangat berkebalikan dari yang kau katakan."
"Iya!! Hentikan omong kosongmu itu Sora bodoh!"
"Kau itu sudah mencemarkan nama baik Seorang Uchiha!"
"Hey! Kenapa kalian menyerangku seperti ini sih? Ayolah! aku dulu pernah satu sekolah di junior high dengannya" Gerutu pemuda yang dipanggil Sora.
"Dia ditakuti di sekolah kami dulu! Bahkan guru dan kepala sekolah pun tak bisa menegurnya. Kau tau, anak yang bahkan masih duduk di kelas 9 bisa melakukan tawuran antar pelajar, balapan, kelahi, merokok dan bergabung ke perkumpulan gengster? Bukankah itu tak masuk akal? Tapi Tuan Uchiha memang melakukannya. Aku mengatakannya sungguh-sungguh!"Beberapa orang di meja itu tercengang. Begitupun aku yang membulatkan bibir tak percaya.
Wow! Itu kalimat pertama yang masuk kedalam otakku.
Dia sangat nakal..
"Dan asal kalian tau yah! Dia hampir membunuh direktur sekolah karna tidak suka melihat wajah tua itu. Seharusnya tuan Uchiha sudah dimasukkan di rehabilitas remaja. Tapi apa? Dengan kekuasaannya. Dia bisa lolos dengan mudah. Para detektif serta polisi memandang anak itu dengan segan."
"........"
"-Mungkin itu yang membuatnya di pindahkan ke Amerika. Dia membuat keluargannya yang terhormat, bertindak!" sambung Sora. "Tapi, Kurasa dia lebih nakal di Amerika."
Pembicaraan yang menegangkan pun terus berlanjut hingga tak sadar membuatku hampir tenggelam di dalamnya.
Aku menghelah nafas pasrah dan menggeleng. Ayolah sakura sadarlah.
Toh memang kenapa jika tuan Uchiha nakal? Bukankah dari melihat gayanya yang berbeda saja sudah membuat orang-orang langsung menyimpulkan hal demikian. Ayolah.
Aku menghelah nafas lagi. Berusaha tak peduli dan menyuap makan siangku.
Oke perut. Saatnya bersenang senang.
.
.
.
Sekarang sudah pukul 5 sore. Aku masih berada di kantor Dan mungkin sudah akan pulang. Ku gerai rambut sepunggungku yang tadi ku ikat asal lantaran masih sibuk dengan kertas-kertas yang sangat banyak.
Aku mengambil tas serta mengambil separuh survey untuk ku kerjakan nanti malam di rumah. Semoga saja sempat.
Di ruangan Wp pemasaran, sudah nampak sunyi. Hanya ada sekitar 4 orang di sini, Beserta Aku. Mungkin mereka juga sama sibuknya denganku. Aku mengerti.
"Aku pulang dulu!" Seruku menyapa mereka dengan senyum.
"Oh. Nona Sakura! Hati hati!" Balas Rei. Sedang Aku mengangguk dan keluar dari ruangan.
Lorong lantai 15 nampak sepi, Sudah banyak karyawan yang pulang. Mungkin hanya beberapa orang yang masih tinggal di perusahaan ini, memilih untuk lembur agar pekerjaan tak tertumpuk keesokan harinya. Namun kurasa orang-orang itu adalah mereka yang sangat teliti dalam bekerja serta sedikit err- Gila kerja.
Saat sampai di pintu lift untuk karyawan, Aku segera masuk dan menekan lantai satu, Aku hanya sendiri disini. Itu membuatku takut. Semoga saja listrik tak mati sehingga membuat lift ini berhenti dan meninggalkanku sendiri.
Ugh, Aku takut pada hal-hal seperti itu.
Beberapa menit kemudian Pintu lift terbuka, Dan aku cukup lega saat tak terjadi apa apa. Namun, saat lift di depanku juga terbuka,
Tubuhku langsung membeku sengketika.
Aku melihatnya lagi!
Dia berdiri di sana dengan tangan yang sibuk mengetik di ponselnya. Aku menggigit bibir saat dia hanya sendiri tanpa pengawal berwajah garang atau mungkin sekertaris di sampingnya.
Dia benar-benar sendiri!
Dimana penjagaan ketat yang biasa mereka lakukan padanya? Apa yang terjadi?
Aku menelan ludahku saat melihatnya hanya mengenakan kaus hitam saja, jaket bomber hanya di pegang dan matanya tetap terfokus pada ponsel.
Lihatlah.. Dia sangat seksi, tubuhnya ramping, serta otot di bahu yang tertutup kaos benar-benar membuatku tak bisa bernafas.
Saat melihatnya keluar, Aku segera menunduk hormat dan lagi-lagi Dia hanya melewatiku tanpa melirik sama sekali.
Aku menghela nafas kecewa. Oke. Kenapa harus kecewa? Ingatlah Sakura, kau hanyalah segelintir orang yang beruntung bisa bekerja disini. Jangan berharap apapun!
Begitu menegakkan tubuhku, aku berjalan keluar lift dan menatap punggung tegapnya. Serta memikirkan tentang Wanita beruntung mana yang bisa menaklukkan hati pemuda rupawan itu?
Mataku tanpa sengaja menangkap semacam tatto yang memanjang di lengan belakangnya. Tatto yang terlihat abstrak namun memiliki kesan. Aku terus melihat tatto itu, sayangnya menghilang di bahu yang tertutupi baju.
Aku tak percaya jika dia memiliki tatto. Aku serasa menemukan hal baru lagi darinya.
Oke sekarang apa lagi? Hot Guy?
.
.
.
.
Thanks for reading
Jangan lupa vote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Mr. Ceo [END]
RomanceAku melihatnya lagi pagi ini. Dia berjalan dengan penuh kharisma menuju pintu lift yang dikhususkan untuk petinggi perusahaan. Pemuda yang entah mengapa bisa membuat jantungku berdebar secara langsung. Ini aneh. Padahal aku tak pernah dekat ataupu...