5

8K 776 51
                                    

Happy Reading ^^
.

.

.

Ini sudah 2 hari berlalu sejak Rapat mendebarkan yang tak akan pernah ku lupakan. Bahkan senyuman Nakal di bibirnya itu membuatku tak bisa tidur memikirkannya, Sungguh semua itu, bagaikan sebuah misteri yang sulit untuk dipecahkan.

Tapi, aku berusaha tak mempedulikannya sekarang, karna saat ini aku kembali di serbui tugas. Tulisan-tulisan di laptop sudah bagaikan semut berjalan. Tubuhku sangat lelah, sudah 3 jam aku duduk mengerjakan Laporan ini Dan masih belum selesai.

Kurasa kesibukanku ini juga di rasakan orang-orang di ruangan pemasaran. Tak ada lagi suara heboh serta celetukan juga gurauan dari mereka. Yang terdengar hanyalah bunyi ketikan laptop dan komputer, kertas-kertas yang di geser, coretan polpen dan umpatan kecil.

Ruangan ini bagaikan sebuah ruang pertandingan yang tak ada seorang pun mau mengalah. Tak hanya itu, suasananya benar-benar panas, meski sudah di pasang Air conditioner di sudut-sudut dinding.
Entahlah, disebabkan karna aura ketegangan ini atau memang Ac sudah rusak.

Dan aku lagi-lagi berusaha tak peduli dengan itu dan kembali mengetik dengan serius.

Cklekk

Pintu ruangan Divisi pemasaran terbuka. beberapa dari mereka menoleh, sedang Aku terus melanjutkan ketikan yang tak ada habisnya ini.

"Ini luar biasa!" seru seseorang tepat di sampingku membuatku menoleh kaget.

Aku mengerjap bingung, di sana sudah ada Kakashi, atasanku yang berdiri dengan senyum secerah mentari.

"Apa?" Tanyaku heran.

"Proyek rapat yang kita lakukan kemarin sudah dibicarakan oleh Manager keuangan, serta beberapa pegawai penting lainnya."

Aku lagi-lagi mengerjap. Lalu, apa hubungannya dia memberitahuku?

Mencurigakan.

"Jangan berbasa-basi, apa yang anda inginkan tuan Kakashi?" tanyaku dengan bosan. Lihat, dia langsung terkekeh. Aku sudah tau bagaimana atasanku bertindak jika membutuhkan bantuan.

Kakashi meletakkan map coklat di atas meja, membuatku segera membukanya.

"Surat pengajuan." gumamku mulai membaca setiap paragraf yang tertera di sana.

Oh, ini adalah surat permintaan untuk terjun langsung ke lokasi pemasaran agar menjadi bukti tertulis.

"Lalu?" Tanyaku masih bingung. Sungguh! Ini tak ada urusannya sama sekali denganku.

"Berikan pada Tuan Uchiha dan minta tanda tangannya!"

Aku langsung melotot.

"Kenapa harus aku?" Tanyaku masih mempertahankan mimik kaget. Ini pertama kalinya dia menyuruhku pergi meminta tanda tangan seorang Ceo, Biasanya dia yang terjun langsung. Apa lagi yang di fikirkan atasanku ini?

"Pergilah cepat! aku sedang sibuk mengerjakan beberapa Proyek."

Mendengar itu, tentu saja aku langsung berdecak. Sebenarnya aku agak senang dengan permintaan kakashi, kapan lagi aku bisa bertemu dengan tuan Sasuke tepat di ruangan Ceo?

Tapi, lagi-lagi rasa gugup mengalahkan segalanya.

Aku kembali memikirkan kejadian buruk jika aku berada di depannya,
Bagaimana jika aku bertingkah aneh? bagaimana jika aku tak bisa menjawab ketika ditanya? Bagaimana jika dia menatapku seperti di ruangan rapat itu? Bagaimana jikaaa..... Arggghhh.

Love You Mr. Ceo [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang