PROLOG

74 4 1
                                    

There's always first for everything.
Dan yang namanya pengalaman pertama dalam kehidupan remaja pasti rasanya bermacam-macam: senang, seru, sedih, deg-degan... tak terlupakan.
Begitu juga dengan cinta pertama. Rasanya sulit sekali untuk benar-benar melupakannya.

Cinta pertamaku adalah masa SD. Dimana kalian tau masa SD masih sangat kecil untuk mengenal apa itu cinta. Yang ada malah cinta monyet. Cinta yang biasanya dipermainkan. Apakah kalian juga pernah mengalami cinta monyet?

Iya, mungkin sangat sulit untuk menjangkau lebih jauh makna cinta yang sesungguhnya. Tetapi aku melakukan banyak hal indah bersama cinta pertamaku itu. Sampai-sampai hal itu masih bergentayangan di pikiranku. Dan kini kami berpisah, lepas kontak, dan jarang bertemu. Masa indah dan kekanak-kanakan kini berganti dengan masa remaja.
Aku lebih mengenal banyak orang. Entah itu menyebalkan, menyenangkan, dan membingungkan.
Aku harus bersikap lebih dewasa saat ini dan seterusnya. Karena dunia tidak membutuhkan seorang yang bertingkah lugu dan konyol.

Di masa remaja ini rasanya hambar. Iya, aku mengenal banyak orang, tetapi aku lebih senang bersama orang yang benar-benar terbuka denganku. Bukan maksudku untuk mengurung diri dan menghindari pengalaman dari banyak orang.
Kalian juga pasti pernah dalam posisi ini dan kalian juga pasti paham betul apa yang harus kalian lakukan.

Aku dekat dengan seorang lelaki, dia baik dan menyebalkan. Tetapi dia bukanlah lelaki yang aku maksud dan bukanlah lelaki yang aku inginkan. Hatiku mengatakan tidak untuknya.
Bukankah kita harus mengikuti kata hati dan tidak boleh membohongi diri sendiri?

Seiring berjalannya waktu, aku semakin banyak mengalami dilema. Entah itu pekerjaan, keluarga, bahkan permasalahan yang sangat familiar yaitu percintaan.
Aku harus menentukan satu dari seribu pilihan. Aku harus bisa melewatinya dengan bersikap bijaksana dan dewasa.

Hingga pada akhirnya aku bertemu kembali dengan cinta pertamaku kini kami sangat dekat. Walaupun dia sudah memiliki yang lain. Dan pada saat itu juga aku bertemu dengan lelaki lain. Dia terlihat lebih dewasa dibanding dengan cinta pertamaku itu. Dia lebih sering membuatku bahagia dan membuatku menangis. Dia meninggalkanku...

Aku menjadi bodoh saat kembali mengenal cinta yang lebih jauh.
Aku menjadi tergesa-gesa saat kembali mengenal cinta.
Tak banyak kata mari kita baca!

Aku DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang