Dia ke toko buku bersama wanita.
Kira-kira siapa, ya?
Dan kira-kira siapa wanita itu?
Pasti kalian juga sudah tau.
Benarkan?
Manusia kan hobi sekali untuk menebak apalagi berandai-andai."Kaisha, ngapain kamu di sini?" tanya seorang lelaki.
Pertanyaan yang konyol, dikiranya aku sedang bermain perosotan apa?
"Beli bukulah," jawabku ketus.
"Sendirian?"
"Dengan keramaian. Kamu?"
"Dengan pacarku. Kenalin namanya Sarah,"
Baru saja aku menemuinya, sudah memperkenalkan pacar saja.
"Aku Sarah pacarnya Rendi," sembari menyodorkan tangan kepadaku.
Kamu tidak perlu mengatakan 'pacarnya Rendi', Sarah. Aku sudah tau.
"Aku Kaisha," aku berjabat tangan dengannya.
Aku juga sudah menduganya dari awal. Lelaki tampan seperti Rendi mana mungkin masih sendiri.
"Beli buku apa, Kai?" ucapnya basa-basi.
"Buku yang paling bagus untuk dibaca," jawabku sambil memilih-milih buku walaupun aku sudah menemukan buku itu.
"Oh, ya sudah aku dan Sarah ke cafe dulu, ya," ucap Rendi sambil bergandengan tangan dengan Sarah.
"Iya, selamat bersenang-senang,"
Aku tidak sirik apalagi cemburu.
Tetapi apa, ya namanya?
Kalian pernah tidak dalam fase seperti ini?
Mungkin ini bisa dikatakan cemburu, tetapi gengsi saja ingin mengungkapkannya.
Kalian juga seperti ini, kan?Aku langsung membayar buku dan keluar lalu memesan ojek online.
Aku menunggu di pinggir jalan raya. Semoga saja tukang ojeknya tidak kepo.
10 menit aku menunggu. Lama sekali tak sabar aku ingin membaca buku ini.
Tiba-tiba saja...
Pesan dari ojek online:👨Maaf mbak saya gak jadi jemput mbak.
👧Memangnya kenapa, pak?
👨Istri saya tiba-tiba mau melahirkan, mbak. Saya harus buru-buru ke rumah sakit. Maaf, ya mbak.
👧Iya, pak. Tidak apa-apa. Saya bisa cari yang lainnya sehat-sehat ya, pak bayinya.
👨Iya, mbak terima kasih.
Kali ini tukang ojeknya tidak kepo, tetapi tukang ojeknya penuh kejutan. Iya, kejutan karena dia mengabariku kalau istrinya akan melahirkan. Aku harus memesan ojek yang lain. Tidak mungkin, kan aku harus cancel kelahiran anak tukang ojek tadi.
Ketika aku akan memesan ojek. Tiba-tiba ada suara motor di depanku."Lagi nunggu siapa?" tanya seorang lelaki yang baru saja melepas helmnya.
Oh, ternyata mantan ketua osis itu. Keren juga dia kalau naik motor.
"Menunggu ojek, kak," jawabku masih sopan.
"Sudah dipesan?"
"Belum. Otw pesan," sahutku cepat.
"Eh! Jangan biar aku yang antar kamu pulang,"
"Tidak perlu repot-repot, kak. Kakak lanjut saja," aku menolaknya.
"Aku juga mau pulang. Sekalian, yuk!" ajaknya sambil memberiku helm.
"Ya sudah," jawabku mau-mau saja.
Padahal baru beberapa hari kami saling kenal. Sudah seperti akrab saja. Aku jadi ingat Fiki. Dia pernah mengantarkanku pulang.
Masih ingatakan kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dilema
Teen FictionAku Kaisha Fariza, wanita yang tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu. Duniaku berubah sejak aku bertemu lagi dengan cinta pertamaku. Aku juga bertemu dengan lelaki lain yang bisa membuatku lebih tenang dan bahagia. Jantungku berdebar-debar...