BAB 2

39 4 0
                                    

Hari ini hari Minggu. Rasanya bosan sekali jika terus berada di dalam rumah. Aku ingin main dan menikmati Bandung. Selagi ujian belum sangat dekat, aku pasti diperbolehkan ke luar rumah. Tetapi dengan siapa aku main? Mungkin Tasya. Aku akan menghubunginya.

👧Tasya main, yuk!

👩Yuk! Kita sama-sama bosan. Tapi ke mana, ya?

👧Kamu lagi nggak kencan dengan Zain, kan?

👩Awalnya dia mengajakku makan bakso. Tapi aku menolaknya. Aku kesel sama dia. Alasan mau minta maaf harus lewat perantara bakso agar aku luluh. Cara yang kuno.

👧Hahaha. Kalau begitu kita ke mall saja. Bagaimana?

👩Kamu akan beli sesuatu?

👧Tidak. Aku hanya ingin main saja. Tapi nanti belilah sedikit saja, hehe.

👩Sudah aku duga. Mall dekat alun-alun itu, kan?
Aku mandi sekarang juga kita ketemu di parkiran saja. Tunggu aku.

👧Iya. Aku akan memesan ojek online. Sampai jumpa.

Aku pun segera mandi. Sepertinya hari ini akan panas lebih baik aku memakai kaos.

"Mau ke mana, lo? Tumben udah mandi," ejek kakakku yang paling menyebalkan.

"Heh! Setiap hari aku mandi,"

Dasar kakak menyebalkan. Dipikir aku wanita yang jorok, apa. Hari libur seperti saat ini aku juga mandi walaupun agak siang. Tetapi tetap saja aku mandi dan wangi.

"Mending bantu gue ngerjain skripsi,"

"Nggak mau, ah. Itu urusanmu. Aku mau ke mall. Nanti bilang sama Bunda, ya," aku menolaknya.

"Boros," ejek Kak Fira.

"Biarin, bye!" jawabku acuh.

****
"Neng mau ke mall pagi-pagi ngapain?" tanya tukang ojek kepadaku.

"Ada janji, pak,"

"Sama pacar?" lagi-lagi tukang ojek bertanya kepadaku dan sesekali dia melihatku dari kaca spion.

"Sama teman, pak. Saya belum punya pacar," tukang ojek ini kepo sekali.

"Belum punya? Masa cewek cantik seperti neng belum punya pacar?"

"Saya masih SMP, pak!" jawabku ketus

"Oh, jadi masih SMP,"

"Ya. Agak cepat sedikit ya, pak," perintahku kepada tukang ojek menyebalkan itu.

"Iya, neng,"

Baru kali ini aku menemukan tukang ojek yang kepo. Mungkin niatnya hanya bertanya. Tapi bagiku ini berlebihan, karena menanyakan tentang pacar.

15 menit perjalanan yang cukup menyebalkan akhirnya aku sampai di mall. Aku memberi uang pada tukang ojek dan langsung menghampiri Tasya di parkiran.

"Ayo, Kai masuk!" ajak Tasya sambil menarik tanganku.

"Makan dulu, yuk! Aku lapar,"

"Astaga, Kai. Ya sudahlah aku ikut,"

****
"Ternyata enak juga, ya ayamnya," celetukku sambil menikmati memakan sisa-sia daging di tulang ayam.

"Menurutku biasa saja. Mungkin karena kamu lapar,"

"Tapi ini benar-benar enak,"

Aku DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang