Semilir angin perlahan menjatuhkan dedaunan di pinggir jalanan ini, suara klason motor dan mobil terdengar dimana-mana. Semua penghuni jalanan ini egois. Ingin cepat sampai ke tujuan mereka. Tanpa mementingkan keadaan macet yang sedang terjadi. Penduduk Kota ini pemarah ucapku. Aku yang sedari tadi berjalan di trotoar dengan membawa tas sandang sekolah ku. Hari sudah mulai gelap dan sepertinya hujan akan datang. Oh iya, aku belum memperkenalkan diri, nama ku Fasya Nadifa. Gadis yang baru saja menginjakkan kaki dibangku SMA. Sudah dulu perkenalannya. Kalian juga nanti tau lewat cerita ini seperti apa diriku.
*****Setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, aku pun sampai ke rumah dan segera mengganti seragam ku dengan kaos biru kesukaan ku, selanjutnya aku menuju ke dapur dan mendapati ibu sedang menyiapkan makan siang.
"Wah ibu, masak apa ni? harum banget jadi tambah lapar" godaku membuat ibu tersenyum. "Iya sayang, ibu masak sambal udang dan tumis kangkung, ayo dimakan ! ".setelah selesai menikmati masakan ibu, aku buru-buru ke kamar dan membuka handphone ku, ternyata ada notifikasi line dari Gavin.
"Sya, nanti sore gue kerumah lo ya, mau ngantar sesuatu" kira-kira begitu isi pesannya.
Aku yang terkejut, dan bertanya tanya. Setahu ku, Gavin tidak ada meminjam barang apapun dari ku. Lalu apa yang ingin ia antar? aku masih juga bertanya tanya sendiri. Sudahlah, nanti aku juga bakal tahu, ucapku dalam hati.*****
Sore pun tiba, ternyata Gavin sudah didepan rumah ku dengan membawa bingkisan yang ia letakkan di belakang punggungnya. Lalu aku persilahkan ia masuk. "Ada apa Gav? kok tumben kesini? tanya ku penasaran.
Yaudah gini, gue to the point ya.
"Jadi gini, gue kesini mau kasih lo bunga, di bulan April ini gue mau jujur sama lo, kalau selama ini gue suka sama lo." Aku langsung terkejut dan tak pernah menyangka, selama ini aku memang dekat dengan Gavin tetapi aku hanya menganggapnya sebagai teman, ucapku dalam hati."Gimana ya Gav, gue juga heran dan terkejut kenapa lo bisa suka sama gue. Karena kan kita sahabat dari Smp, dan sampai sekarang pun, kamu tetap aku anggap sahabat aku Gav."
Ucapku tanpa maksud menolak perasaannya."Iya Sya, gue paham kok. Gue juga gak tau kenapa perasaan ini tiba-tiba muncul. Maafin gue ya, udah ngerusak persahabatan kita cuma karena perasaan. " Gavin memasang wajah mencoba ceria.
Setelah berbincang-bincang, Gavin pun berpamitan pulang.
Disini, aku ingin memperkenalkan Gavin kepada kalian. Gavin Ardani, cowok tinggi, dengan kulit sawo matangnya. Aku mengenal Gavin sejak kelas 3 smp. Dan kami juga sering menghabiskan waktu bersama-sama sampai akhirnya kami kembali ditemukan di Sma yang sama kembali. Selama ini aku hanya menganggap Gavin teman dekatku yang selalu menemani ku. Bahkan aku tidak tahu kenapa ia bisa memiliki perasaan itu.
Bagiku, mengungkapkan perasaan tidak ada salahnya. Tetapi jangan kau korbankan pertemanan demi sebuah perasaan yang mungkin tak terbalaskan.
Tentang April yang mematahkan perasaan seorang Gavin Ardani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Lonely
Romance"Bukan seperti itu yang ku mau, aku hanya ingin mencintai mu dengan tulus". Ucap Arka. "Kamu bohong, yang kamu ingin jauh beda dengan sikapmu". Fasya berlari sejauh mungkin. Mengagumi Fasya menjadi hal yang sulit. Mengorbankan perasaan demi pertema...