Pagi kembali menyapa, membawa harapan yang tak pernah ingin sirna.
Pagi ini tak secerah biasanya, mendung dan hujan berhasil menghampiri perasaan Gavin. Tak masalah baginya jika perasaannya tak berbalas, setidaknya ia masih bisa menjaga Fasya dari kejauhan, ya dalam diam.
"Ibu, Fasya berangkat dulu ya, Assalamualaikum".
"waalaikumsalam, hati-hati sayang" jawab ibu sambil membereskan rumah.Seperti biasanya, Aku berangkat sekolah berjalan kaki karena jarak sekolah dari rumah tidak cukup jauh.
Meskipun hari ini tak secerah biasanya, langit berwarna gelap dan aku memutuskan untuk mempercepat langkah ku.Tiba-tiba gerimis turun dan disusul oleh hujan deras. Aku langsung menepi di sebuah ruko, seorang diri. Dan berusaha menghangatkan badan karena kedinginan.
"Ni pake jaket gue, lo pasti kedinginan kan?". Ucap Gavin mengejutkan ku.
"Eh lo kok ada disini? , ga gausah lo aja yang pake, lo kan basah juga". jawabku gugup, semenjak ia menyatakan perasaannya, keadaan semakin berubah."Iya tadi gue bawa motor, trus karena hujan gue berhenti deh dan ketemu lo disini."
"Gapapa pake aja". Tangan Gavin berhasil menyentuh bahuku saat ia memakaikan ku jaket. Dan aku tidak bisa menolak.
"terimakasih". ucapku.
"sama-sama ,udah ga kedinginan lagi kan, hehe".
Aku hanya tersenyum.Setelah beberapa menit saling diam, hujan pun juga reda. Aku memutuskan untuk mengembalikan jaketnya dan meneruskan perjalanan ke sekolah kembali meskipun tau akan terlambat. Tetapi disekolah ku jika sedang hujan murid diberi toleransi untuk datang agak telat.
"Ini jaketnya, Gav makasih ya ! gue duluan ya, dadah".
"Eh bentar, lo sama gue aja. Gapake nolak ya Sya sya ku". Ucapnya menggoda ku.
"Idih, sejak kapan nama gue di duain gitu, sembarangann lo Gav gav. Jawabku tak mau kalah. "Yaudah deh gue bareng lu ya."*****
"Untung dibolehin masuk kan Sya, kalau ngga ya gue ga bisa ulangan Pak Anto hari ini".
"Yoi Gav, semangat nyontek ya, btw makasih ya udah nebengin gue, daah".
"Sama-saa..." belum kalimat itu selesai dari mulut Gavin. Fasya sudah berlari menuju kelasnya dan terlihat terburu-buru.*****
Setelah mengikuti pelajaran, bel istirahat pun berbunyi, Aku dan Rika memutuskan untuk pergi ke kantin.Sesampainya dikantin, aku memesan nasi goreng dan teh es seperti biasa.
Saat sedang asyik mengobrol bersama Rika.Tiba-tiba abang kelas yang tak aku kenali itu, duduk disamping ku memesan nasi goreng dan teh es ucapnya.
"Siapa ni, kok disamping gue sih, kan meja lain masih kosong." ucapku berbisik agar tidak didengarnya.
"Abang kelas itu Sya, kayanya dia baik deh".
"Gatau juga gue, kenal juga engga".Aku melihat dia yang sedang menunggu pesanannya. Dan dia langsung melihat ku kembali.
"mampus gue tercyduk, waduh" ucapku dalam hati."Pesan nasi goreng juga ya?". ucapnya mengejutkan ku. setelah ku lihat sekeliling. Tidak ada yang melihatnya. Rika pun sedang asyik bermain handphonenya.
"Eh iya, kakak juga ya?". Saat ini aku merasa sok akrab dengan orang yang tidak aku kenal.
Pesanan kami pun tiba.
"Iyaa, ni pesanannya udah datang, Makan dulu ntar kita lanjut ceritanya".
"loh cerita? waduh jangan bilang nanti dia bakal cerita lagi, ga ga gue gamau sok akrab arrggh" ucapku dalam hati.
aku hanya tersenyum.
setelah selesai, ia tidak melanjutkan cerita lagi. dan memutuskan untuk pergi.
sykurlah dia pergi, ucapku.
Sambil berjalan menyusuri kelas.
"Eh tadi lo diajak ngobrol bareng bang Arka ya?".
"Oh jadi namanya Arka, ga ngobrol sih, cuma dia nanya gue pesan nasi goreng juga ya" gitu doang.terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak kamu ya.
masih banyak kurangnya kok.
salam, crmdhni
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Lonely
Romance"Bukan seperti itu yang ku mau, aku hanya ingin mencintai mu dengan tulus". Ucap Arka. "Kamu bohong, yang kamu ingin jauh beda dengan sikapmu". Fasya berlari sejauh mungkin. Mengagumi Fasya menjadi hal yang sulit. Mengorbankan perasaan demi pertema...