Senja berhasil melukis langit dengan warna jingga, mampu mengalahkan senyumnya yang merekah.
Sore pun tiba, seperti biasanya aku berjalan menuju taman dekat rumah ditemani oleh notebook kesayangan ku tak lupa membawa hansfree untuk memutar playlist favoritku, Fiersa Besari.
Sendiri di bangku taman, sembari menulis sajak-sajak karangan ku.
Tiba-tiba teringat di fikiranku tentang sosok lelaki itu, Arka.
Dan memutuskan membuat sajak untuknya.Belum kukenali dirinya
Ku lihat senyum tipis ketika pertama kali kami bertatap
sejak itu, saat itu
ku ingin sekali menyapanya,
melihat kembali lekukan sabit dibibirnya
suatu saat nanti
entah kapan terjadiAduh, ngaco ni gue jangan bilang kalo gue suka sama kak Arka. Arrghh
kesal sendiri kan gue. Jangan sampai deh gue suka sama dia. Ribet ntar jadinya.Setelah, membuat beberapa sajak di notebook ku. Aku memutuskan untuk pulang kerumah.
Sesampainya dirumah.
"Sya, tadi ada yang anterin kamu pisang coklat tuh, tadi sih dia nyari kamu, ibu bilang aja kamu pergi, trus dia nitipin ini buat kamu".
"Siapa bu yang anterin ? ". tanyaku penasaran.
"Itu si Gavin ya kalau ga salah namanya".
"Ooh Gavin, Ibu aja deh yang makan pisangnya, Fasya lagi ga mood". Kenapa juga Gavin repot-repot nganterin pisang coklat segala.
"Gabole gitu sayang, makan dulu sedikit, dia udah rela-relain loh ngantar buat kamu".
"Oke bu, dikit aja deh".*****
7.00 wib
*Line*
Gavin: "udah dicoba ga pisangnya, Sya ? ".
Fasya: "Udah kok, ngapain repot-repot segala, makasih loh ya".
Gavin: "iya sama-sama"Saat sedang asyik bermain handphone. Terfikir dibenak Fasya untuk mencari instagram Arka.
Setelah mencari akhirnya ketemu dan follow-follow an pun dimulai.
Sebenarnya, apasih yang gue rasain sekarang. Suka? jatuh cinta? Ya ampun hadeuh. Jangan deh jangan. tapi ya gimana. Ribet juga ntar nanti urusannya. Eh engga deh engga, ga suka gue.Rembulan malam,
menemani ku dalam kesendirian
dalam lelapku,
ingin bermimpi
indah,
suatu saat nanti*****
Pagi kembali menyambut dengan sinar hangatnya.
Harapan untuk bisa bertemu dengannya, kini terbuka.Setelah sampai disekolah, aku memutuskan untuk pergi ke Warung jujur membeli pena. Dan baru terfikir pagi ini.
Setelah mengambil pena dan memasukkan uang kedalam kotak, tiba-tiba aku melihat Kak Arka sedang memarkirkan motornya. Aku memutuskan untuk diam sejenak dan menunggu ia lewat didepan ku.
123...
"Hai kak Arka ! " sapaku sambil tersenyum.
"Eh hai juga, kamu yang kemaren dikantin itu ya?"
"Iya kak, Aku Fasya. Salam kenal".
"Aku Arka".Setelah berbincang singkat, Aku memutuskan untuk duluan ke kelas karena bel sudah berbunyi. Ternyata ia cukup asik untuk diajak berteman, dan mudah akrab juga ternyata.
Berjalan di lorong kelas, Gavin mengejutkan ku.
"Oh itu ya, kenalan baru nya. Kenalin gue dong".
"Apasih lo, orang cuma temen doang kok".
"Temen apa temen".
"Temen doang hadeuh, jangan cemburu gitu dong Gav".
"Yaelah, gue ikhlas kali kalo liat lo bahagia".
"Ampun deh Gav, haha"Terimakasih sudah membaca,
masih banyak kurang kok
jangan lupa votecomment ya,
see ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Lonely
Romance"Bukan seperti itu yang ku mau, aku hanya ingin mencintai mu dengan tulus". Ucap Arka. "Kamu bohong, yang kamu ingin jauh beda dengan sikapmu". Fasya berlari sejauh mungkin. Mengagumi Fasya menjadi hal yang sulit. Mengorbankan perasaan demi pertema...