Menyerah bukan alasan untuk mundur, Perjuangkan jika itu pantas bagimu.
"Hari ini enaknya ngapain ya". Ucap Fasya yang sedang baring di tempat tidurnya. Minggu kembali datang, seperti biasanya Fasya biasanya menghabiskan weekend dirumah, tetapi tidak untuk hari ini.
Ia teringat, bahwa ibu kemarin memberinya uang saku bulanan. Ia berfikir untuk menambah daftar bacaannya dan memutuskan untuk membeli novel baru. "Gue mandi dulu ah, masih pagi gini enaknya jalan-jalan". Ucapnya sambil mengambil handuk diatas meja.
Setelah selesai mandi, ia memutuskan untuk memakai kemeja polos putih dan jeans, karena Fasya merupakan perempuan tak mau ribet urusan pakaian. Tak lupa bercermin dan sedikit menepikan poni nya, memakai sepatu converse kesukaannya tak lupa membawa tas sandang coklat yang sering dibawanya. Lalu, ia berpamitan pada ibu yang sedang asyik menonton tv.
"Ibu, Fasya pergi ke gramedia ya, mau beli novel, Assalamualaikum". Ucap Fasya sambil berjalan keluar.
"Waalaikumsalam sayang". Jawab ibu.
*****
Diperjalanan aku berjalan seorang diri sambil sesekali bersenandung pelan. Aku memutuskan untuk pergi menggunakan bus kota dan menunggu di halte. Saat sedang menunggu di halte aku berjumpa sosok lelaki yang sedang asyik membaca tanpa menghiraukan sekitarnya.
Bus telah datang, aku langsung naik dan memperhatikan lelaki itu naik juga.
Aku duduk di dekat jendela, dan kebetulan disamping ku kosong. Lelaki itu kembali datang dan menghampiri ku.
"Kosong ya, gue duduk bole ga?". Ucapnya dengan wajah datar."Kosong kok, boleh boleh". Jawabku dengan nada ramah.
Dia pun duduk dan lagi-lagi fokus membaca novel yang ia pegang. Suasana menjadi hening. Dan aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya.
Dan sampai akhirnya bus berhenti di seberang gramedia.
Aku turun dan menyebrang. Sambil sedikit berjalan untuk tiba di gramedia.Setelah sampai, aku pun masuk dan membeli novel favoritku Kata, tentang senja yang kehilangan langitnya.
Lalu membayar ke kasir dan memutuskan untuk mampir ke kafe favoritnya Kak Arka. Kebetulan letaknya tak jauh dari gramedia.Membuka pintu kafe memutuskan untuk duduk seorang diri ditemani novel yang ku beli tadi.
"Eh lo yang kemaren itu ya?". Ucap barista teman nya kak Arka sambil membawa menu pesanan.
" Iya kak". Jawabku.
"Arka nya mana? kok lo sendiri aja?".
Tanya nya seolah-olah aku ini pacarnya Kak Arka."Kak Arka? gak tau kak, aku juga jarang ketemu dia". Ucapku sambil membuka bungkusan novel.
"Oh jadi lo ga deket lagi nih, lo mau tau ga tentang Arka?". Tanya barista itu sambil sedikit tertawa.
Ya benar, pertanyaan nya berhasil membuat rasa ingin tahu ku kembali muncul."Kak Arka kenapa kak?". Ucapku memasang wajah sedikit penasaran padahal aslinya sangat penasaran.
"Eh bentar dulu deh, gue buat pesanan lo dulu, biasa kan?".
"Iya kak, Vanilla latte". Jawabku.
"Ok bentar". Ucapnya sambil meninggalkan ku.Setelah beberapa menit ia kembali menghampiri dan membawa kopi pesananku. Lalu duduk di hadapanku.
"Jadi gini Arka itu orangnya sedikit dingin tapi mah kalo udah kenal orangnya care banget, jadi ya wajar kalau banyak perempuan yang naksir sama dia". Ucap barista menjelaskan.
Jadi kak Arka itu dingin ya ternyata, tapi kenapa pas sama gue dia care care aja kelihatannya, padahal saat itu kan kami belum kenal ,hadeuh gue gatau juga. Wajar sih kalau banyak cewek yang naksir sama dia, because ya dia kan Best Player futsal di SMA. Ucapku dalam hati.
"Eh iya ya kak? Aku baru tahu sekarang".
"Emang lo ga ada perasaan apa-apa sama Arka? ". Lanjut barista itu.
"Ya gimana ya kak, ga mungkin juga kayanya. Lagian yang naksir dia juga banyak".
"Yaelah, menurut gue sih lo manis, baik juga lo kayanya. Tapi ya tunggu aja deh dia buat bener-bener ngedekatin lo".
"Semua butuh waktu" . Katanya
"Iya kak". Jawabku.
Lalu ia pergi dan memutuskan untuk melanjutkan pekerjaanya.
Sekarang terbongkar sudah perasaan ku kepada teman dekat Kak Arka. Mampus aja gue, kenapa jadi curhat gini. Ntar kalo dia bilang ke kak Arka gimana? jangan deh jangan malu gue.
Ucapku dengan nada sedikit kesal.Setelah menghabiskan secangkir kopi dan menutup novel untuk nanti melanjutkan membaca dirumah.
Aku memutuskan untuk pulang, hari juga sudah sore. Dan hari ini aku menghabiskan waktu di coffe favorit kak Arka.
Lalu tiba-tiba notifikasi line berbunyi, ada pesan masuk dari kak Arka.Arka Ardani: Sya, lo dimana? gue mau ketemu sama lo
Fasya Nadifa: Kenapa kak? Aku lagi di depan coffe favorit kakak, mau pulang
Arka Ardani: Oh ya, lo balik sama gue aja. Tunggu. Gue otw ni.
Fasya Nadifa: Iya kak*beberapa menit kemudian*
Arka pun tiba, dan mengajak ku untuk naik ke motornya.
"Mau ngomong apa kak? ". Aku memulai percakapan duluan."Mau ngomong kalo gue kangen sama lo". Ucapnya sambil ketawa.
"Bercanda mulu deh kak, ga lucu sih". Jawabku dengan nada kesal.
"Iya iya ini serius. Gue tadi kan habis dari rumah temen, terus daripada gue pulang cepet. Jadi gue mau ketemu sama lo, ya meskipun jadinya cuma ngantar lo doang". Jelasnya.
"Oh gitu ya kak. Btw makasih kak udah ngantar aku pulang". Jawabku sambil turun dari motor.
"Iya sama-sama". Ucapnya lalu pamit pulang.
Kenapa Arka selalu berhasil meluluhkan hati ku? bahkan saat sebentar saja ia bersamaku. Ya walau sebentar tapi berkesan.
Semesta, mohon jangan biarkan aku terlarut dalam rasa sayang. Hingga akhirnya nanti aku tersadar bahwa aku hanya sebatas pengagumnya.Jangan lupa votecomment ya,gratis kok hehe
terimakasih untuk kalian yang bisa menghargai karya orang lain.
Masih banyak kurang kok.See 💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Lonely
Roman d'amour"Bukan seperti itu yang ku mau, aku hanya ingin mencintai mu dengan tulus". Ucap Arka. "Kamu bohong, yang kamu ingin jauh beda dengan sikapmu". Fasya berlari sejauh mungkin. Mengagumi Fasya menjadi hal yang sulit. Mengorbankan perasaan demi pertema...