Bersamanya

21 4 0
                                    

Untuk setiap perasaan, biarkan ia merekah ataupun layu. Perubahan itu pasti terjadi.

Seminggu berlalu, setelah pertemuan itu. Berhasil meninggalkan hati yang rapuh bagi Fasya.
Tak apa katanya, ia ingin sekali membantu Arka untuk melupakan Karina, Tapi tidak untuk saat ini.

                               *****
Alarm berbunyi, berhasil membangunkan ku. Mata ku langsung melihat ke arah jam dinding, dan langsung terkejut mendapati jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. "What!! mampus gue terlambat". ucapnya dalam hati.

Fasya langsung bergegas menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, ia buru-buru mempersiapkan diri pergi kesekolah dan tak menyantap sedikit pun makanan yang ada di meja makan.

"Ibu Fasya pergi dulu ya, telat nih! Assalamualaikum.".
"Waalaikumsalam, hati-hati sayang".
Tak heran mengapa ibunya begitu sayang pada Fasya, karena Fasya merupakan anak tunggal di keluarganya.

Setelah tiba di gerbang sekolah yang hendak ditutup, Fasya buru-buru dan akhirnya.

*Prakk*
"Aduh, kenapa pake jatuh segala sih. Sakit nih aduh". Desak Fasya sambil membenarkan nafasnya yang tidak teratur.

"Kamu kenapa? sini aku bantu berdiri. Tu liat lututnya berdarah kan,  ayo ke Uks dulu". Ajak Arka berhasil mengejutkan ku.

"Eh, Gapapa kok kak, aku bisa sendiri". Jawabku sambil berusaha berdiri, dan gagal.

"Bisa sendiri gimana? sini aku tuntun ke Uks". Tangannya berhasil menuntunku.

Setibanya di Uks.
Arka membantu mendudukkan ku dibangku UKS. Mataku tertuju padanya yang sibuk mencari obat merah untuk luka ku.

"Ini dipake dulu ya, perih dikit tahan ya Sya". Ia berhasil membuat luluh hati Fasya.

"Iya kak, makasih ya. Maaf udah ngerepotin". Ucap Fasya gugup.

Setelah selesai membalut luka ku dengan hansaplash, aku mencoba berdiri dan berjalan kearahnya yang sedang merapikan kotak P3K.

"Kak, aku duluan ke kelas ya, makasih sekali lagi".

"Oh oke, aku juga mau ke kelas juga, lain kali hati-hati loh ya".

Lekukan sabit muncul di bibirku.

Sampainya dikelas, aku berjalan pelan dan duduk langsung duduk dibangku ku.

"Kaki lo kenapa Sya? kok kayanya lo pelan banget jalannya". Ucap Dara yang dari tadi memperhatikan ku berjalan.

"Tadi gue jatuh di depan gerbang, karena buru-buru takut telat, eh Kak Arka datang dan ngebantu gue". Ucap Fasya santai.

"Oh Kak Arka. Denger-denger seminggu yang lalu lo jalan bareng kak Arka ya? gue denger kemaren kakak kelas ceritain lo".

"Tunggu, dari mana mereka tahu kalau aku... Oh mungkin karena saat aku dibonceng di depan gerbang sekolah, semua nya melihat aku". Ucap ku dalam hati.

"Iya, kemaren dia ngajak gue ke warung kopi, ngobrol doang". Ucap Fasya

"Oh gitu ya Sya, hati-hati aja deh lo ya. Ntar digosipin lagi". Ledek Dara.

"Haha apaansih lo, Dar".

                               *****
Bel pulang berbunyi, tepatnya sekarang pukul 3.00 wib sore.
Aku menyusun buku dan memasukkan nya kedalam tas. Dan memutuskan untuk langsung pulang.
Ketika berjalan di koridor kelas 11.
Kak Arka memanggil ku, dan aku memutuskan untuk menghampirinya.

"Sya, temenin gue mau ga? beliin kado buat mama gue, gue bingung mau beli apa, makanya gue ngajak lo, mau ya?".

"Sekarang kak?". Tanya ku polos.

"Iya gamungkin minggu depan Fasya".
Ucap Arka sambil tersenyum.

"Oke kak, aku temenin deh".

                              *****
Setelah selesai memilih kado untuk mama Arka.
Mereka memutuskan untuk mampir ke supermarket untuk membeli eskrim.
Dan berjalan menuju lapangan yang letaknya tidak jauh dari supermarket. Untuk sejenak menikmati senja.
Hari ini, Senja kembali melukis langit berwarna Jingga.
Saat ini, ku nikmati senja bersama Arka. Duduk di rerumputan dan menatap ke langit yang sama. Harapan untuk bisa memilikinya, menyayanginya kembali mengembara.

"Senja indah ya Sya, tapi sayang cuma sementara". Ucapnya.

"Sementara, tapi mampu mengobati rindu kak". Lanjutku.

"Lo rindu siapa Sya? rindu gue ya,  kan sekarang kita lagi berdua". Ucapnya sambil tertawa.

"Idih, pede bener lu kak". Jawabku seolah-olah tidak punya perasaan apa-apa padanya.

                             *****
"Yaudah yuk kita balik, senja nya juga mau pergi".
"Yuk".

Semesta,
hari ini aku menikmati senja bersamanya
goresan jingga di langit biru bisa menggambarkan perasaan ku saat itu
terimakasih, untuk waktu berkesannya.


Terimakasih sudah membaca, jangan lupa Votecomment ya...

See yaa 💙💙💙💙









Not LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang