Perahu berlayar ke samudera, titipkan rindu ku untuknya, semesta
Setelah 3 hari semenjak perkenalan itu. Tidak ku temui dirinya lagi. Waktu semakin cepat berlalu rasanya.
Hingga rindu melihat senyumnya sedang terjadi padaku."Eh lo ngapain bengong disini? bel udah bunyi bukannya masuk malah bengong depan kelas". Ucap Dara sambil melihat lihat arah tatapanku.
"Apaan sih lo, gue lagi nunggu buk anu bu Rika masuk ke kelas kita kan?" jawabku mengelak.
"Yaelah Sya, bu Rika ga masuk sekarang. Minggu depan baru masuk ke kelas kita, emang ni loh ya, lagi kasmaran kali". Dara berhasil menggodaku.
"Ga ga apaan coba". jawabku tersenyum.
"Eh itu Bu Tika otw, yuk buruan masuk". Ajak Dara
"Yuk". jawabku
*****
Bel pulang berbunyi, Gavin menghampiri ku dan mengajak makan bakso mang Ujang.
"Sya, temenin gue makan yuk, gue traktir deh".
"Next time aja deh Gav, gue lagi ga mood".
"Loh kenapa? Cerita dong sama gue, siapa tau gue bisa bantu lo".
-sambil berjalan menuju teras sekolah-
"Yaudah gue cerita ya, jadi gini semenjak gue kenalan sama Kak Arka. Sekarang gue ga liat dia lagi, mungkin dia sibuk ya atau gimana? gue bingung, gue juga ga ngerti sama perasaan gue sekarang". Fasya memasang raut wajah kecewa.
"Ooh begitu, Coba deh besok gue tanya sama temen sekelasnya, soalnya kan gue juga ada kenalan sama abang kelas teman Kak Arka. Yaudah lo jangan sedih lagi dong semangat ngejar Kak Arka. Hehe". Ucap Gavin memberi semangat.
"Yaudah yuk, kita pulang". Sahut Gavin berhasil menyadarkan ku dari lamunan.
"Yuk".*****
Setelah sampai dirumah, Aku bergegas menuju kamar. Dan membuka handphone. Ada notifikasi line dari Arka Aditya. What !!!
*Line*
Arka: Add back line aku ya !
Fasya: Eh kak, Arka. dapat dari mana id aku?
Arka: Ada deh, kepo ya.
Fasya: hehe okay deh kak.
Arka: oh iya, besok aku mau ngajak kamu ngobrol di kedai kopi langganan ku, mau ya?
Fasya: Hmm.. mau deh kak.
Arka : OkKalian pasti ngebayangin se senang apa Fasya sekarang. Wait Sya, lo gabole terlalu senang dan gabole terlalu over. Okay !
*****
Keesokan paginya, Fasya senyum-senyum sendiri keluar kamar. And you know apa yang dirasakannya sekarang. Pulang sekolah nanti Kak Arka mengajaknya untuk berbincang di warung kopi favoritnya.
Sampainya dikelas, Fasya hanya diam dan tak memberi tahu temannya kalo iya diajak oleh Arka. Bisa ribet ntar urusannya kalo satu sekolah tau.
Ya, Kak Arka kan pemain futsal terkenal disekolah ini. Engga deh, Ga jadi cerita.******
Bel pulang berbunyi, Kak Arka menyuruhku untuk menunggu di depan pagar sekolah, karena ia mengambil motornya terlebih dahulu.
"Waduh, deg-deg parah ni gue". Ucapku dalam hati."Ayo naik". Ajaknya sambil melirik ku dari depan.
"Iya kak".Perjalanan tak terasa asing, di jalan kami sempat bercerita tentang bagaimana kami bisa bertemu di kantin, dan bisa seakrab ini.
Sesampainya dikedai kopi sederhana namun tampaknya sudah berdiri lama.
"Hai bro, Udah lama ga jumpa. Ini cewe baru lagi bro? yang kemaren gimana? ucap salah satu barista kopi tersebut.
"Cewe kemaren? what what siapa dia? " . ucapku dalam hati.
"Ga, ini adek kelas gue. Jadi gue mau ngajak dia ngopi sambil ngobrol aja". Arka menjawab pertanyaan barista itu dengan nada santai.
"Oh iya, mau pesan apa Sya? tanya Arka.
"Vanilla late aja deh kak".
"Oh oke, Vanilla late nya satu, Sama black coffe biasa satu".
Ucap Arka kepada barista itu.Sambil menunggu kopi diracik.
Kami berbincang-bincang sampai timbul lah pertanyaan dibenakku."Kakak, punya pacar ya? Maaf kak agak frontal hehe". Pertanyaan yang sudah lama ingin aku ungkapkan.
"Gini gue jelasin, cewe yang dibilang barista tadi itu, mantan gue. Namanya Karina. Kami baru sebulan yang lalu putus ya karena ga cocok lagi, jujur aja ni sekarang gue belum moveon sepenuhnya, jadi gue coba perlahan".
Sebenarnya rapuh hati ini ketika mendengar ia berbicara belum melupakan sepenuhnya. Entah aku yang terlalu berharap pada Arka. Atau dia yang memang belum sepenuhnya melupakan.
Gimana ni lanjutannya ?
Terimakasih sudah membaca, masih banyak kurang kok
jangan lupa votecomment semuaa !!!
see yaa 💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Lonely
Romance"Bukan seperti itu yang ku mau, aku hanya ingin mencintai mu dengan tulus". Ucap Arka. "Kamu bohong, yang kamu ingin jauh beda dengan sikapmu". Fasya berlari sejauh mungkin. Mengagumi Fasya menjadi hal yang sulit. Mengorbankan perasaan demi pertema...