٩

146 32 1
                                    

Sangyeon melafalkan doa khatam Al-Qur'an dengan diiringi aminan para anggota Remas yang berkumpul di dalam masjid.

Tidak terasa tadarus Haknyeon berkembang lebih bagus. Dulunya ia baru belajar mengaji saat menginjak kelas 3 SMP jadi dia murid paling besar di antara anak TPQ lainnya. Meskipun itu Haknyeon tidak pernah bolos mengaji. Rasa inginnya belajar mengaji karena saking mindernya ia sama teman sebayanya yang sudah lulus mengaji. Bahkan kemampuan membaca ayat Al-Qur'an ia lebih cepat daripada Younghoon dan makhrajnya juga terdengar jelas.

"Al fatihah."

Lantunan amin pun terdengar bersautan di dalam masjid Binsar tersebut.

Mereka pun bersalam-salaman di satu tempat itu sambil melatunkan shalawat nabi. Jangan lupa dengan pimpinan Sunwoo.

"Gua pulang duluan yak."

Juyeon berpamitan kepada anggota yang tersisa disana. Dia juga manusia, bisa merasakan capek dan butuh istirahat. Mumpung juga Juyeon tadi di chat nyokapnya suruh pulang soalnya adiknya pengen ketemu.

"Eh, bentar Juy!" Panggil Sangyeon yang baru sadar kalau Juyeon akan pulang. Ia segera beranjak dari posisi tidurnya.

Juyeon menoleh, "Ada apaan, Bang?"

"Nanti jangan lupa ada keliling bangunin sahur. Kalo ndak bisa ndak apa-apa," kata Sangyeon.

Iya nih. Mereka akan mengadakan yang namanya keliling sahur. Yaitu berkeliling kampung seraya membangunkan orang-orang untuk makan sahur. Kewajibannya adalah membawa semua alat atau barang yang berguna untuk dibuat pemukul guna untuk mendukung kebisingan untuk keliling sahur.

Semua anggota sepakat untuk mempersilahkan yang mau ikut atau yang tidak ikut. Jadi tidak memaksakan kehendak untuk ikut serta untuk berkeliling. Mungkin hari ini mereka akan komplit,  entah Juyeon ikut atau tidak.

"Nanti gua kabarin aja, Bang. Pamit pulang ya. Assalamualaikum." Pamit Juyeon yang sudah memakai sandalnya.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. Hati-hati jalannya."

.

Hampir semua anggota Remas tidur di masjid. Awalnya mereka cuma leyeh-leyeh tiduran biasa doang. Namanya manusia ya ada lah waktu buat istirahat. Sehari penuh mereka melek terus, kerja terus badannya. Dan momen ini adalah pelampiasan mereka untuk segera istirahat sehabis sehari mepet kerja. Tidur di masjid ternyata lebih nyaman. Entah kenapa mereka langsung nyenyak tidurnya.

Kata Sunwoo tidur di masjid anginnya bisa seliwer gitu. Kaya ada yang niup tapi kenceng anginnya. Secara ga sadar bikin kantuk datang makin hebat.

Disitu Eric sedang mengedit video vlog di laptopnya. Sedangkan lampu masjid sudah dimatikan semua sama Jacob. Lalu gerbang masjid juga ditutup tapi ga digembok, cuma di selot aja. Takut kalo ada maling kotak amal. Eric menatap layar laptopnya sendirian.

"Bang kalo mau di jadiin layer itu gimana yah?" Tanya Eric kepada Kevin di sampingnya yang sedang tiduran.

Kevin yang ditanya cuma jawab seadanya.

"Kok hm doang sih? Gimana kok, Bang."

Eric dibuat makin frustasi. Ini videonya mau di upload hari ini juga. Ngedit juga harus lembur kata Eric.

Kevin yang sudah menutup matanya mengomel, "I'm so sleepy, go to your bed now."

"Disini ngga ada bed, Bang."

Eric udah jengkel duluan. Susah itu Kevin sleep duluan. Kalo gaada Kevin, video Eric bakal menjamur di kotak draft edit. Eric memang gitu orangnya, suka gantungin orang lain. Mau tidak mau pokoknya hajatnya terkabulkan. Mungkin ini saatnya Eric mandiri, ia pun mengedit videonya sendiri sambil cemberut.

Dibalik kecemberutan Eric, masih ada Younghoon yang belum tidur. Ia masih bermain ponselnya sambil berposisi tiduran dengan kaki kiri yang terangkat. Terlihat wajahnya yang bersinar di kegelapan terkena layar kontras dari ponsel.

Ia men-scroll timeline twitternya sambil senyum-senyum sendiri. Entah apalah itu yang dilihatnya.  Ya mungkin itu menjadi salah satu hal yanh bisa membuatnya tidur dengan nyenyak. Disini apa yang begitu? Mungkin juga ya.

Dan pada akhirnya Younghoon pun ketiduran, ia meletakkan sikunya di atas wajahnya. Semoga saja mereka tidak bangun kesiangan nanti sahur ya.

sider = mens
vomment = pahala

Remaja Masjid +theboyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang