١١

220 32 2
                                    

Siapa sangka kalau Jacob yang selain suaranya yang merdu melantunkan beberapa ayat Al-Qur'an ia adalah yang selama ini memukul bedug saat waktu sholat tiba. Jika bukan Jacob yang memukulnya rasanya seperti ada yang kurang. Entahlah apa itu, mungkin Jacob mempunyai resep sendiri supaya suara pukulannya terdengar nyaring. Meskipun begitu, Jacob juga perlu melihat waktu sholat akan tiba.

Tidak sembarang memukul jika waktunya sudah benar-benar pas. Ia akan berada di masjid satu jam sebelum waktu sholat dimulai. Hal tersebut dimulai saat setelah ia melaksanakan sholat tahajud di rumahnya yang tidak jauh dari Masjid Binsar. Jacob tidak sendirian di masjid, disana pun terdapat Sangyeon. Bisa dilihat mereka berdua benar-benar menerapkan siapa itu pemuda yang rindu akan surga dengan berada masjid terlebih dahulu sebelum waktu masuk sholat. Mereka berdua juga sering berada di masjid seharian penuh. Karena tanpa mereka jadwal sholat akan keteteran.

Jacob memukul bedug dengan tangannya yang memegang tongkat. Begitu nyaring suara pukulannya sampai bisa terdengar oleh penjuru komplek. Mungkin saja jika ada orang di belakang bedug yang ia pukul akan menjadi budek seketika. Hal tersebut pernah kejadian pada tahun lalu. Menghindari hal tersebut, Jacob biasanya memastikan jika ada orang yang tidur atau berdiam di belakang bedug ia akan mengusirnya. Mencegah akan terulang kedua kalinya. Sampai sekarang juga masih diingat betul olehnya.

Akhirnya sholat Tarawih telah usai pada malam ini. Anak-anak Remas memilih untuk beristirahat sejenak dengan duduk-duduk santai. Meskipun itu masih ada anak-anak kecil yang berkeliaran di  masjid. Hal tersebut sudah biasa terlihat oleh anggota Remas ini. Mereka memilih membiarkannya biar tidak menimbulkan konflik seperti yang pernah Hyunjae lakukan.

DUG

DUG

DUG

Terdengar pukulan bedug yang dilakukan oleh anak-anak kecil tersebut. Mereka memukul-mukul dengan irama seadanya menggunakan tangan kosong mereka. Pertanyaanya kenapa bedug tersebut bisa digapai oleh anak-anak kecil itu. Karena suara yang mengganggu, Chanhee menghampiri bedug dengan anak-anak kecil disana.

Amboi, tak kuasa Chanhee. Ternyata salah satu anak-anak kecil itu saling menggendong temannya di atas punggungnya yang membuat mereka bisa memainkan bedug tersebut. Dengan wajah polos mereka yang dilihat Chanhee di belakang mereka. Chanhee cuma geleng-geleng melihat kelakuan anak-anak kecil ini. Yang ada mereka malah menghiraukan keberadaan dirinya. Chanhee menghela nafasnya sambil menyuruh mereka pergi dari sana.

"Ayo pulang sana! Dicariin emak kalian loh! Ayo ayo."

Salah satu anak perempuan disitu melirik Chanhee dengan sinis. Ia memandang Chanhee dari atas sampai bawah kemudian membuang muka dengan aduhai. Chanhee yang diperlakukan seperti itu memasang muka heran dan jijik. Ia tetap dihiraukan oleh anak-anak kecil tersebut. Namun, tiba-tiba Jacob mendatangi Chanhee dan anak-anak kecil tersebut.

"Hehe susah ya ngomongnya?" Ucap Jacob pada Chanhee yang sudah kesal dari tadi tanpa berkata dan mengangguk.

Jacob pun mengambil tongkat diatas bedug kemudian memandang anak yang digendong temannya disitu.

"Mau tau gimana mukulnya? Kamu turun dulu ya."

Dengan ajaibnya anak kecil tersebut menurut dan turun dari gendongan temannya yang sudah encok. Mereka pun melihat Jacob dengan rasa penasaran. Chanhee yang melihatnya cuma menganga, giliran Jacob yang ngomong pada nurut banget kaya kucing. Sepersekon kemudian Jacob melakukan aksi memukul bedug dengan ahlinya. Ia melakukannya yang seperi dilakukan waktu takbiran tahun lalu.

Semua anak kecil itu kompak melongo melihat Jacob. Kemudian salah satu anak kecil berlompat-lompat kegirangan. "Wahh, aku juga mau."

Jacob tertawa kecil melihatnya kemudian menggendong anak kecil tersebut dan memberikan tongkat kepadanya. Dipukullah bedug tersebut dengan anak kecil itu meskipun pukulannya yang terdengar sangat jelek. Namun, semua temannya bertepuk tangan memberi apresiasi kepada anak itu begitupun Jacob yang memberikan senyum terbaiknya.

"Giliran gua sini."

Chanhee menarik tongkat dari anak kecil tadi. Ia tidak mau kalah dan dipermalukan oleh anak-anak kecil yang biasa ia sebut bocil ingusan. Sedetik kemudian Chanhee mulai menunjukkan bakatnya memukul bedug itu. Dengan pedenya ia memutar-putar tongkat bedug seperti tongkat drum. Anak-anak kecil tersebut melongo yang kedua kalinya sambil terus berkata 'wah'. Jacob pun ikut melihatnya dan tidak berhenti mengulas senyumnya.

JEDUK

Celakanya Chanhee tongkat bedug tersebut mengenai kepalanya. Ia pun ditertawakan oleh Jacob dan bocil-bocil ingusan disana. Chanhee mengelus kepalanya yang terkena tongkat tadi.

"Wowkwok kepedean bang." Sahut salah satu anak yang paling bontot disana.

Chanhee cuma menerima apa yang dikatakan anak tadi. "Diem lo bocil, sakit tau aduh."

Sesekali Chanhee meringis kesakitan. Chanhee menjadi pusat hiburan bagi anak-anak kecil saat itu. Menunjukkan bakat boleh, tapi jangan berlebihan jadi kena karma kan.

sider =mens
vomment = pahala

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remaja Masjid +theboyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang