CHAPTER 3 : RASA ITU

1.6K 203 29
                                    

  

      Setelah selesai pembacaan naskah, hanbin & jinhwan memutuskan makan siang di sebuah cafe dekat situ.
"Kita makan siang di sini aja,makanan di cafe ini enak-enak" kata jinhwan.

"Terserah kau saja lah"jawab hanbin pasrah.

  Dua pria tampan itu akhirnya memutuskan masuk kedalam cafe tersebut.Dan benar saja didalam banyak pengunjungnya,pasti karna makanan di cafe itu sangat enak.

"Aku akan ke toilet sebentar,kau pesankan makanan yg enak-enak untuku" kata hanbin.

"siap boss" jawab jinhwan sumringah.

  

    Hanbin keluar dari toilet.namun langkahnya terhenti saat ia tak sengaja mendengar suara minta tolong dari dalam toilet wanita.
Siapa yg minta tolong?apakah dia harus masuk ke dalam untuk mengecek nya?
Tapi itu toilet wanita.bagaimana dia berani masuk.tapi suara itu semakin keras dan membuat hanbin akhirnya nekat masuk kedalam toilet tersebut.Dengan perlahan dia masuk ke dalam.mencari sumber suara tersebut.Semakin dekat suara itu.
Terdengar isak tangis seorang wanita.
Hanbin mulai mendekat,dan akhirnya dia berhasil menemukan sumber suara tersebut. hanbin terkejut saat melihat sosok wanita tergeletak lemah di lantai sambil menangis, dan lebih terkejutnya lagi wanita tersebut adalah Kim Jennie.

"Apa yg terjadi?" hanbin panik.

"A-ku ter-pee-leset" jawab jennie yg masih terisak.

Hanbin lalu membantu jennie berdiri,namun kakinya masih terasa sakit dan alhasil hanbin langsung meraih pinggang gadis itu lalu membopong nya dan langsung membawanya keluar dari ruangan sempit itu.Tangan jennie spontan melingkar di leher milik hanbin.
Jarak wajah mereka sangata dekat bahkan hanbin bisa merasakan hembusan nafas jennie yg menggelitik di lehernya.
Jennie tiba-tiba saja langsung mendundukan wajahnya,tak sanggup mendongakkan kepalanya lagi karna gugup dengan situasi aneh seperti ini.Tak ada perbincangan di antara keduanya hingga akhirnya hanbin membuka suara.

"Ternyata wanita judes seperti mu bisa menangis juga rupanya" hanbin meledek.
Sontak jennie mengangkat kepalanya,memasang tatapan tajam.

"Dalam keadaan seperti ini kau malah meledekku" jennie memanyunkan bibirnya.
Hanbin tertawa kekeh melihat ekspresi jennie yg menggemaskan itu.

"Kau bisa tertawa juga rupanya?" Jennie balik meledek hanbin.

"Ya tentu saja,aku manusia biasa pada umumnya.bisa menangis dan bisa juga tertawa"
  Jennie hanya mengangguk-anggukan kepalanya memahami perkataan hanbin.Baru pertama kali dia bisa berbicara santai dengan hanbin.kenapa dia menikmati percakapan ini.

"Mau ku antar kau ke rumah sakit?"tanya hanbin lembut.

"Tidak usah,antarkan saja aku ke mobilku di parkiran"

  Hanbin mengantarkan jennie menuju mobilnya.dan mendudukan wanita itu di jok belakang.
"Kau datang ke sini sendiri?"

"Tidak,aku dengan mangerku,dia masih di dalam".

"Baiklah aku kan memanggilnya supaya kemari"

"Tak perlu repot-repot aku akan menelfonnya saja"
Beberapa detik kemudian dia baru teringet kalau ponselnya ada di dalam cafe.kenapa dia pelupa sekali sih.
"Mmm aku baru inget kalau ponselku ada di dalam" ucap jennie perlahan.
"Ya sudah kau pakai ponselku saja"
Hanbin langsung menyodorkan ponselnya ke jennie.
Jennie akhirnya menggunakan ponsel milik hanbin untuk menghubungi jisoo.

Jisoo langsung lari kesetanan saat mendengar bahwa jennie habis terjatuh di toilet.dia langsung lari ke parkiran mencari sahabatnya itu.

"Jennie~ya,apa yg terjadi padamu?apa ada yg luka??" tanya Jisoo panik.

What If Love (JENBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang