Chapter 04

589 23 1
                                    

be warn»18+

Acara ulang tahun pun di mulai, hanya ada beberapa orang yang turut memeriahkannya, Namjoon, Seokjin, Yoongi, Jimin, Taehyung dan Jennie, karna acara ini memang sengaja tak mengundang orang lain.

Selama acara berlangsung, Jennie terus-terusan menatap sengit ke arah Jimin, sepertinya ia marah atas apa yang Jimin lakukan pada Taehyung sore tadi, meskipun tahu, sekarang Taehyung sudah mulai membaik. Sementara Yoongi yang duduk di sebelah Jimin, terus tak berhenti menggerayangi paha dalam Jimin, saat Jimin berusaha mengelak, Yoongi tak kehilangan akal untuk menusukkan kuku jarinya disana, sialnya malam ini Jimin hanya mengenakan rok pendek di atas lutut.

"Selamat ulang tahun, sayang."

Seokjin mencium Namjoon sekilas. Namun, sepertinya Namjoon tak mau melepaskan bibir tersebut, sehingga Namjoon menahan tengkuk leher Seokjin seraya memulai permainan lidah mereka. Yoongi semakin agresif dengan kegiatan meremasnya. Jimin yang menyadarinya pun dengan segera berdiri untuk pergi dari sana mendekat pada Taehyung dan Jennie.

"Ku pikir kau dan Jennie sebaiknya pulang, kalian berdua harus belajar, besok pagi kita ada kuis." Ujar Jimin kepada Taehyung berusaha menutupi kegugupannya, Jimin hanya tak enak hati akan pertunjukkan tak senonoh dihadapan temannya.

"Jim?"

Taehyung tahu, ia hanya mencoba memastikan.

"Aku tak apa."

Taehyung mengangguk seraya menyeret Jennie ikut bersamanya, sedang Jimin hanya menemani sampai ke depan pintu rumah. Setelah mereka berdua telah menghilang, Jimin kembali memasuki rumah, bermaksud untuk segera mungkin mengunci dirinya di dalam kamar, ia hanya terus berpikiran tentang apa yang Yoongi katakan sore tadi kepadanya. Namun sungguh bukan hari yang baik untuk Jimin, karna Yoongi sudah menantinya di belakang pintu tersebut, dan dengan kasar Yoongi menarik lengan Jimin.

"Kak Yoon!"

Jimin membentak Yoongi dan selanjutnya Jimin tahu apa yang akan terjadi. Tanpa buang waktu, Jimin segera berlari menuju kamarnya. Namun, tiba-tiba Namjoon menghadang jalannya. Apa ini? Apa mereka berdua sudah merencanakannya?

"Jim, kau hadiah ulang tahun dariku," Ucap Seokjin kelewat santai lalu beranjak dari sana, membuat Jimin terdiam tak percaya.

Karena terlalu fokus mencoba mencerna ucapan Seokjin yang mulai perlahan gila, Jimin sampai tak menyadari jika Namjoon telah mengunci kedua tangannya dari belakang, sampai Yoongi dengan seringai setan miliknya pun muncul dihadapan Jimin.

"Kak Yoon sadar!" Ucap Jimin berusaha meronta, namun apalah daya, Namjoon lebih kuat darinya.

Yoongi selangkah mendekat kala Namjoon menganggukkan kepalanya atas pembicaraan keduanya melalui mata. Seokjin telah menghilang, entah kemana, yang jelas Jimin masih tak percaya dengan ucapan Kakak perempuannya tersebut, sekarang Jimin sendiri, dikelilingi oleh kedua pria gila penuh hasrat setan ini.

Untuk kedua kalinya, tanpa aba-aba, Yoongi kembali mencium Jimin, sedang Jimin hanya terdiam kaku dengan sudut mata yang mengaliri air bening. Saat lidahnya perlahan masuk kedalam mulut Jimin, Jimin menggigitnya dan dihadiahi sebuah tamparan keras, bahkan Yoongi tak menyadari jika sakit di lidahnya masih tak sesakit perlakuannya kepada Jimin.

Jimin mati-matian menahan desahan kala Yoongi kembali menyumpal mulut Jimin dengan bibirnya seraya meremas payudaranya. Yoongi memaksa lidahnya menerobos masuk kedalam rongga mulut Jimin. Jimin merasakan sesuatu yang mengeras menusuk belahan bokongnya dan Jimin teramat yakin itu milik Namjoon yang sedari tadi hanya menyaksikan kegiatan Yoongi.

Yoongi menarik baju Jimin hingga terlepas, menyisakan bra yang terbalut di tubuh Jimin. Yoongi mencium, sesekali menggigit area leher Jimin dengan teramat pelan, membuat Jimin menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan kotor yang akan keluar dari mulutnya.

"Kita lihat sampai mana kau tahan, Jimin." Tantang Yoongi, sedang Jimin sendiri tak peduli, ia sedang sibuk menahan birahi yang sepertinya tak tahu diri mulai memuncak.

Yoongi mengangkat bra Jimin ke atas, Jimin merasakan benda lunak dan basah menyapu lembut sekitar payudaranya. Sesekali Yoongi menggigit puting Jimin yang menantang. Begitu nikmat. Perlahan tangan Yoongi juga mulai melorotkan rok di sertai celana dalam yang Jimin gunakan. Tidak ada lagi yang bisa Jimin lakukan, selain hanya bisa pasrah, membiarkan kedua Kakaknya menikmati tubuh yang bahkan belum pernah tersentuh oleh lelaki sedikitpun, bahkan oleh Suga, pacarnya sendiri.

"Sudah terangsang?"

Yoongi tertawa remeh kala melihat Jimin yang sepenuhnya telah basah, Jimin sendiri hanya diam. Perlahan tangan Yoongi memasuki area sensitif Jimin, lalu menekan sesuatu yang membuat Jimin merasa terbang. Yoongi menggesekkan dengan pelan jarinya disana, lalu memutuskan untuk menjilati jarinya setelahnya.

Yoongi mengangkat sebelah kaki Jimin ke atas bahunya, memudahkan Yoongi mengakses vagina milik Jimin sepenuhnya. Dengan cepat, Yoongi membenamkan kepalanya disana. Jimin yang tak tahan lagi pun, akhirnya mengeluarkan desahan yang sedari tadi di tahannya.

"Akh--Kak Yoon, kumohon--hentikanhh--ahahhh--aku--"

Setelah puas menjilat dan menggigit klitoris Jimin tanpa rasa jijik, Yoongi menusukkan jari tengahnya di dalam sana. Rasanya begitu sakit dan Jimin begitu lemas. Belum hilang rasa kagetnya, Yoongi kembali memasukkan jari telunjuknya, disusul jari manis miliknya. Jimin kewalahan. Yoongi menggerakkan jarinya begitu cepat di dalam sana. Entah jari siapa yang sekarang sibuk bermain di puting milik Jimin, Jimin tidak peduli lagi. Hingga akhirnya Jimin merasakan sesuatu yang mendesak ingin keluar. Yoongi menjilat cairan itu. Jimin tidak kuat lagi, ia pun merosot di atas lantai. Dengan cepat Namjoon menggendong tubuh separuh telanjang Jimin dan membaringkannya di atas sofa seraya melucuti bra Jimin yang mana membuatnya benar-benar telanjang.

Yoongi menahan kaki kiri milik Jimin, sedang Namjoon mengikat kedua lengan Jimin menggunakan tali, begitu kuat, memastikan jika sang korban tidak akan bisa memberontak. Yoongi sudah sepenuhnya siap dengan miliknya yang sudah menegang. Dengan beberapa kali percobaan yang menyakitkan, akhirnya milik Yoongi pun berhasil bersemayam di dalam sana.

Jimin berteriak keras menahan rasa sakit dan amarahnya, Jimin benar-benar tak berdaya.

Setelah lima detik berhenti, mencoba untuk memberi perkenalan pada milik Jiminnya, perlahan Yoongi mulai mengeluar masukkan penisnya di dalam sana, sedangkan Namjoon memberi sensasi lain dengan menjilati payudara milik Jimin. Jimin malu, ia begitu malu dengan keadaannya sekarang, tolong bangunkan Jimin sekarang jika ia memang benar-benar disetubuhi oleh Kakaknya sendiri.

"Akh--Kakh Yoon--"

"Oh--ssh--fuck."

Semakin lama gerakannya semakin cepat, sampai akhirnya Yoongi tiba dengan menembakkan cairannya ke dalam sana, lalu Yoongi sepenuhnya ambruk pada sisi sofa. Namun itu sungguh belum selesai, karna kini, tanpa memberi Jimin waktu istirahat, Namjoon kembali mengangkat tubuh Jimin yang lemas untuk ia dudukkan pada pangkuannya. Dengan mudah ia membenamkan penisnya pada milik Jimin, tanpa sedikitpun rasa iba, Namjoon kembali menggempur Jimin, sesekali mengambil kesempatan untuk menjilati leher lalu turun hingga ke dada Jimin.

Sampai untuk ke sekian kalinya Jimin kembali merasakan cairan hangat memenuhi isi perutnya, dan malam ini, Jimin benar yakin ia adalah jalang untuk kedua Kakaknya. <>

Hölle (YOONMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang