Chapter 02

646 21 0
                                    

Jimin segera menuju ke kamar untuk berganti pakaian, lalu tak lama kemudian Jimin kembali turun menuju lantai bawah rumahnya dengan membawakan satu setel baju milik Taehyung yang sengaja ia tinggal di rumah Jimin untuk berjaga-jaga jika Taehyung memerlukannya, seperti ini. Setelah tak ada lagi permasalahan dengan pakaian, Jimin dan Taehyung pun menuju ke dapur untuk mulai mengerjakan tugas mereka yang tidak lain tidak bukan membuat beberapa olahan sederhana untuk merayakan pesta kecil nanti malam.

"Jim, kalau aku mengajak Jennie kesini, boleh? Soalnya ini kan acara kekasihnya Kak Seokjin, aku saja belum dekat dengannya, apalagi Jennie." Ucap Taehyung bertanya sembari membersihkan ikan laut yang ia dan Jimin beli di pasar tadi.

"Boleh, toh aku juga tidak dekat dengan Kak Namjoon."

"Tapi kau kan calon Adik iparnya."

"Kalau begitu aku mengundangmu dan Jennie sebagai temanku. Tak usah di pikirkan, datang saja. Kak Namjoon tak akan mempermasalahkannya kok." Sergap Jimin begitu cepat sebelum Taehyung kembali mengatakan sesuatu lagi, karna saat sedang memasak, Jimin paling tak suka mengobrol ataupun di ganggu.

Cukup lama selang terjadi keheningan di antara mereka, kala sutil menyatu dengan kuali, kala pisau mencium datarnya papan pengiris, tanpa disadari, entah sejak kapan Taehyung mulai mendekat pada Jimin. Dia terus menempelkan dirinya pada Jimin, sehingga tanpa cela di antara keduanya, sungguh begitu mengganggu kegiatan Jimin yang sedang fokus menyiapkan adonan untuk membuat kue, ngomong-ngomong Seokjin pun turut menyuruh Jimin untuk membuat kue tar sendiri dan dengan patuh Jimin menurutinya.

"Kau sedang apa Tae! Kau jaga saja masakanmu, nanti gosong." Ucap Jimin pada Taehyung dengan sedikit membentak.

"Itu hanyalah rebusan, tak mungkin akan gosong." Jawab Taehyung tetap tak menggubris dan terus-menerus mendekati Jimin.

"Untuk apa kau menempel-nempel seperti itu? Kau menggangguku Tae!"

"Santai Jim, aku hanya mencari kehangatan." Seketika tubuh Jimin meremang kala merasakan kedua tangan Taehyung melingkar apik di perutnya, entah kenapa ia jadi teringat pada percakapannya dengan Taehyung di taman sekolah tadi. "Sekarang kan hanya ada kita disini, kau perempuan dan aku laki-laki." Ujar Taehyung mulai terlihat seperti menggoda.

"Disini tak hanya ada kita saja, Kak Yoongi ada di belakang!"

"Ayolah, dia bahkan tak peduli denganmu Jimin-ie."

"Oh astaga aku lupa!" Jimin berteriak cukup lantang. "Aku ambil mentega dulu!" Ujar Jimin seraya beringsut menjauhi Taehyung, untungnya pelukan itu sedang melonggar.

Sebenarnya itu hanya sebuah alasan Jimin untuk menjauh dari Taehyung yang mulai berpikiran mesum sejak tidur bersama Jennie di hotel. Namun dengan sigap Taehyung malah menarik lengan Jimin untuk memeluk sahabat dekatnya itu dari belakang dengan erat kembali.

"Kau tak pandai berbohong, Min Jimin. Kau sekarang tahu apa yang aku mau kan?" Tanya Taehyung seraya mengusap secara acak perut rata Jimin, dan itu berhasil membuat Jimin seketika merinding.

"Lepaskan Tae! Kita harus menyiapkan kue!"

"Bermain sebentar tidak masalah kok."

Taehyung membalik tubuh Jimin agar berhadapan dengannya, dan Jimin mengambil kesempatan emas itu untuk menampar Taehyungnya dan lari menjauh. Saat Taehyung kembali mencoba menahan lengan Jimin, dengan refleks Jimin menendang selangkangannya dan itu berhasil membuat Taehyung mengaduh kesakitan.

"Ow--kau begitu ganas Jim, aku hanya bercanda." Rintih Taehyung seraya memegangi kemaluan miliknya, dan Jimin yang pada dasarnya begitu polos pun begitu merasa bersalah lalu mendekati Taehyung.

"Sorry Tae, salah kau sendiri membuatku takut, sakit ya?"

"Ya iyalah pintar! Bawa aku ke kamar sekarang!"

"Bawa ke kamar? Mau ku beri tinju mentah?"

"Ini sungguh sangat sakit Jim. Kau seperti tak mengenaliku saja. Mana mungkin aku mau denganmu, kalau Jennie saja lebih seksi darimu!"

"Sialan."

"Ayo cepat bantu aku ke kamar."

Jimin membantu Taehyung masuk ke dalam kamar Jimin. Setelah itu Jimin membawakan sebongkah batu es untuk mengompres kelamin Taehyung yang tak sengaja Jimin tendang tadi. Jimin memang benar-benar tidak sengaja, lelucon yang dibuat Taehyung tadi membuat Jimin takut. Dan Jimin seakan melupakan fakta bahwa Taehyung bukanlah orang yang mesum terhadapnya. Taehyung tidak mungkin melakukan hal aneh, karena Taehyung menyayangi Jimin seperti saudaranya sendiri.

Sesama saudara tidak boleh saling menyakiti, bukan? <>

Hölle (YOONMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang