Chapter 13

60 4 0
                                    

Satu bulan sudah Jimin menjalani kehidupan barunya. Sebenarnya tidak ada yang berubah. Hanya kebiasaan Jimin saja yang bertambah, yaitu melayani nafsu teman Seokjin. Awalnya mereka hanya datang saat malam hari. Namun lama kelamaan mereka mulai berdatangan saat sore hari. Begitupun Seokjin, dia jadi lebih cepat pulang ke rumah.

2 minggu yang lalu Seokjin memperbolehkan Jimin sekolah lagi. Untungnya kepala sekolah tidak mengeluarkannya dari sekolah.

Sejak Jimin kembali bersekolah ia belum pernah bertemu dengan Taehyung, kenapa Taehyung menghindarinya?

Hubungannya dengan Suga semakin tak jelas. Ia tak mau bicara dengan Jimin. Lebih tepatnya Suga dan Taehyung menghindarinya. Satu hal yang baik dari kehidupan baru ini, Yoongi memperbolehkan Jimin untuk berangkat dan pulang sekolah bersamanya. Dan Yoongi tak pernah menyentuh Jimin lagi. Jimin bisa melayani para berandalan teman Seokjin itu sampai mereka puas, namun Jimin sungguh takut jika Yoongi yang menyentuhnya.

Malam ini Seokjin mengadakan pesta dirumah. Pesta terakhir untuk satu orang temannya yang akan melanjutkan study ke luar negeri. Jimin yakin malam ini adalah salah satu hari sialnya. Jimin akan jadi hadiah terakhir untuk teman Seokjin yang akan pergi itu. Jadi daripada repot memikirkan memakai baju apa Jimin lebih memilih diam dikamar dengan hanya menggunakan bra dan celana dalam, menunggu siapapun yang akan masuk.

Jimin melihat cermin yang memantulkan bayangan dirinya disana. Inikah Jimin yang sekarang? Dengan dada dan pantat yang sangat menggoda. Dulu Jimin tidak seperti ini. Ini pasti terjadi karena tangan-tangan Pria yang menidurinya.

Pintu kamarnya terbuka. Namjoon melongokkan kepalanya kedalam.

"Kenapa masih disini? Semua sudah menunggu dari tadi." Namjoon melipat kedua tangannya. "Kenapa masih pakai dalaman saja? Kau sengaja ingin menggoda ya?" Ujar Namjoon.

Jimin mematung mendengar ucapan Namjoon, sejenak ia merasa malu pada dirinya sendiri. Jimin telah menjadi seperti yang mereka inginkan.

Perlahan Namjoon berjalan mendekati Jimin. Namjoon berhenti tepat didepannya. Jika Jimin yang dulu, pasti ia sudah mundur menjauh. Tapi sekarang Jimin malah balik menatap kedua mata Namjoon

"Kau sudah nakal ya sekarang. Bahkan lebih nakal daripada Seokjin," Bisik Namjoon di telinga Jimin.

Jimin tersenyum miris. Memang Seokjin tak pernah berpakaian seperti ini didalam rumah. Namun apa bedanya dengan Seokjin yang telanjang didepan Pria yang penuh nafsu?

Namjoon meremas lembut pantat Jimin. Lidahnya menari di telinga Jimin, membuat Jimin kegelian. Ini kedua kalinya Jimin merasakan sentuhan Namjoon. Rasanya sangat berbeda dengan yang pertama kali.

"Sayang, bawa Jimin turun." Teriak Seokjin dari lantai bawah.

Jimin segera tersadar. Apa tadi ia menikmati sentuhan Namjoon? Sadar Jimin! Namjoon pacar Kakakmu Seokjin. Namun apa yang salah, bahkan Seokjin juga mengizinkan Namjoon menyetubuhi Jimin. Jimin pusing ia lelah dengan perang batinnya sendiri.

"Ayo, kebawah. tak perlu pakai baju." Ucap Namjoon seraya berjalan beriringan kebawah.

Delapan pasang mata menatap Jimin takjub. Seokjin bermain mata dengan Namjoon, Namjoon yang mengerti pun mendorong Jimin kearah seorang Pria yang tengah duduk tenang dengan rokok diantara jemarinya sesekali dihisap, wajahnya tampan dan ekspresinya begitu tenang.

"Hoseok, ini Jimin." Kenal Seokjin

Pria dingin yang ternyata bernama Hoseok itu diam saja tidak berguming, dengan rokok yang sesekali masih dia hisap. Jimin bingung apakah dia tidak berminat terhadap Jimin? Apa benar dia yang membayar Jimin? Apa mungkin dia penyelamat Jimin?

Semua teman Seokjin sudah larut dalam dunia mereka sendiri. Mereka sudah mabuk, dan mulai melakukan hal tak senonoh. Sepertinya mereka lupa dengan tujuan sebenarnya mengadakan pesta ini. Hoseok sendiri hanya diam mengacuhkan temannya.

Desahan demi desahan mulai terdengar di ruang tengah rumah itu. Ada yang sudah telanjang bulat, ada juga yang sudah tertidur karna sesi bercintanya telah berakhir. Yang pasti pakaian mereka sudah bertebaran dimana-mana. Melihat mereka seperti itu, tak munafik Jimin mulai terangsang. Jimin melirik Hoseok, ia penasaran apa Hoseok akan menyentuhnya atau tidak. <>

Hölle (YOONMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang