Chapter 11

70 4 0
                                    

"Hey, bangun." Chanyeol berbisik seraya mengelus lembut pipi Jimin hingga sang empu terjaga. "Aku sudah memasak sarapan untukmu." Ujarnya sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan.

Jimin bangkit perlahan lalu berjalan menuju kamar mandi. Jimin menyalakan Shower dan berdiam diri dibawahnya. Rasanya ia lebih aman disini. Merenungkan kembali apa yang telah terjadi, ia hanya tak habis pikir dalam beberapa hari hidupnya akan berubah 360°.

***

Jimin mengenakan kaos yang ditinggalkan Chanyeol didalam kamar. Ukurannya lebih besar dari tubuh Jimin seharusnya, namun cukup untuk menutupi sampai batas paha. Chanyeol tak meninggalkan celana, karena ia pikir mungkin tak akan muat dengan Jimin.

Dari kejauhan Jimin bisa melihat Chanyeol tersenyum kearahnya kala ia mendekati meja makan. Jimin rasa ia telah menunggunya sedari tadi. Jimin duduk dihadapannya, dan benar saja Chanyeol telah memasakkan sarapan pagi untuknya.

"Ini untukmu, titipan dari Seokjin," Ucap Chanyeol mengulurkan dua buah pil pada Jimin. "Ia bilang minum sekali sehari." Jimin menggangguk seraya mengambil pil tersebut, ia telah mengerti walau tak dijelaskan.

Setelah selesai makan, Chanyeol mengajak Jimin duduk dibangku dekat kolam renang miliknya. Ingatan Jimin melayang pada Suga. Dulu mereka melakukannya di kolam renang sekolah. Bagaimana kabarnya sekarang? Apa hubungan mereka telah berakhir? Suga tak menghubunginya lagi sejak hari itu.

"Bajunya kebesaran ya?" Jimin mengangguk. "Maaf, di rumah ini tak ada baju perempuan, aku tinggal sendiri."

"Tidak apa."

"Eung--ingin berenang? Bisa berenang kan?"

"Bisa, kekasihku seorang atlit renang, dia yang mengajarkanku caranya berenang."

"Kau sudah memiliki kekasih?" Tanya Chanyeol penasaran.

Jimin mengganguk lagi dengan wajah murung mengingat hubungannya yang diujung tanduk bersama Suga.

"Jam berapa Kak Chanyeol akan berangkat kuliah?" Tanya Jimin memotong keheningan yang sekelebat melanda.

"Ada apa? Kau ingin aku cepat pergi?" Chanyeol terkekeh kecil kearah Jimin. "Kalau aku pergi nanti kau kabur."

Kenapa Jimin tidak memikirkan hal itu? Jimin bisa saja kabur saat Chanyeol pergi kuliah. Sekarang Jimin harus bisa membuatnya keluar dari rumah ini.

"Mau kabur kemana aku dengan pakaian ini? Kak Chanyeol nggak perlu khawatir."

"Aku libur selama 3 hari." Ujar Chanyeol Mengambang. "Argh aku ingin lagi Jim," Jemari Chanyeol menjambak rambutnya frustasi ketika melihat Angin tak sengaja menyingkap baju Jimin yang menampakan paha putih mulus milik Jimin.

Sial! Jimin meneguk salivanya dengan paksa.

Tanpa menunggu jawaban Jimin, Chanyeol menggendong Jimin kembali kekamar. Jimin tidak melawan saat Chanyeol melucuti semua pakaiannya, hingga mereka berdua kini telanjang bulat.

Dengan tidak sabar Chanyeol menindih Jimin dan langsung menancapkan penisnya didalam vagina. Jimin merintih kesakitan, ia menangis, mengingat benda itu masuk tanpa pelumas apapun, itu membuat miliknya sakit. Dengan tempo terburu-buru Chanyeol mulai menggerakannya. Jimin tak dapat berkutik, selain berdoa semoga ia dapat berjalan setelah ini.

***

Jimin membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah celana dalam yang tergeletak pasrah disebelah Chanyeol. Jimin terbangun diatas tubuh Chanyeol. Jimin berusaha mengingat kembali kenapa posisi mereka bisa seperti ini.

Oh iya!

Saat mereka melakuan ronde yang entah ke berapa, Jimin mengganti posisi jadi diatas. Jimin menggoyang pinggulnya dengan cepat hingga mereka mencapai klimaks bersama. Setelah itu mereka jatuh tertidur tanpa melepas kontak. Adik kecil Chanyeol pasti tertidur pulas di sarangnya.

Jimin menyingkap selimut yang menutupi tubuh mereka. Jimin ingin mandi, membersihkan cairan yang lengket ditubuh. Namun ternyata gerakannya membangunkan Adik kecil Chanyeol yang sedang tertidur. Jimin merasakan Adik kecil Chanyeol terus membengkak didalam sana. Chanyeol yang mulai bangun pun meremas kembali pantat Jimin dan memaksanya untuk berkerja, lagi.

"Kak Chanyeol-" Lirih Jimin. "Aku mau mandi."

"Sekali aja, sayang."

Tanpa banyak membantah Jimin menuruti keinginannya. Jimin menggoyang kembali pinggulnya dan mendesah hebat. Untuk menambah rangsangannya Jimin menjilati daun telinga Chanyeol, kemudian beralih ke pipi dan berakhir dilehernya. Jimin melakukan apa yang biasa Lelaki biadab lakukan padanya. Chanyeol merintih kenikmatan.

"Kau nakal, Jim. Kau harus dihukum karena nakal," Ucap Chanyeol hilang akal, Jimin tak peduli toh yang Jimin lakukan sekarang adalah hukuman buatnya.

Chanyeol mendorong tubuh Jimin kesamping. Lalu Chanyeol berdiri dan mengambil sebuah tali dari laci meja yang terletak disamping ranjangnya. Jimin mencium sesuatu yang tidak beres. Sepertinya Chanyeol serius akan "Menghukumku." <>

Hölle (YOONMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang