***
Terlihat segerombolan laki-laki sedang berkumpul di kursi barisan paling belakang. Mereka semua terlihat sedang fokus pada layar ponsel yang sedang di pegang oleh salah satu dari mereka. Kira-kira Apa yang sedang mereka tonton sampai terlihat begitu antusias dan tidak ingin di ganggu seperti itu? Jawabannya tentu hanya mereka yang tahu.
Itulah salah satu kegiatan di kelas XII IPA 1 pada pagi hari ini. Ya salah satunya, karena masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lainnya yang terjadi di kelas ini. Seperti menggosip, bernyanyi, menonton drama, berselfi, dan ada juga yang menyapa Adik kelas yang sedang lewat di depan kelas XII IPA 1. Rata-rata yang mereka sapa adalah Adik-Adik yang mereka anggap memiliki wajah yang imut, cantik ataupun tampan.
"Lo semua selama liburan pergi ke mana?" tanya Adel sambil menyuapkan bakso yang di pesannya tadi ke dalam mulut.
Saat ini mereka berempat sedang berkumpul di kantin sekolah. Mereka langsung saja memutuskan untuk pergi ke kantin saat mengetahui bahwa tidak akan ada guru yang memasuki kelas mereka.
"Kalau gue sih di rumah aja," ujar Deisya setelah menelan satu suapan mie ayam ke dalam mulutnya.
"Gue tahu banget nih, pasti lo malas kan buat keluar rumah?" tuduh Thalia.
"Nggak perlu gue jawab lo semua juga sudah tahu kan jawabannya apa?"
"Lo itu kebiasaan banget si," sindir Adel.
"Gue juga sama kayak Deisya. Nggak pergi ke mana-mana, paling jauh ke supermarket," ujar Thalia.
"Lo berdua sama aja sebelas dua belas," cetus Chelsy yang langsung di balas kekehan pelan oleh Deisya dan juga Thalia. Mereka berdua memang memiliki banyak kesamaan dari pada kedua temannya yang lain. Entahlah, Deisya juga bingung kenapa bisa seperti itu.
"Kalau lo ke mana Chel?"
"Kalau gue selama liburan, ikut orang tua gue ke Bandung. Jenguk sekaligus jagain Nenek gue yang lagi sakit," jawab Chelsy sambil meminum minuman yang ada di hadapannya.
"Nenek lo sakit?" tanya Deisya, Thalia, dan Adel secara bersamaan. Chelsy hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Sekarang Nenek lo sudah baikan?" tambah Deisya.
"Alhamdullilah, sudah."
"Alhamdullilah," ucap ketiganya lagi secara bersamaan.
"Ini nggak ada yang mau tanya gue, ke mana waktu liburan?" Tanya Adel kepada ketiga temannya.
"Nggak !" sahut Deisya, Chelsy, dan Thalia dengan serempak.
"Jahat banget si lo semua sama gue."
Suara tawa mereka seketika saja pecah. Ketika melihat wajah Adel yang sedang cemberut, akibat ulah mereka.
Kantin yang sebelumnya terlihat sepi seketika berubah menjadi sangat ramai setelah bel istirahat berbunyi. Tapi itu semua tidak mempengaruhi Deisya dan teman-temannya untuk beranjak dari meja kantin yang berada di sudut paling pojok. Mereka tetap asik dengan makanan yang mereka pesan tanpa menghiraukan murid-murid yang lain.
Selang beberapa menit, suara bising orang-orang yang berada di kantin semakin menjadi-jadi. Ketika mereka melihat sekelompok laki-laki yang baru saja masuk ke dalam area kantin.
'Astaga Kak Aland ganteng banget.'
'Kak Daniel keren.'
'Kak Aland pacar gue.'
'Kak Naufal senyumnya.'
'Kak Radit.'
Suara-suara itu di ajukan kepada Aland Berlon Carlos, Daniel Dickson, Naufal Jazzton Valerian, dan juga Raditya Nathan Wijaya. Mereka berempat adalah most wanted boy Antariksa High School. Sekelompok laki-laki yang berjumlah empat orang itu banyak di gemari oleh kaum hawa. Karena ketampanan yang di miliki oleh mereka berempat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect CEO (Sudah Terbit)
RomanceRank🏅 #1meriage Dijodohkan dengan seorang CEO muda berusia 23 tahun, yang memiliki sifat dingin, tegas, irit bicara dan selalu menampilkan wajah datarnya. Tidak pernah sekali pun terbayang kalimat itu di benak seorang Deisya Grethania Anderson. Rem...