MPC -4

202K 5.2K 47
                                    

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi sekitar beberapa menit yang lalu. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 13.40. Tempat parkir sekolah juga sudah mulai terlihat sepi. Hanya tinggal beberapa kendaraan yang masih berada di sekolah yaitu, milik guru dan milik sebagian murid yang masih berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan estrakulikuler. Namun, berbeda dengan Deisya dan ketiga temannya yang sama sekali tidak mengikuti kegiatan estrakulikuler apapun, tapi masih berada di dalam kelas.

"Langsung pulang kan?" tanya Chelsy kepada teman-temannya. Setelah memasukkan buku pelajaran yang ada di atas mejanya ke dalam tas.

"Iya."

"Mau cepat-cepat sampai ke rumah gue," ujar Adel membuat ketiga temannya yang sedang berada di dekatnya menatap perempuan itu bingung.

"Memangnya ada apa di rumah lo?" Tanya Deisya yang langsung di balas dengan galengan singkat. "Enggak ada apa-apa," balasnya.

"Terus, mau ngapain cepat-cepat?"

"Mau terusin drakor yang semalam belum sempat gue kelarin," jawab Adel membuat ketiga temannya bongong seketika.

"Anjir! Gue kira ada apaan."

"Drakor mulu lo," cetus Chelsy menepuk pelan pundak Adel.

"Eh jangan salah. Dari drakor tuh gue bisa liat aktor yang ganteng. Sekalian gue cuci mata. Benar nggak ?"

"Terserah lo Del."

Deisya merampas tas ranselnya yang berada di atas meja. Dan segera keluar dari dalam kelas. Di ikuti oleh ketiga temannya.

"Hati-hati lo Del bawa mobilnya, nanti gara-gara mau nonton drakor lo malah nabrak lagi," ujar Deisya memperingati.

"Nabrak apaan?"

"POHON TOGE!"

"Anjir!" ucap Adel, Thalia, dan Chelsy dengan serempak.

"Sudah ya, bye."

"Ayo pulang," ajak Deisya saat melihat mobil Adel yang sudah melewati gerbang sekolah. Setelah itu ketiganya segera masuk ke dalam mobil mereka. Untuk pulang ke rumah masing-masing.

Dentuman lagu Justin Bieber menggema di dalam mobil lamborghini milik Deisya. Bukan hanya lagu Justin Bieber saja yang menggema. Tapi juga suara Deisya yang ikut menyanyikan lagu itu dengan suara merdunya. Saat ini Deisya masih dalam perjalanan menuju kediaman keluarganya.

Deisya masih merasa bahwa semuanya baik-baik saja. Hingga tiba-tiba ia menabrak sebuah mobil yang sedang berhenti tepat di depannya.

"Mampus gue!" pekik Deisya saat mobil bagian depannya menabrak bemper belakang mobil itu.

"Mati gue! Orangnya keluar," ujar Deisya semakin panik saat melihat orang yang berada di dalam mobil keluar. Dan melihat bagian belakang mobilnya yang sudah lecet karena ulahnya.

Deisya mempererat genggaman tangannya pada stir. Ia benar-benar terlihat sangat panik, karena ini baru pertama kalinya ia menabrak mobil orang lain.

"Keluar!" pinta pria itu sambil berdiri tepat di samping pintu mobil Deisya.

"Bagaimana dong ini, kalau gue tetap di dalam sini. Nanti kaca mobil gue bisa pecah gara-gara di ketuk terus kayak gitu," gumam Deisya. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari dalam mobilnya. Berdiri tepat di hadapan pria itu.

"Hmm, ada apa ya Om?" tanya Deisya sambil menundukkan pandangannya ke bawah. Tapi setelahnya, ia sama sekali tidak mendengar suara pria itu lagi.

"Anjir, ganteng banget ini orang," puji Deisya dalam hati. Ketika melihat wajah pria yang berada tepat di hadapannya itu.

My Perfect CEO (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang