Sepeda Kecil

73 13 14
                                    

               ****


"Aduh! Sakit. Al, bantuin El, hiks hiks, hiks." Cewek berkucir dua menangis karena ia habis jatuh dari sepeda pink kecilnya.

Al yang mengetahui El terjatuh lalu berlari mendekati dan membantu El untuk berdiri.

"Yang sakit mana El?" Tanya Al khawatir.

"Dengkul El berdarah. Sakit huwaaa, hiks hiks hiks." El masih menangis.

"Jangan nangis dong El. Al takut nih, nanti kalau dikira orang Al yang jahatin El gimana?" Al kecil mulai berkaca kaca.

"Tapi sakit Al." El mencoba meredakan tangisannya.

"Udah jangan nangis. Pulang yuk, Al gandeng. Biar kaya anak gede." Al meringis melihatkan gigi ompongnya.

"Gendong." El merengek.

"Berat, Al enggak kuat." Al memelas.

"Yaudah, El nangis lagi."

"Iya iya, Al gendong."

Al langsung membantu El berdiri dan berjongkok di hadapan El.

"Naik, pegangan tapi ya." Pesan Al

"Jangan lari. Nanti jatuh." El ketakutan.

"Al." Panggil El.

"Apa El?"

"Sepeda El gimana? Nanti kalau diambil pemulung gimana? El enggak punya sepeda dong. Huwaaa, hiks hiks hiks." El kecil menangis lagi. Melihat sepeda pink kecil yang ia tinggal.

Al langsung menurunkan El

"El jangan nangis lagi dong. Nanti sepedanya biar diambil sama ayah. Udah ya jangan nangis lagi." Al mengusap air mata yang mengalir di pipi lembut El.

El langsung memeluk Al.

"El sayang sama Al."

"Al juga sayang sama El."

FlashbackOff

"Dorr! Ngelamun terus!" Al mengagetkan El.

"Kaki ayam! Hihh El kaget Al." El langsung memanyunkan bibirnya.

"Salah siapa ngelamun terus."

"Enggak ngelamun, El tadi liat sepeda pink jadi keinget dulu waktu jatuh dari sepeda, terus digendong deh sama Al." El memamerkan gigi gingsulnya.

"Berat tau waktu itu El. Cengeng lagi."

El langsung melotot ke arah Al, siap siap memangsa Al.

"El enggak berat. El kan kurus, El juga enggak cengeng. Lagian juga waktu itu El masih kecil. Jadi wajar lah kalau cengeng." El memanyunkan bibirnya.

Al sama sekali tidak menanggapi kata El, Al langsung membahas masalah beasiswa Sma Pelita

"Eh El, kemarin Al tanya sama guru di Sma Pelita, buka kok jalur beasiswa. El daftar bisa kok. Kan El pinter." Sambil mengacak rambut El.

"El bilang bunda dulu."

El langsung berlari ke arah dapur. Menarik bundanya menuju ruang keluarga.

"Udah, Bunda dengerin Al ngomong ya."

El langsung menginjak kaki Al, memberi kode untuk segera berbicara.

Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang