Hargai karya penulis dengan cara menekan tombol bintang di bagian pojok kiri:)
Happy Reading
~~~
Munculah Aqsal dari balik pintu.
"Permisi Pak! Saya mau berbicara dengan Gabriela." Sambil memandang Gabriela sendu.
El bertanya pada Al dan tidak mendapat jawaban.
"Silahkan, Gabriela silahkan keluar." Pinta guru mapel.
El keluar dan langsung bertanya pada Al.
"Kenapa sih? Ngapain coba?"
"Kabar buruk.....
Teettt tettt tetttt..
Tiba tiba bel istirahat berbunyi, hingga semua siswa berhamburan keluar.
"Lama sih lo. Gue ke kantin dulu Al, nanti dibicarain lagi."
"Tapi ini penting banget."
Tiba tiba Lea, Miggi, dan Reta keluar kelas dan menarik El.
"Gue pinjem El dulu."
Mereka ber-empat langsung nyelonong begitu saja.
Al bingung dan langsung mengejar El, tapi El terlihat sedang sangat bahagia. Al tidak mungkin membicarakan ini sekarang, pasti akan merubah mood El untuk beberapa hari kedepan.
Al membiarkan masalah ini dan akan membicarakan ini sepulang sekolah.
****
Sesampainya di kantin mereka semua terlihat asyik memakan hidangan masing masing. Lea yang sibuk melirik cogan cogan di sekolahnya
"Makanan lo dingin jadi ga enak nyet."
"Heheh, lirik lirik cogan gue, kali aja ada yang mau sama gue gitu, ya kan El." Sambil mengikut El
"Eheeh iya iya."
El sedang bengong sambil menikmati makanannya yang masih penuh.
"Lo kenapa El?" tanya Reta.
"Engg enggak, gue enggak papa. Cuma kepikiran kata-kata Aqsal tadi."
"Emang Kak Aqsal ngomong apa?" tanya Miggi kini ikut nimbrung
"Belum jadi ngomong sih, karena tadi keburu bel. Terus kalian keluar, yaudah deh." Jelasnya.
"Kalau penting gimana El?"
"Halah, bocah kek dia enggak pernah serius. Tenang aja udah."
Suasana hening sejenak,
"Gue ke toilet sebentar, kalian duluan aja."
"Gue temenin ya El."
"Gausah Le, lo sama anak-anak aja."
Mereka semua menganggukkan kepala tanda setuju.
El menuju toilet sendiri.
Sampai toilet ia hanya mencuci muka sambil mengaca.
"Hari ini kenapa ya? Semakin gue b aja kok semakin ga enak sih perasaan gue."
El mencuci muka beberapa kali dan akhirnya ia memutuskan keluar toilet.
El bertemu Dhey dkk. Dhey hanya melirik El sekilas.
El yang merasa dilirik hanya menundukkan kepalanya.
Sesampainya di kelas, seperti biasa kelas rame karena belum masuk belum berbunyi.
El masih gelisah, menebak apa yang akan dikatakan Al.
Namun ada guru masuk.
"Anak-anak, hari ini kalian pulang lebih awal, karena para guru akan ada rapat penting. Silahkan kalian beres beres dan menuju rumah masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen Fiction"Kenapa Al boleh pacaran? sedangkan El enggak boleh?" Tanya El sambil berkaca kaca. "Karena El masih kecil. Al enggak mau El sakit hati." Al mencoba menenangkan. "Al egois! El benci sama Al! Enggak usah temuin El lagi." El berlari meninggalkan Al s...