Hargai karya penulis dengan cara menekan tombol bintang di bagian pojok kiri:)
~Happy Reading~
...
"Ngomong-ngomong, lo kelas apa?" Tanya Nindy sambil menuju kelasnya.
"Gue XI-IPA 1, lo sendiri?"
"What? Kakak kelas gue dong? Heheh, maaf ga sopan kak. Kirain satu angkatan, hehe."
"Gapapa kok, santai aja, gue enggak beda-bedain mana satu angkatan mana adek kelas kok." Jawab Tomy sambil tersenyum.
"Gue X-IPA 1 kak."
"Enggak usah panggil gue kak. Tomy aja lebih enak di denger."
"Hehe, iya My, gue belok yaa, kelas gue disana. Dadaa Tomy.."
Nindy meninggalkan Tomy dengan lambaian tangannya. Terlihat punggung Nindy semakin menghilang.
Sampai di kelas Tomy menuju kursinya dan mengecek ponselnya.
Timy Lampir
Pulang jam berapa lo? Mampir di sekolahan gue ya kak.
G, males, pulang sendiri aja.
Gue bilangin mamah lo!
Bodo!
Tomy menutup room chatnya dengan kembarannya. Timy Natalia.
Tomy memiliki kembaran yang sama sekali tidak pernah akur. Entah Tomy yang jahil atau sebaliknya. Tapi percayalah, mereka sangat menyayangi satu sama lain.
Tiba tiba, kursi sebelahnya sudah di isi dengan laki laki macho.
"Kenapa?" Tanya Tomy.
"Tadi lo jalan dari mana sama cewek cakep." Tanya cowok tersebut.
"Cuma dari taman belakang, papasan doang." Jelas Tomy.
"Oh, lo belum tahu nama gue kan? Gue Reza. Gue lihat disini lo belum punya temen kan? Gue mau kok jadi temen lo. Asalkan lo mau ngenalin cewek tadi ke gue." Senyum Reza yang licik berhasil membuat Tomy sedikit kesal.
"Kalau lo mau deketin Nindy, enggak usah pakai perantara. Lo deketin aja sendiri." Jawab Tomy yang tak berniat membahas ini.
"Oh, ayolah Tom. Lo anak baru tapi sombong banget, mentang-mentang habis jalan sama siapa tadi namanya. Oh ya Nindy."
Reza meninggalkan Tomy, baru satu langkah Reza kembali dan membisikkan sesuatu ke arah Tomy.
"Bantu gue deket sama Nindy, atau lo habis kena bully gue sama anak-anak." Bisik Reza.
"Gue enggak takut." Jawab Tomy santai.
____
"Widihh, darimana? Cakep ya? Pergi gitu aja, kita udah selesaiin tugas lo dateng." Ketus Lea.
"Emang gue kan cakep hahah. Mana sini gue nyontek."
Nindy langsung mengambil bukunya dan menyalin pekerjaan temannya ini.
Reta dan Miggi hanya tersenyum di belakang Nindy dan Lea melihat kelakuan 2 sahabat yang tidak pernah akur.
Dengan cepat Nindy menyelesaikan tugasnya. Bukan! Lebih tepatnya menyalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen Fiction"Kenapa Al boleh pacaran? sedangkan El enggak boleh?" Tanya El sambil berkaca kaca. "Karena El masih kecil. Al enggak mau El sakit hati." Al mencoba menenangkan. "Al egois! El benci sama Al! Enggak usah temuin El lagi." El berlari meninggalkan Al s...