El sudah siap dengan baju biru putihnya, karena memang kelas 10 belum mendapatkan seragam.
Al sudah menunggu El sejak jam 06.00 tapi El selesai jam 06.30
"Udah? Lama banget sih El."
"Udah kok, aku pamit bunda dulu."
El langsung mencari bundanya.
"Bunda, El berangkat dulu ya. Do'ain semoga bisa diterima."
"Amin sayang. Sudah sana berangkat."
Al dan El masuk mobil. Setelah sampai di Sma Pelita Harapan, mata El terkagum kagum.
"Gede banget Al?"
"Iya, yuk masuk."
Al turun dan El kemudian turun. Ada yang menatap El aneh, benci, dan tidak suka.
"Siapa tuh yang bareng sama Aqsal?"
"Cantik yah?"
"Enggak ah, buluk gitu."
"Paling juga jalur beasiswa."
"Ya ampun Aqsal masak punya gandengan?"
Dan masih banyak lagi. El hanya bisa menguatkan hatinya. Ia harus mencoba terbiasa sekolah disini. Mungkin kedepannya ia akan banyak mendapat bullyan. El siap itu!
"Kayaknya nanti yang jalur beasiswa dikumpulin sendiri El."
El masih sibuk melihat keadaan sekitar, El terkagum kagum.
Namun, El dikagetkan oleh kedatangan Rafa dan Stefan.
"Wih, siapa sal?" Tanya Rafa.
"Bukan siapa siapa." Jawab Al cuek.
Al langsung menarik tangan El.
"Tuh anak kadang gaje ya. Kita tanya baik baik juga." Stefan menggerutu.
"Bentar lagi cerita. Liat aja, tidak akan ada dusta di antara Alaskat." Ucap Rafa yang sambil berlalu.
"Tungguin elah Raf." Stefan setengah berlari mengejar Rafa.
*^*
Al dan El sampai di ruang osis, belum beberapa lama bel tanda masuk berbunyi.
Semua calon siswa dikumpulkan di Lapangan Pelhar. Setelah semua siswa kumpul, kepala sekolah mengambil alih apel pagi tersebut.
"Tolong, bagi jalur beasiswa keluar dari barisan dan membentuk barisan di sebelah kanan." Ucap Kepala Sekolah.
El pun keluar dari barisan dan menuju tempat yang dimaksud. Tidak banyak yang mendapat jalur beasiswa, hanya sekitar 30 siswa dari 1.700 siswa Sma Pelhar.
Setelah mereka semua diberikan informasi penting. Apel kembali diambil alih oleh osis. Dan yang berdiri di depan sana adalah Al. El terbelalak kaget. El tidak tahu, Al memiliki jabatan apa di osis.
Kebetulan semua geng Alaskat merupakan pengurus osis. Dan tetap Al lah ketuanya.
Calon siswa sudah dibagi menurut kelasnya. Karena El merupakan siswa pintar, ia masuk ke kelas X-Ipa 1. Yang membina X-Ipa 1 adalah Rafa.
"Absen dulu ya adek adek yang manis." Ucap Rafa
"Iya kak."
Ada yang teriak girang dan ada yang biasa saja, termasuk El.
Saat ini giliran El yang dipanggil.
"Gabriela Anindiya."
El mengangkat tangan sopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen Fiction"Kenapa Al boleh pacaran? sedangkan El enggak boleh?" Tanya El sambil berkaca kaca. "Karena El masih kecil. Al enggak mau El sakit hati." Al mencoba menenangkan. "Al egois! El benci sama Al! Enggak usah temuin El lagi." El berlari meninggalkan Al s...