Lolongan serigala memecah sunyinya malam. Jari jemarinya yang tak beralas pun menembus hutan malam yang rimbun. Lagaknya kesetanan, berlari dari satu pohon ke pohon lain. Ada luka dan gores sebab ia bertelanjang kaki. Gaunnya lusuh dan compang-camping sebab bergesekan langsung dengan rumput-rumput liar.
Iris hitamnya bergerak gelisah ke belakang. Surai hitam sebahunya basah kuyup karena keringat membanjirinya. Sesekali ia berhenti, mengatur deru napasnya yang memburu. Tulang-tulang kakinya nyari copot akibat berlari tanpa henti.
Bunyi suara gagak memekakan telinga. Bersamaan dengan itu, suara peluru menembus permadani langit kelam. Ia berlari tanpa tentu arah. Tidak peduli dengan luka-lukanya semakin menganga lebar. Ia lebih memilih sakit fisik, daripada harus menghadapi lelaki bejat.
Jung Eunha adalah seorang anak petani yang berhutang pada rentenir licik yang suka menindas. Sayangnya, Eunha dilahirkan dengan paras yang ayu dan molek, menjadi perempuan tercantik. Saat kedua orang tuanya dibunuh, kebenciannya semakin besar pada Jungkook———rentenir sekaligus penguasa sebagian tanah di desanya.
"Mau ke mana kau, Jung Eunha?"
"Bajingan!" umpatnya pelan. Lelaki bejat itu berhasil menghadangnya. Matanya berkobar penuh api. Kepalan tangannya memendam amarah.
Di hadapannya ada Jungkook bersama senapan panjang yang melintang di tubuhnya. Kedua matanya menatap pongah, kegagahannya sungguh angkuh di mata Eunha.
"Aku sudah melamarmu dengan cara yang baik. Begini kah balasan yang aku dapatkan?"
Matanya berkilat marah. "Melenyapkan kedua orang tuaku, apakah itu bisa disebut dengan baik?"
"Itu karena ulahmu, Sayang. Kalau-kalau kau tidak mempersulit, orang tuamu masih bersama kita di sini."
Eunha berdecih. Sayang, katanya. Seujung kuku pun ia tak sudi dipanggil begitu. Matanya menyalang ke arah Jungkook. "Keparat! Kau hanya ingin menjadikanku pelacur, 'kan? Macam istri-istri kau."
"Tidak. Aku mencintaimu."
"Cinta katamu? Simpan saja kata cinta busukmu itu! Aku tidak butuh!"
Kali ini mata Jungkook berkobar penuh api. Matanya menusuk tajam. Dalam diam, perlahan ia mendekati Eunha. Jungkook menarik tubuh Eunha lalu mencumbu dengan paksa gadis itu. Tidak peduli Eunha meronta kesetanan. Yang Jungkook pikirkan adalah bagaimana ia bisa memiliki Eunha. Jungkook sungguh mencintai Eunha. Tidak bermaksud pula membunuh kedua orang tuanya.
"Biadab! Setan kau! Lepaskan!" Tubuhnya memberontak seiring Jungkook menggagahi Eunha. "Aku tidak sudi disentuh olehmu!"
Jungkook memukul wajah Eunha dengan keras. Kedua matanya berapi-api dan tak lepas dengan kilatan nafsu yang menguasai. Dengan kasar ia memporak-porandakan baju Eunha. Lalu mengoyak keprawanan Eunha dengan tidak lembut. Tidak peduli betapa hebatnya erangan kesakitan Eunha.
Jungkook hanya terlampau lelah. Segala cara sudah ia lakukan untuk memperjuangkan Eunha, menaklukan hati gadis itu. Namun, Eunha selalu menolak cintanya mentah-mentah. Saat mengetahui Eunha berusaha kabur darinya, yang dipikirkan Jungkook hanya cara memiliki gadis itu.
"Kau tidak cintaiku. Kau hanya ingin menjadikanku pelacur."
"Aku sungguh mencintaimu. Aku tidak akan menjadikanmu pelacur."
"Cinta?" Eunha tersenyum remeh. "Puas kau setelah meniduriku?"
"Jung Eunha…."
Jungkook menenggelamkan suaranya. Ia tidak mampu membuka mulutnya. Birahinya memang tersalurkan sudah, tapi satu perbuatannya itu justru semakin membuat Eunha membencinya.
"Matikan saja aku kalau begitu. Tak sudi aku menjadi istrimu."
"Kau sudah tidak waras?" tolak Jungkook. "Aku tidak akan melakukannya. Aku akan menikahimu."
"Setan biadab! Kau sudah tuli? Aku tidak sudi, lebih baik mati!"
"Tidak akan pernah aku turuti."
"Kalau begitu lebih baik kita yang mati. Bagaimana?"
=FIN=
«16 Mei 2019»