*****
Kenapa kau begitu jauh?
Aku tidak terbiasa tanpamu di sini..
Seperti ada yang hilang..
Aku ingin bersamamu selamanya..*****
Ada yang bilang cinta itu memerlukan rangkaian perjuangan. Begitulah yang dirasakan oleh Jeon Jungkook, pria yang hampir mendekati usia seperempat abad. Menjalin hubungan dengan Jung Eunha saat masih berada di bangku sekolah hingga usianya sekarang bukanlah suatu yang mudah. Hampir empat tahun ia memadu kasih dengan Eunha banyak hal yang menjadikannya menjadi manusia yang lebih baik lagi. Bukankah salah satu hal positifnya memiliki pasangan seperti itu? Tanpa pasangan bukan berarti kita tidak menjadi pribadi lebih baik lagi. Hanya saja pasangan itu yang membuat kita lebih cepat menjadi lebih baik, selain adanya keinginan diri sendiri.
Hingga masa remajanya di sekolah berakhir, tak lantas membuat Jungkook dan Eunha mengakhiri hubungan mereka. Eunha melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas negeri di Jepang dan Jungkook mencari pekerjaan paruh waktu di sela kegiatannya sebagai mahasiswa juga. Tiga tahun bersama dengan jarak yang memisahkan, membuat Jungkook di awal-awal LDR-nya tidaklah mudah. Yang semula bisa bertemu jika mau, sekarang tidak bisa melakukannya. Mereka berdua juga sibuk dan terkadang hanya malam hari waktu luang bagi mereka.
Sudah setahun ini mereka saling berjauhan. Hanya menyapa via ponsel. Sederet ingatannya kembali melaju saat hari-hari libur tiba. Rasa sedih tidak bisa disembunyikan oleh Jungkook karena ia terlalu merindu pada kekasihnya.
"Hai," sapa Jungkook saat layar ponselnya menunjukkan wajah sang kekasih. Sudah hampir seminggu ini mereka tidak bertegur sapa.
"Hai, Sayang," balasnya riang.
Jungkook menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang. Berkali-kali ia memutarkan kepalanya, berharap otot-otot yang berada di tengkuk lehernya mengendur barang sejenak. Lalu memusatkan tatapannya kembali pada layar ponsel.
"Kau sedang berada di luar?"
Pasalnya latar belakang yang menunjukkan di mana Eunha berada bukan seperti kamar perempuan itu. Suara musik yang menyentak, juga teriakan dari——entah——berapa orang yang ada di sana. Jungkook juga baru menyadari jika Eunha merias wajahnya juga ada beberapa perhiasan yang mengkilap di bagian telinga dan leher. Bukan perhiasan yang dikenakannya seperti biasa.
"Iya, acara ulang tahun temanku," katanya diakhiri dengan senyuman.
Jungkook mengangguk paham. Dalam keheningan di antara mereka, diam-diam Jungkook merekam setiap pahatan yang berada di wajah cantik Eunha. Malam ini, kekasihnya sangat cantik sekali. Eunha memang terlahir sebagai dalam perempuan cantik. Hanya saja karena riasan dan aksesoris yang dipakainya malam ini meningkatkan kadar kecantikan Eunha.
Jungkook merindukannya. Sungguh. Pemilik hatinya itu sudah banyak berubah. Namun, Jungkook tidak bisa menyaksikan secara langsung perubahan demi perubahan itu. Karena mereka hidup berjauhan satu sama lain.
Tapi, aku sadar aku hanya bisa menyapamu melalui ponsel..
Bayanganmu muncul di depan mataku..
Lagi-lagi hari ini aku sedih..
Karena tidak bisa bertemu denganmu.."Em, aku harus kembali ke dalam. Besok aku akan menghubungimu lagi. Love you."
"Love you too."
Lalu sambungan terputus. Tidak ada lagi wajah Eunha yang memenuhi layar ponselnya. Padahal malam ini Jungkook ingin menuntaskan rindu. Biasanya Eunha yang akan bercerita tentang kesehariannya. Atau setidaknya biarkan Jungkook mengurai rindu yang menggebu dengan menyanyikan Eunha sebuah lagu. Bukan malam ini dan tidak masalah.
Jungkook menghela napas. Berjauhan dengan orang yang dicintai selama bertahun-tahun terlihat menyedihkan. Meskipun jarak memisahkan, Jungkook percaya hati mereka akan terhubung selamanya. Di lubuk hatinya yang terdalam, Jungkook ingin memeluk Eunha selamanya.
Keesokan harinya, Jungkook melakoni rutinitas seperti biasa. Setelah jam kuliahnya berakhir, Jungkook segera menuju tempat kerjanya. Di wahana bermain Jungkook mencari pundi-pundi rejekinya selama hampir setahun ini. Ia segera mengenakan kostumnya. Lalu siap mengelilingi area wahana.
Demi menarik perhatian anak-anak, Jungkook menggerakan tubuhnya aktif. Rela berloncat-loncatan sampai melambai-lambaikan tangan saat ada anak kecil yang melihat ke arahnya. Tak jarang usaha Jungkook membuahkan hasil. Hingga sore hari ini ada lumayan banyak anak kecil yang mengajaknya untuk foto bersama.
Hingga langit sudah menghitam, Jungkook mengistirahatkan tubuhnya dengan duduk di bangku. Melepaskan kepala badut dan menarik napas sebanyak mungkin. Kostumnya dilonggarkan sedikit agar angin masuk dan menghilangkan keringat yang membanjiri tubuhnya. Berdiri hampir delapan jam membuat tulang-tulang kaki Jungkook mulai lelah.
Di saat Jungkook sedang mencari udara segar, dari kejauhan Jungkook melihat ada seorang pria berkemeja rapi menghampirinya. Jungkook berdiri lalu memberi salam pada pria itu.
"Ini untukmu." Pria itu memberikan amplop putih pada Jungkook. "Hari ini kau sudah bekerja keras, Nak. Pulanglah, tempat ini akan segera ditutup."
Jungkook menerimanya dan mengucapkan, "Terima kasih."
Setelah kepergian orang yang diketahui sebagai atasannya, Jungkook segera kembali untuk meletakkan kostumnya. Kemudian ia segera pulang dengan menggunakan sepeda. Waktu yg dibutuhkan Jungkook hanya lima belas menit untuk sampai di rumahnya.
Sesampainya di rumah, Jungkook merogoh saku celana. Lalu mengeluarkan sebuah amplop dari sana. Ada beberapa lembar uang seiring jari-jemari Jungkook menghitung. Desahan kecewa itu terdengar ketika sudah menyadari bilamana hasilnya masih jauh dari targetnya. Sepertinya ia harus mencari pekerjaan lain dan berkerja lebih keras.
Jungkook selalu mencari pekerjaan di waktu luangnya. Bahkan ia mengambil beberapa minggu jatah liburnya sebagai mahasiswa untuk mengambil pekerjaan. Hingga sedikit demi sedikit targetnya tercapai. Jungkook mengambil ponselnya, mencoba untuk menghubungi sang kekasih. Tapak kakinya sudah menyentuh teras rumah. Sengaja dirinya tak mengabari sang kekasih kalau akan datang. Pikirnya, sebagai bentuk kejutan setelah bertahun-tahun tak bertemu.
Langit sudah mulai menggelap, tapi setiap panggilan tidak terjawab. Jungkook duduk sembari menunggu. Untuk membunuh rasa bosannya, ia membuka instagram. Lalu muncul sebuah unggahan yang menyita perhatiannya. Adalah Eunha yang sedang dipeluk oleh pria lain. Tangan pria itu melingkar di pinggang Eunha dan jarak antara mereka tak tersisa sedikit pun.
"Eunha, apa maksudnya semua ini?"
Dengan jarak yang jauh ini, rasa khawatirku semakin tak tertahankan saat mendengar rumor tentangmu..
Meskipun terpisah, perasaanku akan tetap sama..
Kita bersama selamanyaa..*****
«24 Agustus 2019»