Kehidupan yang biasa terakhir

3.8K 41 0
                                    

Besoknya Adil lekas bangun pagi serta menyiapkan kopi pahit kesukaan kakeknya itu.

Adil bangun pagi bukan lain hanya ingin segera mencoba fitur tersebut. Rencana dan target juga telah terangkum jelas di benak Adil sejak tadi malam.

Aktivitas Adil terhenti ketika suara kendaraan roda dua terdengar bising di luar pekarangan rumah sang kakek pada saat matahari mulai memunculkan dirinya.

Ternyata ojek langganan Adil lebih cepat bangun untuk mencari kehidupan yang layak.

Adil segera keluar dengan segala persiapan tempurnya dan juga smartphone yang tidak kalah pentingnya. Hal itu di dorong sejak keluarnya smartphone canggih dengan harga terjangkau di era milenial ini smartphone menjadi segalanya dikalangan remaja.

Adil kembali mengenakan helm hitam bergaris merah pada bagian helm atasnya serta di belakang tertulis merek helm itu. Semoga perjalanannya lancar dengan tidak terhambat tilangan petugas kepolisian. Begitulah yang terbesit di benak Adil.

Kendaraan dua roda itu menjauh dari pandangan kakek yang sedang duduk di depan rumahnya sambil meneguk kopi pahit miliknya dengan senyuman penuh harapan kepada cucunya itu.

Aku Menjadi MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang