Kerumunan murid ke arah sekolah dengan berbagai jenis kendaraan dan adapula yang hanya berjalan kaki di sebabkan jarak sekolah begitu dekat dengan rumah mereka agar sedikit menghemat pengeluaran orang tua mereka.
Bunyi kendaraan roda dua itu telah sampai pada tujuannya yakni sekolah sebagai tempat mencerdasakan anak bangsa di negri ini, ungkap masyarakat tentang makna sekolah itu.
Adil mengubah ungkapan itu di benaknya dengan sebuah hal baru yang tidak biasa, dengan memandang kerumunan murid berjalan berbarengan adapula sendiri sama dengan nasibnya si Adil.
Rencana telah di persiapkan semalamnya hanya tinggal mencari target sebagai korban dan itu bukanlah hal mudah bagi Adil karena sebagian murid sekolah sering berbuat nakal berdampak trauma pada Adil. Sehingga membuat dia sedikit khawatir bila berbicara dengan murid lainnya walau hanya di benak Adil saja.
Adil tidak menyadari bahwa waktu pelajaran telah masuk sehingga membuatnya kaget mendengarkan suara bising dari benda yang berbentuk bulat warna merah selain di atas sebuah tiang menjulang tinggi agar suara dari benda itu terdengar ke segala penjuru sekolah selain itu pula juga dapat di gunakan sebagai imbauan apabila ada hal yang gawat darurat.
Setelah berlangsung lama proses pelajaran pada umumnya benda yang biasanya di gunakan pasukan pemadam kebakaran itu berbunyi lagi dengan pertanda waktu istirahat telah masuk, hal itu di pahami oleh guru sekolah dengan segera menghentikan aktivitas mengajar mereka serta memberiakan tugas rumahan kepada muridnya.
Adil dengan cepatnya melesat keluar kelas sejak guru pelajaran biologinya itu keluar, hampir saja dia mendahului guru tersebut.
Kerumunan murid sekolah terlihat lagi, sebagian mereka ke kantin untuk memuaskan hajat mereka untuk mengisi perut yang kosong. Adapula yang hanya tinggal di kelas sibuk dengan teman sebangkunya.
Ada sebuah pemandangan yang begitu indah di sekolah ini yaitu seorang murid perempuan sebagai idaman para murid laki-laki di sekolah ini terkenal bernama Nadia.
Murid perempuan itu telah menolak berbagai ungkapan cinta dari sebagian murid laki-laki di sekolah itu. Adil juga belum berani mengungkapkan cintanya itu walau dia telah mengakui dalam hatinya mencintai Nadia juga, di benaknya mengatakan tidak mungkin akan mendapatkan si murid perempuan tercantik di sekolah itu sejak sebagian murid laki-laki itu mulai bersaing tanpa menyerah untuk mendapatkan harapan mereka.
Smartphone telah dikeluarkan oleh Adil rencananya ini harus berhasil di benak Adil. Kemudian Adil mengajak Nadia ke sudut belakang sekolah agar tak terlihat oleh siapa pun.
"Kamu mau nembak aku? bilang aja!" Kata Nadia dengan nada tebakan yang membuat murid laki-laki yang telah berniat mengungkapkan cintanya itu telah gugur di awal.
"Aku ada hal yang ingin kamu bantu" kata Adil tanpa mempedulikan kata Nadia kemudian mengarahkan kamera smartphone ke arah Nadia lalu menekan tombol di layar smartphonenya.
"Apa? Kenapa?" Kata Nadia yang mulai menyusut mengempis bagaikan balon yang belum di beri angin agar mengembang.
Adil mulai memungut dengan cepat pakaian Nadia serta kostum kulit tanpa eksperesi wajah Nadia yang mengempis.
Kostum kulit itu di bawah ke sebuah gudang sekolah tepat sebagaimana di rencanakan Adil.
Setelah pengecekan terlebih dahulu terhadap gudang memberikan kesimpulan bahwa gudang itu tidak di datangi seorang pun dari murid sekolah.
Adil mulai memisahkan pakaian Nadia dengan kostum kulit milik Nadia. Kemudian memeriksa kostum kulit tersebut dengan menemukan lubang dibagian belakang leher di kostum kulit sebagai langkah memakai kostum kulit tersebut.
Kostum kulit itu mulai di rentangkan dengan memulai memasukan kedua kaki secara bergantian ke lubang belakang leher berlanjut untuk mengisi kostum kulit bagian kaki.
Hal ini terasa aneh karena bagian kaki kostum tersebut mulai mengisi kembali layaknya sebelumnya dan tidak mengalami perubahan di sebabkan kaki Adil yang mengisinya lebih tinggi dan agak gemuk. Adil merasa kesemutan se akan di sesuaikan dengan kostum tersebut.
Selanjutnya Adil mulai menenggelamkan seluruh badannya ke kostum kulit tersebut dengan memasukkan kedua tangannya ke kostum kulit.
Tangan dari kostum kulit itu mulai kembali pada layaknya tidak berubah walau tangan Adil lebih besar, rasa kesemutan mulai menjalar ke tubuh Adil.
Terakhir adalah sebuah topeng yang berbentuk wajah Nadia. Adil sedikit agak ragu walau akhirnya dia mencoba mencelupkan wajahnya kedalam topeng itu.
Sekejap semuanya menjadi gelap, rasa kesemutan telah mencapai puncak kepala Adil membuat dia menutup mata sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Menjadi Mereka
Historia CortaSebelumnya kehidupan tokoh utama kita layaknya manusia pada umumnya. Dan semua berubah ketika tokoh utama kita menemukan sebuah gulungan aneh di gudang tua milik kakeknya. Sehingga toko utama kita dapat mengubah kehidupan pahitnya layak rasa pahit k...