Sekali lagi suara ribut menggema di langit sekolah. Suara itu bukanlah hal yang membuat kaget para murid karena suara yang berasal dari menara tinggi itu telah sudah ada seumuran dengan usia sekolah didirikan. Suara tersebut pertanda waktunya para murid pulang ke rumah masing -masing agar bisa mengerjakan tugas rumahan yang di berikan pada mereka tapi adapula yang mengerjakannya kecuali ketika dikelas dengan bantuan buku tugas teman sekelas mereka.
Para murid keluar beramai-ramai, tentu saja setelah guru mereka menutup pelajaran dengan memberikan tugas rumahan mereka.
Di sebuah ruangan tepatnya kelas Nadia murid perempuan tercantik di sekolah agak berbeda rutinitas dari kelas lain. Setelah jam pelajaran usai para murid perempuan bakal ke WC perempuan. Mereka memperbarui dandanan cantik nan indah mereka, ketika di kelas mereka sangat kelelahkan apalagi kalau jam-jam pelajaran rumit atau menjengkelkan buat mereka walau sebenarnya mereka tidak membenci pelajaran itu hanya guru yang mengajar kurang pas di hati para murid perempuan sehingga mengeluarkan keringat di wajah sebab akhirnya melunturkan kecantikan mereka. Pemikiran mereka itu di pelopori oleh murid perempuan tercantik yaitu Nadia.
"Yuk bareng ke wc" kata Amalia dengan nada lembut dibarengi senyum menggoda.
"Iya ya ya.." kata Nadia(kini Adil) yang sedang duduk dibangku milik Nadia sambil memasukkan peralatan tulis imut bewarna pink ala perempuan yang sekarang milik Adil. Nadia (kini adil) kini merasakan kebahagian campur aduk, perkataan Amalia itu telah menaikan hasrat seorang laki-laki hanya saja Adil sedang di tubuh perempuan sehingga nampak tidak ada gejala(1). Kesempatan ini sudah pasti di ambilnya apalagi di dorong dengan rasa penasaran besar terhadap wc perempuan yang begitu sakral bagi kaum laki-laki dan terlebih lagi dia belum pernah masuk ke dalam wc perempuan yang begitu sakral itu.
Amalia segera menggenggam tangan Nadia(kini Adil) kemudian menuntunnya ke wc perempuan. Si Nadia(kini Adil) berpasrah diri atas keadaanya sambil membayangkan hal-hal kebahagian yang akan dilakukannya.
Di lorong ke arah wc perempuan banyak mengalihkan perhatian mereka ke 2 orang perempuan yang kini berjalan bergandengan tangan layak nya sebuah pasangan yang tidak ingin terpisahkan oleh apapun. Hal itu di sebabkan senyuman wajah serta tatapan Nadia(kini Adil) terus terpancar sejak bergandengan tangan dengan Amalia.
Amalia masuk duluan ke dalam wc perempuan, Nadia(kini Adil) agak ragu memasukinya walau kini dia terlihat sebagai perempuan sempurna.Catatan penulis:
1. Gejala yang di alami kami tidak bisa di tuliskan hanya laki-laki yang paham,silahkan berimajinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Menjadi Mereka
Short StorySebelumnya kehidupan tokoh utama kita layaknya manusia pada umumnya. Dan semua berubah ketika tokoh utama kita menemukan sebuah gulungan aneh di gudang tua milik kakeknya. Sehingga toko utama kita dapat mengubah kehidupan pahitnya layak rasa pahit k...