Setetes darah dari bawah sarung Adil mulai keluar, tubuh Nadia bagian bawah terasa sakit yang di selimuti kram pada perut.
Adil hanya bisa berlari dengan napas terengah - engah ke kamar mandi dengan darah yang menetes di lantai kamar Adil. Perasaan Adil sangat aneh dengan haid pertama sebagai gejala bulanan Nadia .
Timba pada ember di gunakan untuk mengguyurkan air pada Adil yang duduk pada lantai kamar mandi, pantas saja murid perempuan di sekolah Adil kalau lagi datang bulan mereka sangat sensitif pikir Adil.
Adil menahan teriakan agar tetangga nya tidak curiga dengan seorang perempuan di kamar Adil, nampak rambut panjang Nadia yang basah menghalangi wajah Adil yang sedang bernapas walau tersenggal-senggal, sakit di antara kedua pahanya dan darah mengalir sangat membuat Adil berpikiran bakal mati karena kehabisan darah.
Sebuah kenangan masa kecil Adil mulai mengambil kesadarannya yang bercerita tentang orang tua Adil pernah membawanya ke rumah sakit untuk melakukan sunat. Dokter laki-laki tua yang mengkhitan Adil memberi petuah ke Adil bahwa rasa sakit bakal di rasakan Adil ketika Khitan tidak sebanding dengan seorang perempuan ketika sudah dewasa nanti, mereka akan merasakan sakit yang sama setiap bulan.
Adil tidak ingin merasakan rasa sakit yang sama ini setiap bulannya pikir Adil, sehingga Adil harus menenangakan diri dengan solusi agar rasa sakit ini tidak di rasakannya lagi. Adil mulai membaca ingatan Nadia dengan kesimpulan bahwa Adil bakal membawa fase haid Nadia ini berhari - hari ke depan dengan rasa sakit seperti di rasakannya sekarang.
Kepala Nadia belakang Nadia nampak terbelah, dengan Adil menggeliat keluar dari punggung belakang Nadia sedang tergeletak pada lantai kamar mandi. Seiring keluarnya Adil dari tubuh Nadia, seluruh tubuh Nadia mengempis perlahan dan berakhir saat Adil berhasil keluar dari pakain kulit Nadia.
Adil berjalan keluar dari kamar mandi tergesa-gesa kemudian mulai mengenakan baju kaos serta celana panjang hitam olahraga yang di ambilnya pada lemari kayu di samping ranjang Adil.
Sungguh mengerikan ketika siklus bulanan perempuan tiba pikir Adil, sambil melihat darah pada lantai berceceran mengarah ke kamar mandi, Adil merasa mual mengingat kejadian yang di alaminya ketika Nadia datang bulan.
Getaran SMARTPHONE Adil di iringi nada dering lantang membuat pandangan Adil beralih ke layar SMARPHONE miliknya.
Sekilas pesan terlihat membuat ide cemerlang kepada Adil untuk ikut bersama Dicky temannya ke festival jepang yang di penuhi oleh perempuan yang berkostum ala jepang dengan tema karakter Anime.
Festival itu di kunjungi dari berbagai usia dan banyak pula murid perempuan sekolah Adil yang ikut berkostum di sana.
Adil berencana dengan tubuh baru yang di dapatkannya dari murid perempuan COSPLAYER cantik, Adil bakal sedikit menjahili Dicky teman sebangkunya. Adil menyeringai sambil menuliskan pesan ke Dicky untuk menjemputnya.
Baca chapter berikutnya..
Komen lanjut...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Menjadi Mereka
Short StorySebelumnya kehidupan tokoh utama kita layaknya manusia pada umumnya. Dan semua berubah ketika tokoh utama kita menemukan sebuah gulungan aneh di gudang tua milik kakeknya. Sehingga toko utama kita dapat mengubah kehidupan pahitnya layak rasa pahit k...