Part 5

6.4K 693 60
                                    


Hola akhirnya bisa ketemu lagi ... Eh udah follow blm neh? Follow dulu yaak ditunggu bintang cantiknya juga komentar cetarnya

Happy reading guys 😘
Love you all readers 💜💝

"Aunty, jangan pergi ..., Papa, bilang ke Aunty supaya nggak pergi," ucap Mika memohon seraya mengguncang tubuh Panji. Lelaki itu bergeming.

"Mika, nggak boleh gitu ah, nanti Kapan-kapan Aunty ke sini lagi, kita jalan-jalan lagi, oke?" Widuri mencoba meredakan rengekan Mika. Mendengar ucapan Widuri, gadis kecil itu melangkah mendekatinya.

"Bener, Aunty? Kita bisa jalan-jalan lagi?"

Gadis itu tersenyum hangat menanggapi.

"Ya udah, Aunty balik dulu, sampai ketemu, Mika. Jangan nakal, belajar yang rajin ya," pesan Widuri seraya mengusap pipi Mika kemudian mencium pipinya.

"Baik, Aunty. Sampai ketemu lagi," balas Mika.

"Maaf, Mas, saya pulang, terima kasih," pamitnya pada Panji kemudian melangkah pergi.

***

Sebulan sudah berlalu, kehidupan terus berputar. Panji telah sembuh dan bisa kembali berjalan normal. Hal itu tentu saja disambut bahagia oleh putri semata wayangnya. Sering gadis kecil itu merengek meminta bertemu Widuri, tetapi  selalu ada alasan buat Panji supaya Mika tak lagi meminta.

"Papa, lama nggak ketemu Aunty Widuri ya, kita ajak nonton pertunjukan lumba-lumba hari sabtu besok ya, Pa!"

Panji bergeming menatap dalam ke mata Mika. Ada wajah wanita yang selalu di hati, ada Diandra sedang tersenyum padanya.

"Papa, kenapa makah liatin Mika begitu? Bisa kan kalau kita ajak Aunty?"

Panji menarik bibirnya ke samping seraya mengangguk.

"Yeayy, terima kasih, Papa! Mika. Sayang Papa!" ujarnya seraya memeluk Panji.

Seperti yang sudah dijanjikan Mika pagi-pagi sekali sudah siap berangkat.

"Papa, kuncirin rambut Mika!" pinta gadis kecil itu seraya menyerahkan sisir kepada Panji. Sambil menerima sisir wajah Panji berubah lucu. Selama ini dia tidak pernah menguncir rambut Mika. Biasanya Mbok Ratri lah yang selalu merapikan rambut anaknya itu.

"Papa? Papa nggak bisa, gimana dong?" tanyanya dengan kening berkerut.

"Ih, Papa! Kuncir diiket kaya biasanya Mbok Ratri ituu ...."

Dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal Panji mencoba mengikuti apa yang diinginkan Mika. Tentu saja merepotkan baginya yang tidak terbiasa.

Meski berulang kali pria berhidung mancung itu mencobanya tetap saja tidak seperti yang diinginkan putrinya.

"Udah deh, Pa. Kita langsung jemput Aunty aja, biar Aunty yang kuncir rambut Mika."

"Oke! Sebentar, dari mana Mika tahu kalau Aunty mau pergi dengan kita?" tanya Panji heran, sebab putrinya begitu yakin jika Widuri akan pergi bersama mereka.

"Mika telepon Aunty kemarin," jawabnya pasti.

Panji mengernyit menatap putrinya meminta jawaban. Rupanya gadis kecil itu menuliskan nomor telepon Widuri dan menyalinnya di ponsel milik Panji tanpa sepengetahuan lelaki itu.

Mendengar pengakuan Mika, Panji menggeleng terkekeh. Meski dia tidak menyukai gadis bernama Widuri itu, tetapi kali ini dia mencoba mengikuti apa keinginan Mika untuk pergi bersama.

Perempuan Kedua- Selengkapnya Di KBM AppTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang