Nah, kan, aku up cepet 😁, tapi buat yg belum follow, follow dulu yuk, terus plis yang suka baca doang nggak kasi vote, bisa diubah kan kebiasaannya. Tinggalkan jejak votenya yaa ...
Happy reading guys
💕💕💕"Yuk, kita pulang, Papa Mika pasti sedang ada urusan dengan tante itu, Mika nggak boleh ganggu. Ayo kita pulang," ajak Widuri menggandeng Mika. Tapi gadis kecil itu tampak tak puas dengan penjelasannya.
"Papa!" teriak Mika berlari.
Pria yang tengah bercanda itu mendengar namanya dipanggil, ia menoleh ke arah suara. Panji terkejut melihat putrinya.
"Mika?"
Gadis kecil itu mengangguk, matanya menatap sekilas Rania.
"Hai Mika, apa kabar? Lupa ya sama tante?" sapa Rania ramah mengulurkan tangannya.
"Hai, tante. Tante yang di pameran waktu itu kan? Mika ingat."
Sementara Mika tengah berbicara dengan Rania, Panji melihat Widuri menghilang di balik kerumunan pengunjung mall siang itu.
"Mika ke sini sama siapa?" tanya Rania setelah gadis kecil itu minum.
Matanya membulat seolah teringat sesuatu. Cepat ia menoleh ke arah ia meninggalkan Widuri.
"Aunty sudah pulang duluan, dia kan harus mengajar les sore ini." Panji menjelaskan sebelum putrinya bertanya.
"Aunty nggak marah kan, Pa?"
"Kenapa harus marah?"
"Mika tinggalin tadi," jawabnya ragu.
Panji menggeleng, kemudian mengusap puncak kepala putrinya.
"Aunty nggak marah. Memangnya pernah aunty marah ke Mika?"
Ia menggeleng cepat.
Mendengar ayah dan anak membicarakan seseorang. Rania bertanya, "Aunty? Siapa aunty?"
"Aunty itu, seperti mama buat Mika!" Polos gadis itu menjelaskan.
Mata Rania tertuju pada manik Panji meminta penjelasan. Pria itu menggeleng tersenyum.
"Dia .... " Panji menggantung kalimatnya mendengar dering telepon.
"Sebentar!" ucapnya seraya menggeser layar untuk menerima panggilan. Wajah lelaki itu menegang setelah mendengar suara dari seberang. Tak lama ia segera menutup ponsel, bergegas mengajak Mika pergi.
"Rania, maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang!" ucapnya gugup.
"Ada apa, Panji?" tanya gadis itu menatap khawatir.
"Kecelakaan, orang tuaku kecelakaan!" ujarnya seraya menggendong Mika pergi. Rania melangkah cepat mengikuti langkah Panji.
"Aku ikut!" pintanya
"Terserah kamu!"
***
Widuri terduduk lunglai di antara dua brankar yang di atasnya terbujur kaku dua orang yang ia sayangi. Keduanya telah ditutup kain putih. Bahunya berguncang hebat, lesak air mata tak bisa ia bendung.
Kedua orang tuanya kecelakaan saat ban truk tepat di depan mobil yang mereka tumpangi pecah, sementara romo tak bisa mengendalikan laju kendaraan yang mereka berdua ada di dalamnya.
"Maaf, ada keluarga lain selain Anda?" tanya seorang dokter pada Widuri. Baru saja ia hendak menjawab, Panji muncul dengan tergesa, tampak wajahnya tersirat kesedihan yang dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan Kedua- Selengkapnya Di KBM App
General FictionBisa follow dulu sebelum baca kan? Gt lebih nyaman, hehe Kekecewaan kadang membuat perasaan seseorang membatu. Dalam kondisi kosong, perlahan datang cinta menyapa, namun rasa angkuh selalu meraja. Hingga ketika cinta itu berkuasa, masihkah ada kesem...