Chapt 16 : Kemantapan Hati

2.1K 75 20
                                    

"Aku mau pulang." Ucap Azzahra tiba-tiba.

Sebelah alis Alfha terangkat,"Pulang?" Ucap Alfha membeo.

Azzahra mendengus kesal mendengarnya. Iyalah pulang,ngapain coba disini? Batinnya.

"Antar aku pulang sekarang!" Titah Azzahra

"Oke. Tapi sebelum kau pulang satu hal yang ingin aku katakan padamu. Dan ini sangat penting untuk kehidupan kita..." Ucap Alfha.

Kehidupan kita? Apa maksudnya? Batin Azzahra.

Sebelum Azzahra membuka mulut,Alfha dengan cepat melanjutkan perkataannya. "...kita akan menikah besok dan kau tidak dapat menolaknya! Karena semua sudah disiapkan oleh keluargaku." Ucap Alfha tegas.

Mata Azzahra membulat. Menikah? Besok? Apakah ia tidak salah dengar? Yang benar saja! Batin Azzahra "Hey! Siapa kau berani-beraninya mengatur kehidupanku?!..." Ucap Azzahra geram "...aku bukan boneka yang bisa kau mainkan sesukamu! Dengar! Semenjak aku bertemu denganmu kehidupanku semuanya jadi berantakan! Kau sudah menghancurkan masa depanku dengan merenggut apa yang sudah ku jaga untuk suamiku kelak! Kau tidak tahu betapa menyakitkannya itu? Kau-"

Belum sempat Azzahra menyelesaikan ucapannya,Alfha dengan cepat memotongnya "Kau pikir hanya kehidupan dirimu saja yang hancur? Hey! Kau bahkan sudah membuat ayahku hampir mengeluarkanku dari keluarga sendiri hanya karena dirim-"

"Sudahlah! Kenapa kalian malah bertengkar? Aku merasa nyamuk disini yang menyaksikan kalian bertengkar,seperti suami istri yang mempersalahkan anaknya yang nakal ..." Ucap seseorang menginterupsi -yang tak lain adalah Varrel-. "...Lagian apa salahnya Zahra jika Alfha menikahimu? Bukankah itu bagus? Dia akan bertanggungjawab jika seandainya... kau ha-mil?" Lanjutnya dengan akhir yang terbata.

Hamil? Mustahil! Bahkan aku hanya 'melakukannya' satu kali. Batin Alfha

Azzahra menegang. Hamil? Ya,Ia memang sedang hamil. Tanpa sadar Azzahra mengusap perutnya. Alfha yang melihat itu menautkan alisnya "Ada apa denganmu?" Tanya Alfha heran.

Azzahra melirik, lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Benar! Jika ia tidak menikah dengan Alfha, bagaimana anaknya nanti? Ia tak ingin anaknya lahir tanpa adanya seorang ayah. Batin Azzahra. Tunggu! Anaknya? Bahkan kata itu masih terasa asing baginya.

Drrrt...

Tiba-tiba terasa sebuah getaran di celana yang digunakan oleh Alfha.

Bunda calling. ..

Bunda? Ada Apa bunda menelfon?  Batin Alfha lalu dengan segera mengangkatnya. "Assalamu'alaikum,Bun. Ada apa?"

"Wa'alaikumussalam,kamu dimana Fha?"

Alfha mengehela nafas,"Alfha lagi di apartemen,Bun."

"Bunda minta alamat tempat tinggal Azzahra saat ini. Bunda ingin menemuinya sekarang." Balas Arissa

Alfha kembali menghela nafasnya mendengar permintaan sang Bunda. "Azzahra sekarang lagi di apartemen Alfha juga,Bun." Ucap Alfha

"APA!" Pekik Arissa diseberang sana.

☆☆☆

Arissa menatap Azzahra yang tengah duduk dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sementara itu,Azzahra kini hanya bisa menunduk menatap jari-jarinya yang saling bertautan. Alfha hanya bisa terdiam melihat kedua wanita dihadapannya ini.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang