"Jadi gitu ceritanya Rin." Dengan suara seraknya,Azzahra akhirnya selesai menceritakan apa yang terjadi terhadap dirinya.
"Astaga.! Benar-benar kurang ajar itu orang. Belum ngerasain apa yang namanya di gorok pakai pisau tumpul." Ucap Karina dengan tangan yang seakan-akan sedang mencakar-cakar sesuatu yang membuatnya gatal.
Azzahra yang melihat itu hanya terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Inilah yang membuat Azzahra nyaman jika berada dekat dengan Karina. Karina selalu saja bisa membuat Azzahra tersenyum. Setidaknya jika Azzahra berada di dekat Karina,ia akan sedikit melupakan masalah yang menimpanya walau hanya dalam hitungan jam.
"Rin,kamu...gak malu apa punya sahabat kayak aku?! Aku ini udah--" Ucapan Azzahra terpotong oleh suara Karina yang tiba-tiba menyahutinya.
"Zara.. Udahlah kamu gak usah ngomong kayak gitu. Aku tahu kok kamu itu wanita yang baik-baik. Dan sayangnya laki-laki br*ngsek kayak dia malah ngehancurin kamu kayak gini." Balas Karina sedikit geram atas kelakuan yang dilakukan laki-laki berotak dengkul yang dengan mudahnya merusak moral Azzahra.
Azzahra yang mendengar penuturan Karina terharu,karena bagaimana pun tidak semua orang memiliki hati yang begitu baik dan tulus seperti Karina. Dan Azzahra berdo'a agar ia bisa terus akur dengan sahabatnya ini.
"Eh,tapi ngomong-ngomong kamu udah bilang masalah ini sama ibu kamu Ra,?" Tanya Karina.
Azzahra yang mendapatkan pertanyaan itu hanya menggeleng dan menundukkan kepalanya. "Aku belum siap Rin buat bilang ke Ibu. Aku takut buat Ibu kecewa. Ya walaupun aku memang sudah buat ibu kecewa. Tapi aku mau nenangin diri aku dulu,setelah itu aku akan memberitahu Ibu semuanya jika memang aku sudah merasa tenang dan punya keberanian buat bilang tentang semua ini sama Ibu." Balas Azzahra
"Ya udah kalau gitu,sekarang kamu tinggal aja disini lagi. Dan kita bisa ke kampus bareng deh." Ucap Karina riang
"Hmmm.." Gumam Azzahra. "...tapi ngomong-ngomong kamu udah ada kerjaan Rin? Ya,,buat sampingan gitu.?!"
"Udah kok. Alhamdulillah ternyata ada perusahaan yang nerima aku disini Rin. Walaupun aku gak ngerti kenapa aku bisa keterima disana. Padahal 'kan aku ini baru lulusan SMA. Tapi mereka bilang bahwa mereka bisa nerima aku karena nilai ijazahku yang memang lumayan." Balas Karina dengan sedikit cengiran di bibirnya.
Ya,Azzahra akui bahwa sepertinya Karina itu pintar. Bahkan mungkin sangat pintar. Azzahra dulu pernah melihat ijazah SD,SMP,SMA,bahkan nilai rapot Karina 'pun nilainya tidak ada yang di bawah 90. Dan ternyata Karina masuk ke UGM ini juga berkat beasiswa yang sama seperti Azzahra. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa Karina itu lahir dari keluarga yang berada. Meski begitu,Karina tidak pernah menyombongkan dirinya. Ia bergaul dengan siapa saja,yang artinya ia tak memandang materi berbentuk apapun ketika ia bergaul atau lainnya.
"Oh syukurlah. Berarti tinggal aku yang mencari pekerjaan." Ucap Azzahra.
"Tenanglah dulu. Kau bilang kau ingin menenangkan diri dulu 'kan? Masalah kerjaan kamu sampingin dulu aja. Kalau kamu butuh sesuatu,bilang sama aku. Gak usah sungkan,kita 'kan sahabat." Ucap Karina sambil memeluk bahu Azzahra dan memberi keyakinan bahwa Azzahra tidak hidup sendiri.
"Gak usah Rin,ak--"
"Sttttttt,sudah ya. Tak usah dibahas. Mending kita cari makan. Laper juga aku." Ajak Karina sambil berdiri dan mengajak Azzahra untuk makan siang diluar.
Azzahra yang tak bisa menolak sahabatnya 'pun berdiri dan menerima ajakan Karina.
☆☆☆
"Mas,gudeg nya 2 porsi,sate klatak satu porsi,sama tambah es jeruknya 2 ya."
Kini Azzahra dan Karina tengah berada di sebuah warung makan yang letaknya tak jauh dari kost-an mereka.
Dan tak lama,makanan 'pun datang dan dengan cepat mereka 'pun melahap makanan yang kini berada dihadapan mereka.
Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Hanya terdengar dentingan sendok yang kini menjadi latar belakang suara kegaduhan diantara mereka.
Setelah selesai,Karina mengajak Azzahra ke pasar untuk belanja keperluan dapur. Karena memang stok di kost-annya itu kini mulai menipis.
Di pasar, Azzahra dan Karina terus berjalan untuk melihat-lihat apa saja yang sekarang mereka butuhkan untuk keperluan dapur mereka saat ini.
Untuk masalah keuangan mengenai kebutuhan dapur,Azzahra bersikeras agar uang yang ia punya digunakan juga untuk keperluan mereka.
Walau Karina sempat menolak karena ia merasa kasihan kepada Azzahra yang baru saja mengalami musibah dan sekarang Azzahra memang harus memenuhi kebutuhannya sendiri dengan Azzahra yang masih dalam keadaan menganggur,hanya bisa pasrah dengan kepala batu yang dimiliki Azzahra.
Ya,Azzahra memang mempunyai sifat yang begitu keras kepala layaknya batu. Dan untung saja sifat Karina itu berbanding terbalik dengan Azzahra. Karina bisa dikatakan lebih pengalah dan juga sabar.
☆☆☆
"Arrrrgghhh....Ini semua gara-gara wanita itu.!! Kalau aja dia tidak datang ke apartementku,ini semua pasti gak akan terjadi. Apalagi ayah,kenapa sih dia terus saja membela wanita itu?! Sebenarnya siapa anaknya itu?!! Aku atau dia.?!!!!" Umpatan itu terus saja Alfha lakukan untuk melampiaskan segala emosinya.
Kini Alfha berada di kamarnya tepat di kediaman Rashaad.
Setelah adu mulut yang dilakukannya dengan sang ayah,Alfha langsung masuk kamarnya dan mengurung dirinya dikamar tersebut. Ia bahkan sudah melewati makan siangnya itu.Tok...tok...tok...
Ketukan pintu terus saja terdengar di kedua telinga Alfha. Dan yang ia lakukan hanya diam dan menghiraukan ketukan pintu tersebut.
Alfha berjalan menuju arah balkon untuk sedikit menghilangkan penatnya.
Dan ketika ia sampai di balkon,ia bisa merasakan angin sore yang kini menyapu kulitnya. Anginnya yang dingin itu,sejenak bisa mengurangi kepulan asap yang ada di otaknya.
Itulah yang selalu Alfha lakukan. Ketika ia sedang merasa pusing dengan suatu hal yang terus mengganggu pikirannya,maka ia akan mencari sebuah tempat yang dimana ia bisa mengatur ulang semua hal dalam otaknya itu agar kembali normal.
Tapi tak lama,ingatannya berputar kembali pada kejadian sebelum ia menodai Azzahra. Dimana, ketika ia yang sedang ada masalah besar dengan proyeknya,tiba-tiba saja seseorang yang dulu pernah hadir dalam hidupnya kembali.
Dimana dia adalah seseorang yang selalu ada untuknya,yang menyayanginya dengan tulus,yang selalu memberinya suport ketika ia sedang terjatuh,membantunya dan membangkitkan semangat agar ia bisa kuat dalam masalah itu.
Dan kini dia benar-benar kembali. Setelah dulu dia juga pernah membuatnya sakit. Bahkan sangat sakit. Dan dengan mudahnya dia muncul kembali dihadapannya.
Maaf. Tapi untuk saat ini, mungkin bisa dikatakan bahwa Alfha sekarang,berbeda dengan Alfha yang dia kenal dulu.
Semua berubah seiring berjalannya waktu. Termasuk hati Alfha yang kian berubah. Berubah untuk tidak menerimanya kembali. Berubah untuk tidak mengingatnya kembali. Berubah untuk tidak percaya kepadanya lagi. Dan berubah dari kata mencintai menjadi membenci.
☆☆☆
Tbc
---***---Hohoho Azzahra sama Alfha kembali lagi🎉🎉
Makasih yang masih setia nunggu cerita Alfha sama Azzahra😚😚
Maaf kalau ceritanya ngebosenin ya,maklum masih pemula😆 mohon bantuannya🙏🙏
Oke see you next chapt👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Romansa"GAK INI GAK MUNGKIN RIN..Hiks hiks hiks.....ini gak mungkin." Terdengar suara wanita yang mulai melemah akibat ia menangis. "Tenang Ra,kamu harus tenang dulu. Aku yakin dia akan bertanggung jawab. Sekarang tenangkan dirimu dulu yah." Ucap seorang w...