prolog

9 0 0
                                    

Alecia fellia cornella ya inilah nama panjang ku biasa dipanggil cia oleh teman teman sebaya ku

********
Dug dug dug

'Jeritan kesakitan itu lagi lagi terdengar melengking merusak gendang telinga ku ya tuhan kapan penyiksaan ini berhenti kapan ' batin cia sambil menangis

Bahkan sudah tidak asing suara itu di telinga cia hampir setiap hari suara suara kesakitan itu ia dengar dari kamar orang tuanya hampir 5 tahun belakangan ini suara itu terus berdenging di telinga nya ntah itu teriakan teriakan perdebatan atau barang barang pecah ntah lah yg pasti dia bosan dengan suara itu

"Jika dulu kamu tak jalan berdua dengan jalang itu aku tidak akan seperti ini kepada mu luwis " suara setengah serak menahan tangis itu terdengar jelas di telinga cia

"Aku selingkuh sebab kau sudah tidak lagi menjadi istri yg baik padaku" suara bariton setengah berteriak itu membalas pertanyaan sang wanita

"Istri macam apa yg kamu anggap baik apakah seperti perempuan yg setiap malam kau tiduri lalu kau beri uang iya begitu maksudmu perempuan yg baik cuih aku tak sudi luwis " perempuan itu meludah kebawah

"Jaga ucapan mu alexa" luwis mengangkat tangan hendak menampar alexa yg notabene nya masih istri sah luwis

"Kenapa berhenti ayo tampar tampar aku kenapa kau takut ohhhhhhh kau takut jika anakmu tau kelakuan ayah yg sangat disayangi nya seperti ini setiap harinya diluar sana dengan jalang jalang murahan yg menjajakan dirinya demi sebuah lembar uang hahahaha murahan sekali" emosi alexa memuncak

PLAKKKKKK!!!!!!

"JAGA UCAPAN MU ALEXA " emosi pria itu memuncak

Pipi putih alexa menjadi merah karena ada sebuah tangan yg menampar nya dia hanya tersenyum sinis toh ini sudah terjadi setiap harinya dia sudah biasa dengan perlakuan suaminya yang kasar belakangan ini

Setelah menampar alexa luwis menyambar kunci mobil lalu ia pergi ntah ia pergi kemana tapi alexa tau dia tidak akan pulang malam ini mungki untuk menemui jalang nya atau ahhh ntahlah saat ini alexa hanya duduk lemas di samping kasur

'Ya tuhan apakah harus seperti ini agar putriku cia mempunyai orang tua yg utuh ' batinnya dalam hati
Saat ini luka dihati alexa benar benar sangat dalam satu yg ada di fikirannya ia hanya ingin memeluk putri kecilnya

Ia berjalan ke arah kamar cia dengan air mata yg masih mengalir ia berhenti di depan pintu kamar putri kecil nya tersebut buru buru ia menghapus air matanya dan menutupi wajahnya dengan rambut agar lebam merah tersebut tidak terlihat oleh cia pelan pelan ia membuka pintu kamar cia

CEKLEKKKK !!!!

ia melihat putri nya cia menatap kosong luar jendela ntah apa yg cia pikirkan saat ini ia mendekatinya lalu duduk di sebelahnya sambil merangkul cia yg umur nya masih 12 tahun ia tersenyum sangat manis dihadapan putrinya untuk menyembunyikan rasa sakitnya

Alecia menoleh memandang wajah bunda nya dengan tatapan kosong tersirat banyak sekali pertanyaan di dalam bola mata coklat nya tapi ia lebih memilih diam karena ia tau apa yg baru saja terjadi menimpa bunda nya

"Cia sudah makan" tanya alexa lembut kepada putrinya sambil membalikan badan agar bertatap mata dengan cia

Cia menggeleng pelan lalu diarahkan lagi mata itu keluar jendela

"Yuk kita makan cia maukan bantuin bunda masak cia mau makan apa hari ini" tanya alexa sekali lagi

Lalu cia menyelipkan rambut yg menutupi wajah alexa terlihat lebam merah cia mengusapnya dengan pelan lalu mencium nya

"Bunda ayo ikut cia sebentar" ucapnya lalu menggandeng tangan bunda nya ke lantai dasar

" bunda duduk dulu di sofa jangan kemana mana" lalu cia berlalu menuju dapur

Melihat bunda nya seperti itu ia tak kuasa menahan air matanya ia menangis di dapur lalu cepat cepat ia menghilangkan air matanya dan membuatkan bunda nya teh serta kotak p3k dan tidak lupa ia membawakan soup semangkuk buatannya tdi pagi sebelum kejadian ini terjadi

Ia berjalan menuju ruang tengah disana bundanya menatap nya dan tersenyum

" akan cia obati luka bunda dan ini cia sudah buatkan teh hangat dan semangkuk soup entah mungkin agak sedikit terlalu manis cia belum mahir memasak seperti bunda" ia tersenyum lalu ia mengobati luka bunda nya

"Cia habis menangis ya kok matanya merah" tanya alexa ketika ia hendak mengompres luka alexa

Alecia menggeleng lalu melanjutkan setelah selesaia ia mengompres ia menyuruh bunda nya itu makan ia menyodorkan semangkuk soup

"Maaf jika agak sedikit manis bunda" ucap cia saat melihat alexa memasukan satu sendok kuah soup ke dalam mulutnya

"Tidak apa apa sayang ini enak kamu sudah bisa memasak ya sekarang putri bunda sudah besar" ucap alexa memuji putri nya lalu tersenyum manis sangat manis

A L E C I A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang