Belum sempat ayah nya menjawab lalu tiba tiba ada seorang wanita muda datang iya dia cantik bahkan sangat cantik
'Ternyata benar apa yg dibicarakan oleh bunda nya tersebut ayah nya memang seperti ini cuih aku tak sudi' batin cia masih sambil membersihkan guci guci milik bundanya
"Hallo sayang" ucap wanita itu tanpa memandang cia sedikit pun
"Eh hai" jawab luwis sambil bercipika cipiki
Cia muak dengan semua itu
"Ini ya yang namanya alecia dia cantik luwis hai cia perkenalkan nama tante indira kami boleh memanggil tante dira" ucap nya sambil memperkenal kan diri dan menjulurkan tangannya kepada cia tapi cia tidak membalasnya
"Saya tidak nau tau siapa anda lebih baik kalian berdua keluar dari rumah saya"jawab cia sambil menepis tangan dira
Luwis dan dira kaget dira yg ketakutan hanya menggenggam erat tangan luwis sedangkan luwis terkejut melihat cia marah seperti ini sebelumnya ia tak pernah seperti ini
"Cia ko gtu si ngomong nya ini bakal jadi mama baru buat kamu"ucap luwis
"Apa bunda saya hanya alexa felia saya tidak sudi mempunya ibu jalang seperti dia dan anda perempuan macam apa anda anda cantik kenapa harus ayah saya diluar sana masih banyak laki laki yg mau dengan anda anda perempuan seharusnya ada tau seperti apa rasanya di khianati . Jika anda tak ingin dibilang jalang lebih baik anda jangan pernah merusak rumah tangga orang" sekarang ini emosi cia sudah memuncak ia hanya ingin rumah nya ini tidak ternodai oleh jalang sialan itu
"Cia siapa yg mengajari kamu berbicara seperti itu" teriak luwis
"Apa anda mau membela dia silahkan bela dia sepuas anda toh anda tak punya otak untuk berfikir ayah mana yg rela membentak anak nya sendiri demi sebuah jalang murahan seperti dia" tunjuk cia ke dira
Lalu luwis diam seribu bahasa ia sedang mencerna kata kata putri bya tersebut dan dira yg merasa terhina di depan cia hanya bisa menangis
"Sekarang lebih baik kalian berdua keluar dari sini CEPAT!!!!" Lalu luwis dan dira pergi dari rumah itu
Cia hanya bisa terduduk lemas apakah kata kata yg barusan ia lontarkan akan menyakiti hati ayah nya apakah ia salah bertindak seperti itu apakah ia salah berteriak di depan ayah nya apakah ia menjadi anak durhaka oh tuhan maafkan cia
Aaaarrrggghhhh tidak perduli yg ia fikirkan ialah bunda nya ah iya sudah jam setengah 4 aku harus cepat
16.45
Ia sudah siap ia sudah membawakan bekal untuk bundanya lalu ia melajukan mobil nya menuju kantor bundannya
Sesampainya ia disitu ia turun dri mobil nya kaos oblong hitam celana kulot selutut berwarna hitam sepatu putih serta tas dan jam berwarna biru dongker terasa pas untuk cia rambut yg dikuncir kuda sehingga tindik di telinga nya terlihat kemana mana
"Eh neng cia mau cari bunda ya neng" tanya satpam yg sudah akrab itu kepada cia
"Bunda ada di dalem kan pak"
Satpam itu mengangguk lalu mempersilahkan masuk
Sesampainya ia diruangan bunda nya
"Bunda"
"Cia"
Lalu cia tersenyum di depan bunda nya lah cia tersenyum semanis mungkin agar bunda nya tau kalau cia benar benar bahagia
"Bun cia bawa makanan nih bunda makan dulu ya" ucap cia sambik menaruh rantang nya di meja kerja sang bunda
"Kamu hari ini masak apa" tanya bunda sambil mengelus rambut cia
"Ayam goreng sama balado kentang sama sayur bayam doang bun . Hehe" jawab cia
"Yaudh taruh dulu bunda mau nyelesain ini dulu oh "
"Bunda masih lama kan bun pulang nya cia mau ada urusan sebentar"
"Iya nak nanti jam 6 bunda baru pulang"
"Yaudah bunda cia mau pergi sebentar nanti jam 6 cia udh ada disini lagi" pamit cia sambil mngl

KAMU SEDANG MEMBACA
A L E C I A
Teen Fiction****** Dug dug dug 'Jeritan kesakitan itu lagi lagi terdengar melengking merusak gendang telinga ku ya tuhan kapan penyiksaan ini berhenti kapan ' batin cia sambil menangis Bahkan sudah tidak asing suara itu di telinga cia hampir setiap hari suara...