***
Hyo Rae sedang sarapan bersama Chanyeol, lebih tepatnya mereka saling suap-suapan nasi goreng yang telah di masak Hyo Rae.
"Buka mulutmu..." ucap Chanyeol sambil menyodorkan sendok berisi nasi goreng pada Hyo Rae.
"Mmm..." Hyo Rae memakan nasi yang di suapkan oleh Chanyeol dengan pipi bersemu. Dia senang sekaligus malu dengan sikap Chanyeol yang menurutnya romantis.
"Sekarang gantian!" kata Hyo Rae yang menyunyah nasi goreng sembari menyodorkan sendok pada mulut Chanyeol.
"Aku tak mau makan ini, aku mau makan nasimu!" ucap Chanyeol sambil menatap nasi di sendok yang disodorkan Hyo Rae.
"Maksudmu?" tanya Hyo Rae polos.
"Aku mau makan nasi yang mulutmu, sayang.." kata Chanyeol, dengan cepat Hyo Rae menelan nasi yang ada dimulutnya.
"Sudah habis..." ucap Hyo Rae sambil membuka mulut dan menjulurkan lidahnya.
"Kalau begitu kau harus makan lagi..." sahut Chanyeol sambil memasukan sendok yang dipegang Hyo Rae ke dalam mulutnya.
"Chanyeol.." kata Hyo Rae dengan mulut penuh nasi goreng Chanyeol hanya menahan tawanya lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hyo Rae dan menempelkan bibirnya pada bibir milik istrinya merasakan nasi goreng yang terasa berbeda dari biasanya.
****
Sehun
Aku menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan untuk mengisi perutku yang keroncongan ini. Langkahku terhenti saat melihat kakakku dan kakak iparku sedang berciuman, sungguh mereka membuatku iri saja. Sialan, bukan?
"Ekhem.." aku berdehem dengan keras yang untungnya berhasil membuat bibir mereka saling berjauhan.
"Ah, rupanya kau sehun.." kata Chanyeol sambil menahan rasa malunya. Sedangkan Hyo Rae, kakak iparku itu hanya tersenyum dengan pipi yang merona. Sungguh untuk saat ini aku ingin tertawa saat melihat ekspresi mereka yang seperti anak kecil yang ketahuan berbuat salah.
"Ah, Sehun ayo kita sarapan!" ucap Hyo Rae yang mencoba mengalihkan suasana canggung ini. Aku hanya mengganguk lalu duduk di bangku yang bersebrangan dengan mereka.
"Sayang... Kau jaga harus menjaga Sehun dengan baik nanti, " kata Chanyeol sambil memakan nasi goreng di piringnya sendiri.
"Maksudmu apa?" tanya Hyo Rae.
"Dia akan kuliah di kampus yang sama denganmu jadi awasi dia, jika dia berbuat macam-macam tarik saja telinganya supaya menjadi seperti telingaku Haha.."
"Ya, kak! Aku bukan anak kecil lagi!" ujarku kesal lalu memakan nasi goreng dengan rakus.
"Iya.. Iya kau sudah besar Sehun, bahkan mainanmu bukan lagi mobil-mobilan tapi wanita haha.." canda Chanyeol lagi, aku menatap kakakku itu dengan kesal dan kadang-kadang melirik kakak ipar yang sedang menikmati makanannya dengan asyik.
"Jadi, kau sudah mendaftar Sehun?" tanya Hyo Rae yang mendapat anggukan dari Chanyeol.
"Sebelum dia sampai disini!"
"Kalau begitu, ayo Sehun, kita harus berangkat!" kata Hyo Rae yang telah menghabiskan makanannya lalu mendorong bangku ke belakang dan berdiri.
"Ya! Kenapa kau buru-buru Sayang.. Aku saja yang bekerja bisa sesantai ini!"
"Ini udah siang...." ucap Hyo Rae lalu mengecup kening Chanyeol.
"Kami berangkat dulu," sambungnya sambil menarik tanganku.
"Kakak ipar.. Kenapa Ter?" tanyaku, saat kami sampai di kampus dan kakak iparku itu tampak buru-buru seperti menghindar dari seseorang. Karena dia sering mengawasi orang-orang sekitar.
"Diamm.. Ikuti saja!" perintah Hyo Rae, aku hanya menuruti perintah kakak ipar sambil memandangi tanganku yang ditariknya.
Hyo Rae
Aku harus buru-buru menghindar supaya tidak bertemu dengan lelaki bernama Kai itu.
"Hyo Rae!" teriak seorang lelaki, aku hanya menghelang napas sambil mempercepat langkahku. Aku ingin menghindarinya kenapa Dewi Fortuna tidak berpihak kepadaku.
"Kakak ipar.. Ada yang memanggilmu!" ucap Sehun. Aku mengabaikan ucapan Sehun dan terus melangkah sambil membawanya.
"Hyo Rae, kenapa kau menghindar dariku?" Lelaki bernama Kai itu berhasil menahan tangan kiriku. Aku menghelang napas lalu lepaskan tanganku yang sedari tadi menarik Sehun dan terpaksa menghadapi Kai.
"Bisakah kau berhenti menggangguku Kai, aku lelah!" ucapku, dia menatapku sedih. Ah, dia membuatku terlihat jahat.
"Apa kau membenciku Hyo Rae?" tanya Kai pada akhirnya.
"Aku tidak membencimu Kai, tapi aku tak ingin membuatmu semakin terluka karena aku."
"Tapi sikapmu itu yang membuatku semakin terluka Hyo Rae dan apa lelaki ini suamimu?" tanya Kai sambil melirik Sehun yang terlihat bingung dengan interaksi kami berdua. Ah, aku melupakan keberadaan.
"Bukan, dia adik iparku!" ucapku sambil merangkul lengan kekar Sehun, Sehun tampak terkejut tapi ia tetap membiarkanku.
"A..adik ipar?"
"Ya, dia adalah adik dari suamiku." Kataku lalu pergi meninggalkan kai yang masih diam. Sehun hanya membuntuttiku, ah sungguh tak tega membuat hati seorang Kai terluka. Bagaimanapun dia adalah lelaki yang sangat mencintaiku dan aku pun begitu dulu, tapi sekarang aku malah membuatnya terluka.
"Kakak ipar... Lelaki tadi siapa?" tanya Sehun, aku hanya terdiam tak mau menjawab pertanyaan Sehun. Mood ku buruk saat ini, tapi saat melihat sahabatku yang bernama Irene sedang melambaikan tangan padaku, aku langsung mengukir senyuman manis.
"Hyo Rae dia siapa?" tanya Irene saat tiba di dekatku dan melihat Sehun yang berada di belakangku. Aku membalikan badan dan mendapati Sehun tengah tersenyum manis kepada Irene. Ah, dasar playboy!
"Dia adik iparku namanya Sehun dan Sehun kenalkan ini sahabatku namanya Irene."
Sehun dan Irene bersalaman cukup lama dan aku mulai menyadari jika sahabatku Irene sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sehun. Ah, sungguh drama.
"Ekhem.." Aku berdehem keras agar menyadarkan Sehun dan Irene. Begitu mereka sadar situasi macam apa yang terjadi saat ini, ekspresi mereka sangat mengelikan.
"Kakak ipar, temanmu ini sungguh manis.." komentar Sehun yang membuat aku tertawa, sementara pipi Irene memerah karena pujian Sehun.
"Terimakasih Sehun, kau juga sangat tampan," kata Irene dengan malu.
"Haha.. Adik iparku memang pandai merayu."
~

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
FanfictionSeharusnya Sehun tidak menyukai Hyo Rae, istri dari Kakaknya. Namun, perasaan itu datang tanpa diundang. Dia ingin memiliki wanita kakaknya. Dapatkah Sehun merebut istri kakaknya ataukah ia harus merelakan rasa cinta nya itu?