***
Aku membuka mataku perlahan saat cahaya mentari menerobos melalui cela-cela kamarku. Sedikit waktu untuk menyesuaikan cahaya pada pandanganku yang masih buram agar kembali normal. Setelah semua jelas, aku menengok ke samping. Kosong. Dimana suamiku?
Apa mungkin dia sudah berangkat ke kantor? Entahlah. Ragu, aku melirik jam weker di nakas.
"ASTAGA KENAPA AKU BISA KESIANGAN!" teriakku, kemudian berlari dengan terburu-buru ke arah kamar mandi tak lupa dengan sebuah selimut yang masih melilit ditubuhku. Well, aku adalah pengantin baru.
Selesai mandi aku bersiap-siap ke kampus, tetapi setelah menuruni anak tangga aku melihat lelaki bertubuh tinggi sedang menikmati roti yang telah ia olesi dengan selai. Dia suamiku, Park Chanyeol.
"Kenapa kau tak membangunkanku!" ocehku, sambil berjalan mendekatinya. Sedikit kecewa karena di pagi pertama aku menjadi istrinya, aku tidak menyiapkan makanan untuk sang suami.
"Kau sangat kelelahan, jadi aku tak tega membangunkanmu" balasnya yang membuatku merona karena malu. Namun, aku berpura-pura bersikap biasa dan mengambil roti yang berada di tangannya.
"Ya! Hyo Rae, kenapa kau malah mengambil rotiku!" katanya dengan kesal, aku menghiraukan perkataannya dan melahap roti yang tinggal separuh karena dia telah memakannya tadi.
"Aku terburu-buru untuk berangkat kuliah sekarang!" ucapku sambil melangkahkan kakiku.
"Hei, Hyo Rae! Kau melupakan sesuatu, jika ingin pergi!" teriaknya, aku menghentikan langkahku dan kembali menghampirinya bingung.
"Apa?"
"Kiss.." ucapnya sambil menyengir. Aku terkekeh geli melihatnya yang terlihat manis itu, kemudian dengan cepat mengecup bibirku kilat.
"Aku pikir apa," balasku dengan pipi yang semerah tomat. Aku malu.
Dia, Park Chanyeol. Lelaki tinggi sekaligus tampan yang mampu membuat aku terpikat olehnya, meski dia sangat sibuk dengan pekerjaan di kantor. Beruntungnya, aku dapat menikah dengannya karena perjodohan.
"Lagi!"
Aku menatap Chanyeol malu sekaligus kesal. Aku sedang terburu-buru dan dia malah meminta dicium lagi. Untunglah dia adalah suamiku.
"Aku berangkat dulu pak presdir.." ucapku lalu memberi hormat, seperti seorang bawahan pada atasannya. Dan setelah itu langsung berlari, tanpa memperdulikannya lagi.
"KAU BELUM MENCIUMIKU, HYO RAE!" teriaknya yang mengena selama aku berangkat.
Maaf Chanyeol, tapi aku sedang terburu-buru.
***
Di salah satu universitas terkenal di Seoul, tampak seorang wanita tengah berjalan dengan tergesah-gesah. Dia hampir terlambat.
"Hyo Rae, ada hal yang ingin aku tanyakan?" kata seorang lelaki yang tiba-tiba menghadangnya.
"Maaf.. Kai, aku tak bisa mengobrol denganmu sekarang. Aku sedang terburu-buru karena sebentar lagi pelajaran Mr. Daniel," balas wanita bernama Hyo Rae itu, Kai menahan lengan wanita itu lalu mengerutkan keningnya.
"Bukannya pelajaran Mr. Daniel kurang 30 menit lagi?" tanya Kai bingung, Hyo Rae hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menahan rasa malunya. Sial, dia salah.
"Maaf.. Aku lupa hehe.. Jadi apa yang akan kau tanyakan padaku?"
"Mmm, apa benar kau sudah menikah dengan lelaki itu?" Hyo Rae hanya terdiam lalu menatap kai dengan tatapan iba.
"Ya, dan kami sudah menikah kemarin."
"Kau bercanda? Kau bahkan tahu jika aku masih mencintaimu, tapi kenapa kau menikah dengan lelaki itu?" tanya Ke emosi.
"Akuku tahu itu Kai. Meskipun aku dan Chanyeol menikah karena perjodohan, tapi aku dan chanyeol saling mencintai," balas Hyo Rae, Kai menghelang napas kasar lalu menatap wajah Hyo Rae seakan tak percaya atas ucapan wanita itu.
"Dan tolong berhenti mencintai aku karena aku sudah memiliki suami," sambung Hyo Rae lalu pergi meninggalkan Kai yang masih diam mematung. Rasanya hati Kai sakit saat dia disuruh melupakan Hyo Rae padahal Hyo Rae adalah wanita yang sangat dia cintai.
***
Aku tiduran di sofa sambil menyandarkan kepalaku pada paha chanyeol yang duduk sambil menonton acara televisi."Sayang.." ucap Chanyeol sambil membelai rambutku lembut.
"Hmm.."
"Apa besok kau ada jam kuliah?"
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa, tapi jika kau bisa apa kau mau menjemput adikku?" tanyanya, aku menatap wajah Chanyeol seakan meminta penjelasan.
"Ah, iya. Aku lupa kau belum mengenal adikku. Adikku itu tinggal di Amerika sehingga jarang ke sini."
"Memang dia mau apa ke sini?"
"Dia akan pindah dan kuliah di sini makanya aku suruh kau menjemputnya!"
"Jika dia disini, dia akan tinggal di rumah Keluargamu atau di apartemennya?" tanyaku sambil menegakkan tubuhku dan duduk di sampingnya.
"Dia akan tinggal rumah kita karena aku juga tak tega jika dia harus tinggal sendiri lagipula Ayah dan Ibuku sedang di Paris," balasnya, aku hanya mengerucutkan bibirku mendengar jawabannya.
"Memang dia seperti apa? Biar besok aku menjemputnya di bandara?" tanyaku. Chanyeol mengeluarkan ponselnya kemudian mencari foto tentang adiknya.
"Ini!" ucapnya sambil menyodorkan ponselnya. Aku menatap wajah lelaki yang ada di ponsel itu, tidak kalah tampan juga dari kakaknya.
"Dia adikku namanya Oh Sehun!" katanya, aku mengalihkan pandanganku dari ponselnya untuk menatap Chanyeol.
"Oh Sehun? Kenapa namanya bukan Park Sehun seperti kau?" tanyaku bingung.
"Sudah aku duga kau akan bertanya tentang itu. Dia memang adikku tapi dia diadopsi oleh Ibuku saat dia masih kecil karena aku tak punya adik, tapi meskipun begitu, aku tak tahu kenapa Ayah dan Ibu tidak mau mengubah marganya."
Aku hanya mengangguk lalu kembali menatap wajah lelaki di ponsel milik chanyeol.
"Dia tampan oppa!" Komenku yang ingin tahu reaksi Chanyeol. Siapa tahu dia akan cemburu kan?
"Tentu saja dia kan adikku! Tapi kau harus berhati-hati karena adikku ini seorang playboy hahaha.." ucap chanyeol sambil tertawa. Well, ini diluar ekspektasi. Chanyeol tidak cemburu melainkan malah memuji Sehun.
~
^
~
^TBC^
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
FanfictionSeharusnya Sehun tidak menyukai Hyo Rae, istri dari Kakaknya. Namun, perasaan itu datang tanpa diundang. Dia ingin memiliki wanita kakaknya. Dapatkah Sehun merebut istri kakaknya ataukah ia harus merelakan rasa cinta nya itu?