Chapter 7

24 2 0
                                    

Motor milik Sehun akhirnya berhenti di depan gerbang rumah mewah berwarna putih itu. Rumah Irene.

"Noona.. Kita sudah sampai," ucap Sehun, sedangkan Hyo Rae tengah mengatur perasaannya yang masih ketakukan akibat Sehun yang memboncengnya dengan kecepatan diatas rata-rata tadi, sampai-sampai dia merasa jantungnya akan copot.

"Apa aku masih hidup?" tanya Hyo Rae dengan polosnya, Sehun hanya terkekeh geli dibalik helmnya.

"Bukankah kau memang masih hidup Noona," balas Sehun sambil melepas helmnya lalu mengibaskan poninya.

"Kau gila Sehun!" ucap Hyo Rae sambil melepaskan tangannya yang sedari tadi melingkar di perut Sehun, tapi dengan cepat Sehun malah menahan tangan Hyo Rae sehingga membuat wanita itu mengerutkan keningnya.

"Noona.. Jangan pergi!" ucap Sehun seperti anak Tk yang tak mau orang tuanya pergi.

"Ckck.. Kau berlebihan Sehun, Kalau kau mau masuk juga tak apa?" sahut Hyo Rae sambil melepas pegangan Sehun dan turun dari motor ninjanya. Namun, tanpa di sangka sosok wanita berambut pirang muncul dari balik gerbang rumah itu.

"Eh, kau sudah datang Hyo Rae?" ucap Irene sambil berjalan menghampiri Hyo Rae dan Sehun dengan senyum yang tak henti-hentinya mengembang. Ia senang melihat Sehun.

"Iya, dan sepertinya Sehun ingin ikut mengerjakan tugas bersama kita!" ucap Hyo Rae asal. Sedangkan Irene tak henti-hentinya tersenyum sambil terus menatap Sehun.

'Kenapa dia terus menatapku?' batin Sehun saat menyadari Irene menatap dirinya bukan hyo rae. Rasanya dia risih ditatap begitu terus.

"Benarkah begitu Sehun?" tanya Irene dengan nada lembu.

'Tsk, Aku muak dengan wanita ini,' batin Sehun.

"Tidak, aku masih ada urusan lain," ucap Sehun sambil tersenyum menatap Hyo Rae dan kembali memakai helmnya, mengabaikan Irene yang masih tersenyum menatapnya.

"Tadi kau bilang ingin ikut!" ucap Hyo Rae bingung. Sehun hanya mengabaikan ucapan Hyo Rae dan menyalakan mesinnya lalu melajukan motornya dengan kencang, meninggalkan Hyo Rae dan Irene.

Jujur saja Sehun masih ingin bersama Hyo Rae tadi, tapi kehadiran Irene lah yang membuatnya tak nyaman. Alasannya karena Hyo Rae selalu mengatakan hal-hal yang baik di depannya sedangkan hatinya hanya ada satu wanita yaitu dia, Hyo Rae.

"Dasar anak itu!" gumam Hyo Rae kesal sambil memandang kepergian Sehun.

"Kenapa dia mengabaikanku?" tanya Irene sambil terus menatap kepergian Sehun. Hyo Rae hanya menatap iba pada sahabatnya itu lalu menepuk pelan bahu irene. Dia tak menyangka adik iparnya bisa bersikap dingin pada Irene sedangkan padanya Sehun sangat peduli.

****

Setelah beberapa jam Hyo Rae berada di rumah Irene, kini dia tengah memasuki rumahnya sendiri dengan wajah kesal.

"Sehun!" teriak Hyo Rae sambil mencari setiap sudut ruangan guna mencari adik iparnya itu.

Hyo Rae

"Ada apa Noona?" tanya Sehun yang tengah menonton tv, tapi malah sibuk memainkan ponsel.

"Kenapa tadi kau tak ikut bersamaku, HAH! Kau tahu tadi Irene tampak sedih karena kau!" ucapku kemudian duduk di sofa samping Sehun.

"Bukankah aku sudah mengatakan jika aku ada urusan."

"Kau!! Jika kau memang ada urusan setidaknya kau tak mengabaikan Irene!"

"Aku tak menyukai dia, jadi kenapa aku harus memperdulikannya?" balasnya.

'dasar, sok jual mahal' batinku.

"Kenapa? bukankah Irene baik, cantik, pintar dan dia juga manis?" ucapku.

"Jujur aku bosan mendengar ocehanmu tentang wanita itu, jadi bisakah kau berhenti membicarakannya!"

"Kenapa? Lagipula aku yakin jika kau bersama Irene sikap playboymu akan hilang," kataku, Sehun menatapku tajam.

"Berhentilah mengatakan hal tentang dia, atau akan ku buat kau berhenti bicara!" ucapnya, aku hanya mengerutkan kening karena bingung maksudnya.

"Sehun, kau bicara apa? Bukankah Irene adalah orang yang mencintaimu dengan tulus," ucapku, Sehun menatapku kembali.

"Noona.. Kau memang tak bisa berhenti membicarakannya ya?" sahutnya, lalu mendekatkan wajahnya kewajahku.

"Ya.. Apa yang kau lakukan Sehun?" tanyaku ketakutan sambil mejauhkan kepalaku ke belakang.

"Hanya ingin membuatmu diam Nua" kata sehun sambil menarik daguku.

Cup

Mataku membulat saat aku rasa sebuah benda kenyal menempel di bibirku. Aku berusaha melepaskannya tapi Sial.. Tangan sehun menahan kepalaku dan itu membuat aku sulit melepaskannya. Bahkan kini aku rasa bukan hanya kecupan saja tapi aku rasa sehun mulai melumatnya dengan lembut. Aku hanya terdiam tak membalas ciumannya. Sungguh anak ini berani-beraninya menciumku padahal aku kakak iparnya. Aku memukul dada bidang Sehun saat aku rasa ciuman Sehun semakin panas bahkan dia berani-beraninya mengigit bibir bawahku meski hanya sekali. Sialan!

"Ya.. Sehun apa yang kau lakukan!!" bentakku setelah mendorong tubuhnya. Sehun membuka matanya saat aku mendorong tubuhnya dan menatapku yang sibuk menghirup udara segar.

"Bukankah sudah aku katakan aku ingin membuatmu berhenti mengatakan hal tentang irene di depanku Noona!" ucapnya dengan polos, Cihh Anak ini.

"KAU TAHU KAU ITU SANGAT TIDAK SOPAN PADA KAKAK IPARMU SENDIRI!!" bentakku kesal sambil berjalan meninggalkan dia.

"Ma-maaf.. tapi aku mencintaimu, Noona," gumam Sehun pelan sambil memandangi punggungku yang sedang menaiki anak tangga.
~
¤
~TBC~

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang