Chapter 5

30 4 0
                                    

****

Hyo Rae

Aku dan Sehun hanya mengantar kepergian Chanyeol sampai di depan rumah karena memang kakiku yang masih sakit.

"Sayang.. Aku berangkat dulu, ya!" ucap Chanyeol sambil mencium keningku.

"Ya, tapi kau harus berhati-hati dijalan dan cepat pulang karena aku pasti akan merindukanmu!"

Chanyeol tersenyum lebar kemudian mengacak-acak rambutku sambil berkata, "Tentu, aku harus cepat-cepat pulang karena aku pasti sangat-sangat merindukanmu!"

"Aku pergi dulu! Jaga kakak iparmu, Sehun! Aku percayakan dia padamu!" ucap Chanyeol lagi.

"Pasti, Kak!"

"Kalau begitu sampai jumpa!" Chanyeol memasuki mobilnya bersiap untuk pergi. Aku tetap menunggunya hilang dari penglihatanku.

"Romantis sekali tadi, kakak ipar... kalian seperti akan berpisah dalam waktu yang lama saja!" ucap Sehun yang berada di sampingku, aku hanya mengabaikan ucapannya dan masih terus fokus pada mobil Chanyeol yang mulai menjauh. Ah, aku pasti akan merindukannya.

"Kakak ipar.. Aku lapar.." rengek Sehun kali ini yang seperti anak kecil. Ini memang masih pagi dan hari libur jadi wajar jika aku tak memasak hari ini.

"Aku malas Sehun, jika harus berjalan ke dapur," gumam ku enggan mengingat kakiku yang masih sakit, tapi tak ku sangka Sehun malah langsung berjongkok di depanku. Aku menatap heran pada sehun yang membelakangiku.

"Naiklah kakak ipar, aku akan menjadi kakimu!"

"Tidak perlu, Sehun!" tolakku halus.

"Tadi katanya malas ke dapur. Makanya naik saja dan aku akan mengantarmu ke manapun!"

"Tapi..."

"Aku tidak menerima penolakan, kakak ipar!" perintahnya tanpa bantah.

Akhirnya, mau tidak mau aku hanya menuruti perintahnya dan menaiki punggung sehun.

"Apa aku berat Sehun?" tanyaku sambil melingkarkan tanganku di lehernya.

"Lumayan.. tapi aku heran bagaimana mungkin tubuh sekecil kakak ipar bisa seberat ini?"

Aku mengerucutkan bibirku mendengar jawabannya. Apa dia tak tahu aku sangat sensitif jika berbicara soal berat badan.

"Kalau begitu, turunkan aku saja!" ucapku kesal.

"Baiklah, yang terpenting kau harus tetap memasakan makanan yang enak untukku nanti ya, kakak ipar!" balas sehun sambil menurunkan aku dari punggungnya, aku baru menyadari jika jarak dapur hanya tinggal beberapa meter saja tapi Sehun sudah menurunkanku, sungguh menyebalkan.

"Masakanmu memang yang paling enak Kakak ipar..." ucap Sehun sambil memakan makanan dengan lahap.

Aku hanya terkekeh geli saat melihat mulut Sehun yang belepotan dengan nasi, dengan segera aku membersihkan mulut Sehun dengan ibu jariku sembari berkomentar, "Dasar anak kecil!"

Sehun menghentikan kegiatan makannya dan menatapku intens.

"Kenapa?" tanyaku bingung sambil menjauhkan tanganku dari mulutnya.

"Kakak ipar..." panggil Sehun sambil terus menatapku.

"Hmm...."

"Aku iri pada kakakku."

"Kenapa iri?" Tanyaku bingung.

"Dia mempunyai istri yang cantik dan pintar memasak seperti kakak ipar."

Aku terkekeh geli mendengar jawabannya. "Memang apa istimewanya dari hal itu? Bukankah itu biasa saja?"

"Bagiku tidak."

"Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Karena kalian terlihat begitu romantis dan aku juga ingin seperti itu, memiliki istri seperti kakak ipar pasti sangat bahagia..." Aku mengerutkan keningku bingung dengan maksud ucapannya.

"Maksudmu, kau ingin cepat-cepat menikah?"

"Mungkin, tapi setelah aku menemukan wanita yang cantik dan pandai memasak seperti kakak ipar!"

"Haha.. Terimakasih untuk pujiannya Sehun.." ucapku sambil memandang wajah Sehun yang tersenyum padaku.

"Sama-sama Kakak ipar.. Mmm, boleh aku bertanya sesuatu kakak ipar?" Aku menatap bingung Sehun, tapi tetap mengangguk.

"Tanyakan saja!"

"Apa kau mencintai kakakku?" Aku mengernyitkan dahi saat mendengar pertanyaannya. Kenapa juga Sehun menanyakan itu?

"Tentu saja, aku sangat mencintai Kakakmu." Aku menjawabnya dengan mantap.

"Benarkah? Bagaimana kau tahu kau mencintai Kakakku?" Aku semakin heran pada sehun, tapi tetap menjawab pertanyaannya dengan sedikit bingung.

"Entahlah, aku tidak tahu pasti. Tapi
Namun, setiap aku berada di samping Kakakmu, aku selalu bahagia. Kau akan tahu jika kau merasakannya?"

"Bukankah saat bersama sahabat atau keluarga kita juga akan bahagia?"

"Kau benar Sehun, tapi saat kau jatuh cinta pada seseorang kau akan selalu memikirkannya, merindukannya dan juga jantungmu ini akan berdetak lebih kencang dari biasanya karena orang yang kau cintai dan itu yang membedakan perasaan cintamu pada keluarga atau sahabat," kataku sambil menekan dada Sehun dengan jari telunjukku.

Sehun

Sialan. Ada apa denganku ini? Kenapa saat Hyo Rae bilang jantungku akan berdegup kencang hanya pada orang yang aku cintai kini terjadi? Aku merasakannya saat ini dan itu karena kakak iparku. Apa ini berarti aku mencintai Hyo Rae? Bagaimana mungkin aku bisa mencintai kakak iparku sendiri.

Aku akui, aku memang mengagumi kakak iparku dan ingin memiliki istri seperti dia. Namun, untuk mencintai dan merebut dia dari kakakku, bukankah itu tindakan gila?

Aku mengenggam tangan kakak ipar yang masih berada di dadaku. Kemudian menampilkan raut wajah bodohku.

"Lalu, jika aku telah merasakannya apa yang harus aku lakukan?" tanyaku pura-pura tidak tahu sambil memandang tangan yang aku gengam.

"Kau harus mengatakannya!" jawabnya mantap dan antusias.

"Tetapi dia sudah punya lelaki lain." Aku menundukan kepalaku, dan aku merasakan tangan kakak iparku mengusap rambutku lembut.

"Mungkin kau harus berusaha Sehun. Kau tahu, Chanyeol dulu juga terus berusaha membuatku jatuh cinta padanya, padahal dulu aku sudah mempunyai kekasih. Ya, walaupun awalnya kami memang dijodohkan, tapi usahanya itu yang berhasil membuatku mencintai kakakmu." Kata Hyo Rae, aku menatap wajah kakak iparku dan tersenyum seakan ada sebuah harapan jika aku bisa memilikinya.

"Boleh aku tahu siapa dia? Apakah Irene atau wanita lain?" tanyanya penasaran. Aku mengelengkan kepala dan tersenyum.

"Kau akan tahu nanti kakak ipar!" jawabku sambil menyeringai. Well, wanita itu adalah kau, kakak ipar.

Ah, ini sungguh gila! Apa aku mampu merebutnya dari kakakku sendiri? Atau semua ini hanya perasaan iri pada kakakku saja? Hell, ini kedua kalinya aku menginginkan seseorang untuk aku miliki dan ini juga kedua kalinya aku jatuh cinta. Sialan.

*****

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang