Part 14"EMAS ITU ADA DALAM DIAM"

115 19 0
                                    

please vote and comment!!

thnks...


"aku akan selalu mencintaimu meski Tuhan pisahkan kita"


Soo-ya mengatur nafasnya yang hampir habis karena berlari. Merapihkan bajunya dan mulai melangkah menuju kafe yang ada di hadapannya. Terlihat seorang lelaki tengah duduk di kursi dekat jendela tersenyum. Lalu dia melambai melihat soo-ya ikut melambai.

"maaf aku telat kai" ujar soo-ya merasa bersalah

Kai menggeleng "gak papa soo-ya, aku yang terlalu pagi datang kesini"

Soo-ya mendecik "kamu mengejekku kan?"

Kai menggeleng lagi. "aku hanya ingin lama duduk disini sebelum kamu datang soo-ya"

"hanya itu?" goda soo-ya

"dan tentunya untuk mengumpulkan mentalku"

Soo-ya tertawa. "mental kamu terlalu kuat kai, kamu ingat saat kamu mengetuk jendela kamarku di tengah hujan lebat malam itu." Soo-ya mengingat.

Kai hanya tertawa membalas dan mengangguk sesekali.

"lalu, apa yang ingin kamu katakan kai? jari manisku sudah tak sabar katanya.." tertawa

"jari manis?" heran kai.

"lupakan kai!" seru soo-ya menahan tawa

Kai terlihat sangat gugup, sedangkan soo-ya yang ceria seperti biasa sangat manis dengan senyum dan beberapa candaan siang itu.

"apa kamu akan sedih jika tau aku tengah sakit soo-ya? Apa aku rela melihatmu yang selalu ceria setiap hari dengan tiba-tiba kamu iba padaku dan mengasihaniku karena aku akan membebanimu?"

Kai terus saja bergulat dengan hatinya yang ingin sekali ada sesuatu dalam dirinya untuk lantang mengatakan pada soo-ya kalau dia sebenarnya tengah sekarat sekarang.

***

Drrttt....

Ponsel soo-ya bergetar pelan tanda ada sebuah pesan. Dan itu membuat soo-ya mengerutkan dahinya karena pesan itu dari lelaki yang kini berada dihadapannya.

Kai : soo-ya kamu cantik sekali

Pesan kai cukup membuat soo-ya tersenyum lalu menatap kai setelah membalas pesannya

Soo : benarkah? Padahal aku pikir kamu tidak akan mengatakan itu kai

Kai : apa kamu ingin aku mengatakannya tiap hari?

Soo : apa itu tidak merepotkan?

Kai : tidak sama sekali, tapi aku ingin mengatakan sesuatu soal hal lain padamu soo-ya

Soo-ya menaruh ponselnya setelah membaca pesan kai

"apa mulutmu terkunci kai, kenapa saling pandang seperti ini malah bicara di chat sih"

"kenapa kamu membalasnya kalau kamu tidak suka"

Soo-ya mendecik. "Gak mau kalah ya"

"Katanya kamu mau bicara sesuatu kai, apa itu?"

"sejak aku suka sama kamu dan memberanikan diri menerobos hujan malam itu hanya untuk menyatakan perasanku padamu, ada satu hal yang aku gak jujur sama kamu soo-ya" kai tampak ragu dan menelan ludah susah payah

"soal apa?" soo-ya penasaran

"sebenarnya aku— ingin jujur soal—"

"woah—akhirnya makanannya datang, kita makan dulu saja kai. aku lapar sekali" tersenyum

LA BELLEZA DE LA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang