♥️TAKEN 14♥️

18 4 0
                                    

Malam ini malam kamis dimana ada sebuah bazzar dinamakan bazzar Tomang yang sangat ramai, letaknya dibelakang ruko-ruko bercat putih yang dihiasai lampu berwarna kuning disetiap samping ruko.
Orang-orang banyak yang bermain kesini entah untuk berbelanja ataupun menaiki wahana-wahana seperti burung sangkar, kora-kora, rumah hantu, dan lainnya.

Sama halnya dengan Tara yang kini sedang antri menaiki wahana kora-kora atau perahu besar yang diayun bersama sang pujaan hati yaitu siapa lagi kalau bukan Kenta tak lupa juga ada Adrian yang sedang bergandeng tangan dengan Wulan ditengah-tengah ramainya pengunjung yang sedang mengantri wahana rumah hantu.

Tara dan Kenta menaiki bangku nomor dua dari urutan atas yang dimana jantung mereka akan sangat terasa turun naik dan nafas yang tersenggal-senggal, Tara takut ketinggian, makanya dia dari tadi terus-terusan memegang lengan Kenta sangat sangat sangat erat. Kenta yang mencoba me-
nenangkannya pun hanya percuma karena Tara yang terus-terusan menjerit padahal permainannya belum dimulai.

Huffft, untung cewek gua. Batin Kenta.

Perlahan kora-kora pun diayunkan dengan pelan hingga lama-kelamaan menjadi sangat kencang membuat seluruh yang menaikinya menjerit-jerit ketakutan lantaran jantung mereka turun naik turun naik dan lihat saja yang dilakukan Tara pada Kenta, mencakar lengan Kenta yang dibalut hoodie hitam, meskipun begitu tetapi Kenta tetap saja merasakan sakit dan menahannya sampai kora-kora berhenti.

"Pengen lagi deh." Ucapnya saat sudah turun dari kora-kora lalu mengelap air matanya karena sempat nangis ketakutan walaupun sudah ia salurkan pada Kenta tadi dengan mencakarnya. Kenta yang mendengar pun hanya memutar bola matanya malas, "Nanti teriak lagi." Ucapnya sinis.

"Tapi pas udahan mah seru tau, Ken."

"Iya seru, serunya nyakar lengan gua."

Tara melongo, setakut itukah ia tadi, "Hah? Yang bener? Mana coba liat sini? Sakit gak? Bedarah gak?" Ia meraba-raba tangan Kenta dan membolak-balikan tubuhnya lantaran sangat khawatir.

Kenta menghentikan aktivitas kekasihnya itu, "Gak, gak berdarah, perih aja."

"Aduh maaf ya, Kenta. Tadi Tara ketakutan banget soalnya."

"Hmmm."

"Yaudah bener nih gapapa?" Tanyanya memastikan, Kenta mengangguk.

"Yaudah, sekarang naik burung sangkar yuk." Tara langsung menggandeng tangan Kenta menuju permainan yang kedua.

Kenta melongo.

Kan sama-sama tinggi, Sayang. Ntar yang ada gua muka gua abis. Batinnya.

Sesampainya di wahana burung sangkar ternyata juga ada Adrian bersama Wulan yang sudah duduk duluan di kandang burung, begitu pun selanjutnya Tara dan Kenta. Tak lupa Tara mengabadikannya lewat kamera ponsel yang sudah ada digenggamannya saat ini.

"Kenta senyum dong!"

"Ish, Kenta buruan!" Kenta langsung buru-buru mendekat ke Tara yang mau mengambil gambar, tetapi Kenta hanya bergaya flat face seperti biasa namun tetap tampan.

"Bikin video ah."

"Jangan macem-macem, nanti takut ketinggian hapenya malah jatoh." Ujar Kenta memperingati.

Tara diam sejenak, "Oke." Lalu ia masukkan ponselnya ke dalam tas kecil yang dipakainya.

Burung sangkar pun mulai diputar, terlihat Adrian dan Wulan sedang melabaikan tangan 'dadah-dadah' dan Tara juga melambaikan tangan sambil menyengir ceria tetapi tidak dengan cowok dingin didepannya.

"Itu cowok diem bae, belom ngopi apa!!" Ucap Adrian berteriak.

"Dia takut ketinggian, Kak." Sahut Tara dengan suara kencang tanpa rasa bersalah dan perkatannya membuat Kenta mengernyitkan keningnya.

TAKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang