"Jadi Don, mulai saat ini saatnya saya lepas dari cengkraman Antana. Saya tidak mau lagi dicap sebagai suami-suami takut istri. Sudah saatnya saya bertindak tegas kepada Antana!"
Saat ini Elber sedang mengutarakan niatnya dengan berapi-api di hadapan sang asisten ketika mereka menikmati makan siang mereka di ruangan Elber.
Dono yang sedang menyantap nasi bungkus padangnya dengan lauk komplit, maksudnya ada rendang, ayam, tak lupa telur dadar padang, hanya melirik sekilas ke arah bos nya tersebut. Entah sudah berapa ribu kalinya Dono mendengar rencana bos nya tersebut. Namun, tak ada satupun rencana itu yang berhasil. Semuanya gagal tak berbekas dilibas habis oleh sang maha ratu, Antana Widyawati.
"Kamu dengar kan Don, apa yang saya ucapkan?" Elber sedikit kesal karena tidak ada respon dari Dono. "Kali ini saya sungguh-sungguh, Don. Kamu tinggal tunggu saja tanggal mainnya Antana sudah jatuh di bawah kaki saya." Lanjut Elber dengan wajah sombong sambil menjentikkan jarinya. Ada keyakinan dalam setiap kata-katanya.
Kalau bukan karena lagi makan, Dono ingin menguap mendengar kata-kata Elber. Baginya ucapan yang keluar dari mulut Elber bagai dongeng tengah malam yang tidak akan terwujud sampai kapan pun. Kalau bukan karena Elber itu bos nya sudah dari tadi Dono ingin menghentikan bualan bos nya tersebut.
Bertindak tegas?
Hahaha.... yang benar saja? Yang ada belum lagi Elber bertindak tegas kepada sang maha ratu, sudah bisa dipastikan bagaimana mengenaskannya keadaan Elber nantinya.
Lupa mungkin bosnya tersebut dengan peristiwa yang sudah-sudah? Apa mungkin perlu diingatkan kembali si bos bagaimana kekalahan telak yang diterima oleh pria yang menjadi bos nya kini?
Tanpa memedulikan raut wajah asistennya yang meragu, Elber kembali melanjutkan rencananya. "Nah, sekarang untuk menjalankan rencana saya, saya butuh bantuan kamu." Ujarnya dengan raut wajah secerah mentari.
Nah, ini dia yang buat Dono gak suka dengan semua rencana Elber. Pasti ujung-ujungnya melibatkan dirinya. Lumayan kalau berhasil, kalau tidak?
Pasti ujung-ujungnya seperti selama ini. Dono pasti tak luput dari amukan sang maha ratu. Dan Dono tidak mau mengulangi hal itu.Karena hanya orang bodoh yang mau masuk ke perangkap untuk kedua kalinya! Karena rencana seperti ini bukan hanya sekali ini saja , melainkan sudah berkali-kali. Dan Dono sudah jera.
Sibuk mengutarakan rencananya untuk melawan Antana, tiba-tiba ponsel Elber berbunyi. Elber mengernyitkan keningnya begitu di layar ponselnya tertera panggilan dari nomor rumahnya.
Ada apa ya?
"Halo," jawab Elber cepat.
"Tuan nona jatuh dari tangga!" Beritahu salah seorang pelayan wanita yang bekerja di rumahnya dengan suara panik.
"Kok bisa?" Seru Elber tak kalah paniknya. Soalnya rencananya saja belum dijalankan, bagaimana bisa istrinya udah kena musibah duluan. Masa itu musibah gak bilang-bilang. Harusnya kan ngajak-ngajak Elber dong kalau mau ngerjain Antana. Gak asik tuh caranya si musibah!
"Kami tidak tahu tuan." Jawab pelayan tersebut takut-takut. "Tidak ada yang menyaksikan kejadiannya tuan."
Tidak puas mendengar jawaban dari pelayannya, tidak membuat Elber sontak memarahinya. "Ya sudah, kalau begitu cepat bawa ke rumah sakit. Kalau tidak parah sekali, cepat panggilkan dokter ke rumah." Perintah Elber tegas. Karena Elber tahu istrinya tersebut sangat membenci rumah sakit
"Baik tuan."
Begitu Elber mengakhiri pembicaraannya, Dono yang sedari tadi ikut mendengar, tak dapat menutupi rasa penasarannya lagi.
"Kenapa dengan ibu, bos?" Tanya Dono penasaran.
"Antana jatuh dari tangga. Saya segera pulang ya Don. Nanti kalau ada yang penting segera hubungi saya, ya."
"Baik bos." Patuh Dono.
Mendapat jawaban dari asistennya, Elber langsung bergegas meninggalkan ruangannya dengan langkah terburu-buru. Tak dapat dipungkiri ada kecemasan dalam hatinya mengkhawatirkan keadaan wanita yang suka menyiksa hidupnya tersebut.
Bahkan sepanjang perjalanan Elber tidak dapat duduk tenang. Elber penasaran dengan kondisi istrinya. Apa jangan-jangan nanti istrinya itu mendadak amnesia ya? Seperti di sinetron-sinetron. Tapi jangan ah. Ok, kalau Antana berubah menjadi baik kalau semakin menjadi-jadi, bisa mati berdiri Elber.
"Bagaimana istri saya?" Begitu memasuki rumah, Elber langsung menanyakan kondisi istrinya kepada salah seorang pelayan yang membukakan pintu untuknya. Elber berharap jangan sampai pemikirannya di mobil tadi betul-betul kejadian.
"Nyonya, sudah sadar tuan."
Mendengar ucapan pelayannya, tak ayal membuat Elber menghembuskan nafas lega. "Dimana istri saya sekarang?"
"Di kamar tuan."
Usai mendengar jawaban pelayan tersebut, Elber langsung pergi meninggalkannya untuk melihat kondisi Antana. Elber tak sabar untuk melihat keadaan istrinya tersebut.
Begitu pintu kamar dibuka, Elber melihat Antana sudah bisa duduk bersandar di tempat tidur mereka.
"Sugar apa yang terjadi denganmu?" Tanya Elber cemas. Berhubung ini hari selasa maka Elber memanggil Antana dengan panggilan sugar. Harap maklum, Elber dengan segala ke anehannya sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Walau apapun yang terjadi, Elber tak pernah salah dalam memanggil Antana menurut hari.
Melihat kedatangan Elber, yang terlihat mengkhawatirkan dirinya, tak lantas membuat Antana senang.
"Aku dengar kamu jatuh dari tangga. Kenapa bisa begitu sugar?" Elber mendekati Antana dengan tatapan yang tak lepas dari istrinya tersebut. Memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja.
Bukannya menjawab suaminya dengan baik. Antana malah menjawab Elber dengan ketus. "Aku tadi maskeran jadi tidak lihat waktu turun tangga. Lagian pasti tadi kamu berharap kan aku patah tulang, kan? Jujur kamu?" bukan Antana namanya kalau bisa lembut menjawab baik pertanyaan Elber.
"Kamu terlalu negatif terus pikirannya tentang diriku. Aku memang betul-betul mencemaskanmu. Biar bagaimanapun jahatnya dirimu, tetapi aku tetap sayang sama kamu sugar" ucap Elber merengut, karena tidak terima dengan tuduhan Antana tersebut. "Kamu saja yang selalu membalas kebaikanku dengan kejahatan. Kurang baik apa aku coba sebagai suami sugar. Udah tampan, kaya, baik hati lagi. Kurang apa lagi aku coba?"
Huek... Antana mau muntah dengar kata-kata Elber. Ini suami kalau gak bohong kayanya gak tenang rohnya. Jelas-jelas Antana tahu apa saja rencana Elber untuk mengalahkan dirinya. Tapi bagi Antana itu adalah masalah kecil.
Jangan panggil dirinya Antana kalau tidak bisa membuat Elber tidak berkutik.
Antana Susilawaty gitu loh....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Christian Grey
RomanceElber adalah pria-pria masa kini. Tampan, mapan, smart dan juga seorang CEO perusahaan ternama. Kalau kata para penggemarnya sih Elber itu mirip mirip sama Christian Grey gitu, hehehe... Karena itu sudah seharusnya Christian kw tersebut mendapatkan...